Opini Publik Mengenai Peran Media Cetak Lokal Dalam Pembangunan Bidang Pertanian Hortikultura
Salah satu masalah yang banyak dibicarakan dan masih aktual serta menarik perhatian di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara adalah masalah pembangunan. Dan sudah barang tentu untuk mensukseskan pembangunan ini diperlukan peranan pers atau peranan media massa dalam menyampaikannya ditengah – tengah masyarakat. Dengan kata lain, seharusnyalah media yang tangkas dan wartawan yang profesional sudah pasti sangat diperlukan karena memainkan fungsi, peran dan kewajiban yang amat menentukan, sehingga pelaksanaan pembangunan itu dapat berjalan dengan baik, layak dan mempunyai wibawa. Hal ini perlu diperhatikan dengan baik agar pembangunan ini tidak berjalan dengan semaunya saja ataupun sampai kebablasan. Kalau hal ini sampai terjadi, sudah tentu pembangunan ini akan menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat.
Kemudian perlu diingat bahwa media yang sehat tentu saja menjadi mutlak kehadirannya untuk mendorong agar pelaksanaan pembangunan itu juga menjadi sehat, kuat dan bermartabat. Jadi keduanya, media dan pembangunan tidak dapat dipisahkan dari perkembangannya. Oleh karena itu kebebasan pers yang sehat ( healthy press freedom ) menjadi prasyarat yang mutlak menuju pembangunan yang sehat pula. Sebaliknya pembangunan yang sehat sudah jelas sangat membutuhkan kebebasan pers yang sehat pula.
Pelaksanaan pembangunan daerah yang demokratis digerakkan oleh tiga pilar utam yang saling berkaitan. Ketiga pilar utama dalam gerakan pelaksanaan pembangunan itu adalah sebagai berikut : pertama, institusi pemerintah daerah. Pilar utama yang pertama ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sudah tentu semua kebijakan yang menyangkut pelaksanaan pembangunan daerah berada di institusi pemerintah daerah terutama Bupati dan Walikota. Kedua, institusi pers. Pilar utama yang kedua ini juga mempunyai peranan yang sangat menentukan didalam pembangunan daerah. Melalui media massa yang ada, instutusi pers seperti suratkabar dan televisi turut menentukan berhasil tidaknya pembangunan daerah tersebut.
Ketiga, masyarakat. Pilar utama yang ketiga ini ikut pula menentukan keberhasilan pembangunan. Tanpa keikutsertaan masyarakat, pers tidak akan berkembang, lalu pemerintah daerah akan sulit menentukan arah dan kebijaksanaan pembangunan. Akibatnya pembangunan daerah pun akan mandeg.
Salah satu kabupaten yang sangat intens memperhatikan keberlangsungan pembangunan di Sumut adalah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo adalah kabupaten yang sangat didominasi oleh sektor pertanian yaitu sub sektor pertanian tanaman pangan dan palawija, sub sektor hortikultura, perkebunan, peternakan dan sebagian kecil perikanan darat ( air tawar ). Jumlah rumahtangga yang berusaha disektor ini berkisar antar 70 persen sampai dengan 74 persen ( BPS, 2006, 10 ). Kontribusi pertanian yang diberikan Kabupaten Karo pada Propinsi Sumatera Utara persentasenya cukup besar. Dengan melihat hal tersebut, sudah sepantasnya Kabupaten Karo memiliki corong yang kuat untuk mensosialisasikan kepada masyarakat melalui media massa, potensi wisata dan pertanian yang lebih luas dalam merencanakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki dan untuk memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah pada perkembangan pembangunan kerakyatan.
Pemerintah Kabupaten Karo menetapkan salah satu misi pembangunannya yang berbunyi ” Mengembangkan secara optimal pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan berbasis agrobisnis yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan dan rehabilitasi lahan yang kritis ( BPS, 2006, 10 ). Misi ini tidak akan terwujud secara efektif tanpa fungsi dan peranan pers, khususnya yang tersebar pada masyarakat Kabupaten Karo. Adapun jenis media cetak lokal yang turut mewarnai dan memberikan informasi bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Karo antara lain ; Majalah Sibayak Pos terbitan Brastagi, Tabloid Karo Membangun, Dinas Infokom, Info Karo, Humas Pemkab Karo, Sora Mido, dan Sirulo ( sumber : Dinas Infokom Karo ). Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas dan mengingat bahwa salah satu fungsi pers yaitu sebagai fungsi kontrol,sehingga opini publik menjadi sangat penting bagi pemerintah didalam melakukan perencanaan pembangunan,maka penulis tertarik dan merasa penting untuk melakukan penelitian bagaimana opini publik mengenai peran media cetak lokal dalam pembangunan bidang pertanian hortikultura ini.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pemanfaatan media cetak lokal sebagai sumber informasi pembangunan bidang pertanian hortikultura ?
2. Bagaimanakah opini publik mengenai peran media massa cetak lokal sebagai sumber informasi pembangunan bidang pertanian hortikultura.
3. Apakah kendala yang dihadapi masyarakat tentang media massa cetak lokal dalam mensukseskan pembangunan bidang pertanian hortikultura.
Tujuan Penelitian
Sebagai tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pemanfaatan media cetak lokal sebagai sumber informasi pembangunan bidang pertanian hortikultura.
2. Untuk mengetahui bagaimana opini publik mengenai peran media massa cetak lokal sebagai sumber informasi pembangunan bidang pertanian hortikultura.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi masyarakat tentang media massa cetak lokal dalam mensukseskan pembangunan bidang pertanian hortikultura.
Manfaat Dan Sasaran penelitian
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan berupa data dan informasi bagi pemerintah, dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informatika RI untuk membuat kebijakan dalam bidang komunikasi massa mendatang.
2. Sebagai referensi bagi BBPPKI Medan dan instansi – instansi yang terkait untuk bahan kajian lanjutan.
Sasaran
Adapun sasaran dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara tidak langsung masyarakat ikut berperan serta dalam mensukseskan pembangunan bidang pertanian hortikultura, ikut memberhasilkan pembangunan daerah yang terrencana dan terarah.
2. Adanya kebebasan pers yang sehat menjadi prasyarat yang mutlak menuju pembangunan bidang pertanian yang sehat pula.
3. Terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang berjalan dengan baik, layak dan berwibawa.
Kerangka Teori
Kebutuhan melalui media massa dapat dipenuhi dengan membaca suratkabar. Tabloid dan majalah lokal. Dalam penelitian ini,model Teori Normatif,yaitu Teori Media Pembangunan diadaptasi untuk meneliti bagaimana Opini Publik Mengenai Peran Media Lokal Dalam Pembangunan Bidang Pertanian Hortikultura.
Teori Normatif (cabang filsafat sosial) yang lebih berkenan dengan masalah bagaimana seharusnya media berperan bilamana serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut.Jenis teori ini penting karena ia memang berperan dalam membentuk institusi media dan berpengaruh besar dalam menentukan sumbangsih media,sebagaimana yang diharapkan oleh publik media itu sendiri dan organisasi,serta para pelaksana organisasi sosial itu(McQuail,1994:4).
Teori media pembangunan adalah penerimaan pembangunan ekonomi itu sendiri (yang karenanya perubahan sosial),dan sering kali “pembangunan bangsa” (nation-building)yang bersangkutan,sebagai tujuan utama.Untuk mencapai tujuan tersebut,kebebasan tertentu dari media dan para wartawan tunduk pada tanggung jawab mereka untuk membantu pencapaiannya.Pada saat yang sama,yang ditekankan adalah tujuan kolektif dan bukan kebebasan individu.Unsur yang relatif baru dalam teori media pembangunan adalah penekanan pada “hak untuk berkomunikasi,”yang didasarkan atas Pasal 17 Deklarasi Universal Hak-Hak Manusia: Setiap orang memiliki hak mengeluarkan pendapat:hak ini mencakup kebebasan menganut pendapat tanpa ganguan dan kebebasan untuk mencari, menerima,dan menyampaikan informasi dan gagasan melalui media manapun tanpa mempersoalkan batas negara.”Meskipun sukar menemukan kasus-kasus individu yang jelas menunjukkan teori media pembangunan,prinsip utama teori ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
Kebutuhan melalui media massa dapat dipenuhi dengan membaca suratkabar. Tabloid dan majalah lokal. Dalam penelitian ini,model Teori Normatif,yaitu Teori Media Pembangunan diadaptasi untuk meneliti bagaimana Opini Publik Mengenai Peran Media Lokal Dalam Pembangunan Bidang Pertanian Hortikultura.
Teori Normatif (cabang filsafat sosial) yang lebih berkenan dengan masalah bagaimana seharusnya media berperan bilamana serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut.Jenis teori ini penting karena ia memang berperan dalam membentuk institusi media dan berpengaruh besar dalam menentukan sumbangsih media,sebagaimana yang diharapkan oleh publik media itu sendiri dan organisasi,serta para pelaksana organisasi sosial itu(McQuail,1994:4).
Teori media pembangunan adalah penerimaan pembangunan ekonomi itu sendiri (yang karenanya perubahan sosial),dan sering kali “pembangunan bangsa” (nation-building)yang bersangkutan,sebagai tujuan utama.Untuk mencapai tujuan tersebut,kebebasan tertentu dari media dan para wartawan tunduk pada tanggung jawab mereka untuk membantu pencapaiannya.Pada saat yang sama,yang ditekankan adalah tujuan kolektif dan bukan kebebasan individu.Unsur yang relatif baru dalam teori media pembangunan adalah penekanan pada “hak untuk berkomunikasi,”yang didasarkan atas Pasal 17 Deklarasi Universal Hak-Hak Manusia: Setiap orang memiliki hak mengeluarkan pendapat:hak ini mencakup kebebasan menganut pendapat tanpa ganguan dan kebebasan untuk mencari, menerima,dan menyampaikan informasi dan gagasan melalui media manapun tanpa mempersoalkan batas negara.”Meskipun sukar menemukan kasus-kasus individu yang jelas menunjukkan teori media pembangunan,prinsip utama teori ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
1. Media seyogyanya menerima dan melaksanakan tugas pembangunan positif sejalan dengan kebijaksanaan yang ditetapkan secara nasional.
2. Kebebasan media seyogyanya dibatasi sesuai dengan (1) prioritas ekonomi dan (2) kebutuhan pembangunan masyarakat.
3. Media perlu memprioritaskan isinya pada kebudayaan dan bahasa nasional.
4. Media hendaknya memperioritaskan berita dan informasinya pada negara sedang berkembang lainnya yang erat kaitannya secara geografis,kebudayaan,atau politik.
5. Para wartawan dan karyawan media lainnya memiliki tanggung jawab serta kebebasan dalam tugas mengumpulkan informasi dan penyebarluasannya.
6. Bagi kepentingan tujuan pembangunan,negara memiliki hak untuk campur tangan dalam,atau membatasi,pengoperasian media serta sarana penyensoran,subsidi,dan pengendalian langsung dapat dibenarkan.
Sementara pengguna media itu sendiri adalah orang-orang yang berpikiran rasionalyang secara aktif memilih media mana yang mereka anggap dapat memuaskan kebutuhan yang mereka ingin dapatkan.Ada beberapa katagori kebutuhan individu,yang semuanya berasal dari fungsi sosial dan psikologi dari media,kategori ini antara lain menurut Katz Hass dan Gurevitch (Marshall,Jr,2000) yakni:
Sementara pengguna media itu sendiri adalah orang-orang yang berpikiran rasionalyang secara aktif memilih media mana yang mereka anggap dapat memuaskan kebutuhan yang mereka ingin dapatkan.Ada beberapa katagori kebutuhan individu,yang semuanya berasal dari fungsi sosial dan psikologi dari media,kategori ini antara lain menurut Katz Hass dan Gurevitch (Marshall,Jr,2000) yakni:
a. Kebutuhan kognitif; kebutuhan akan informasi,pengetahuan,dan pengertian tentang lingkungan sekitar.
b. Kebutuhan afektif : kebutuhan untuk memperkuat pengalaman akan emosi,kesenangan,atau pengalaman keindahan.
c. Kebutuhan integrative personal : memperkuat kredibilitas, kepercayaan diri,kesetian, dan status pribadi.
d. Kebutuhan interaksi sosial : memperkuat hubungan dengan keluarga,teman,dengan alam sekitar.
e. Kebutuhan akan pelarian : hasrat melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan, kebutuhan akan hiburan.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dicapai dengan dua cara, yaitu: (1) Pemenuhan kebutuhan yang didapatkan dengan cara mengakses/menggunakan media yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan (2) Pemenuhan kebutuhan didapatkan dengan cara mempelajari isi informasi dalam media yang kemudian diterapkan dalam praktek.
f. Sejalan dengan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengguna media secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi,hiburan dan intraksi sosial.
Dari kerangka pemikiran inilah, peneliti akan menguraikan permasalahan bagaimana opini publik mengenai peran media lokal dalam pembangunan bidang pertanian hortikultura di Kabupaten Karo.
Dari kerangka pemikiran inilah, peneliti akan menguraikan permasalahan bagaimana opini publik mengenai peran media lokal dalam pembangunan bidang pertanian hortikultura di Kabupaten Karo.