Konsep dan Fungsi ICT dalam Pendidikan
Seberapa penting ICT dalam pendidikan?
Indonesia adalah negara kepulauan yang cukup luas, dengan wilayah sebesar 5.193.252 km2 dengan Bentangan Horisontal 1/8 kel. Bumi dan Jumlah Pulau 17.508 dengan Garis Pantai 80.000 km. Jumlah penduudk saat ini adalah 247 juta yang tersebar di 446 Kabupaten/kota, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa. Dengan potensi yang begitu besar ternyata tidak diimbangi dengan kemajuan bidang pendidikan dibandingkan dengan negara lain.
Saat ini Masih banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun, dari anak usia sekolah 7-12 tahun partisipasi siswa untuk mengikuti pendidikan masih dibawah 80% (APK SMP 85,22; APK SMA 52,2). Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah, sebagai contoh; tidak semua sekolah memiliki telepon, apalagi koneksi internet, Masih adanya kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dengan desa desa terutama daerah terpencil. Secara umum masih terdapat kesenjangan antara daerah Indonesia barat dengan daerah Indonesia timur. Penilaian kualitas pendidikan Indonesia menduduki ranking 112 dari 175 negara (jauh berada di bawah Malaysia dan Bangladesh). Dan hal tersebut diakibatkan karena kualitas tenaga pendidik masih perlu ditingkatkan. Saat ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide)
ICT dapat menunjang optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4) Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6) Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, (8) Mengurangi kesenjangan digital.
Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu :
1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada fungsi ini internet memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya telah terkoneksi denga ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitas-fasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang harus dikuasi oleh siswa mulai SD/Mi, SMP/MTs dan SMA/MA, sebagai bekal siswa dalam kehidupannya (life skill) dan bekal melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
5. ICT sebagai penunjang administrasi pendidikan. Misalnya pemanfaatan software aplikasi untuk membantu administrasi sekolah seperti pembuatan jadwal, pembuatan database siswa, pembuatan laporan sekolah dan rapot siswa, pengolahan nilai siswa, dan lain-lain.
6. ICT sebagai alat bantu manajemen sekolah. Manajemen terkait dengan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan evaluasi penyelengaraan pendidikan di tingkat sekolah. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibantu dengan pemanfaatan ICT, misalnya melalui program aplikasi pengolah kata dapat membuat dokumen-dokumen perencanaan sekolah, SIM atau sistem informasi Manajemen sekolah dapat dibuat sekolah sebagai sumber informasi untuk mempermudah akses informasi. Melalui Jardiknas, akan terbangun komunitas antar sekolah yang memudahkan komunikasi antar sekolah. Melalui CCTV saat ini dapat dimanfaatkan sekolah sebagai salah satu bentuk pengawasan pembelajaran.
7. ICT sebagai imprastruktur pendidikan. Imprastruktur terkait dengan sarana dan pra sarana lebih luas yang dibutuhkan sekolah termasuk gedung sekolah, ruang kelas virtual, kelas multimedia, dan pembangunan koneksi internet seperti pemasangan tower internet.
Seberapa penting ICT dalam pembelajaran?
Seperti uraiandi atas, fungsi ICT diantaranya sebagai alat bantu pembelajaran, sumber ilmu pengetahuan untuk optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Terlebih kerangka pembelajaran (frame work of instructional) tentang telah mengalami perubahan.
Sumber : http://pustekkom.or.id
Pengembangan ICT di Indonesia secara formal telah menjadi kebijakan depdiknas dalam renstranya yaitu “Menempatkan ICT menjadi bagian penting upaya peningkatan mutu dan pemerataan program pendidikan khususnya program wajar dikdas 9 tahun” ICT diharapkan menjadi katalis untuk mendongkrak mutu pendidikan, terutama kaitannya dengan konsep life skill, bahwa setiap anak harus memiliki keterampilan nyata untuk bekal dalam kehidupannya dan diantaranya untuk bekerja. ICT dianggap sebagai salah satu bekal untuk siswa, karena ICT mejadi sesuatu yang sangat dibutuhkan di masyarakat, apakah sebagai oprator, teknisi, system analyst, atau programmer. Kebijakan tersebut dikuatkan dengan dimasukkannya dalam kurikulm sekolah dan memiliki posisi yang wajib untuk dikuasai oleh semua siswa dengan berbagai jejang pendidikan.
Bgaimana kedudukan ICT dalam pembelajaran itu?
Dalam konteks pembelajaran di sekolah selalu akan terkait dua pihak utama yaitu siswa dan guru. Yang diharapkan terjadi diantara keduanya adalah interaksi pedagogis yang intensif dan transaksional. Baik guru maupun siswa memiliki peran untuk saling memberikan informasi (knowledge sharring). Siswa tidak dipandang sebagai individu yang pasif namun aktif sebagai pembelajar. Untuk terjadinya interaksi inilah dibutuhkan alat (tools) yang berbasis ICT. Secara umum ada 3 fungsi ICT dalam pembelajaran ini, yaitu :
1. Sebagai alat bantu guru
2. Sebagai alat bantu interaksi siswa dan guru
3. Sebagai alat bantu siswa.
Sebagai alat bantu guru, beberapa contoh aplikasi diantaranya : (1) alat evaluasi siswa (student evaluation system), (2), Sumber refreni bahan ajar (Knowledge reference), (3) Evaluasi kinerja siswa (student evaluation performance), (4) simulasi kasus (case simulation system), (5) Multimedia pembelajaran (multimedia instructionl system), (6) animasi peristiwa (event animation), (7) komunikasi antar guru (inter teacher communication).
Sebagai alat bantu interaksi siswa dan guru. Dalam hal ini ICT dapat berperan sebagai alat untuk mengefektifkan dan meningkatkan kadar interaksi antara siswa dan guru. Selain interaksi lagsung (direct interaction), juga interaksi maya (virtual interaction). Interaksi maya memiliki kelebihan karena dapat terjadi dimana saja dan kapan saja “any time any where” dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, internet adalah media yang cocok untuk tujuan tersebut. Contoh aplikasi ICT sebagai alt bantu interaksi diantaranya : (1) komunikasi guru siswa (teacher-student communication system), (2) kolaborasi kelompok studi (workshop system), (3) manajemen kelas terpadu (integration cource system).
Sebagai alat bantu siswa. Peran siswa yang utama adalah belajar “learning”, belajar membutuhkan cukup banyak bahan dan alat, ICT memiliki peran yang strategis untuk membantu masalah tersebut. Contoh aplikasi ICT sebagai alat bantu bagi belajar siswa adalah; (1). Buku interaktif (interactive story book), (2) belajar mandiri (self learning system), (3) latihan soal (cources practising),(4) multimedia untuk belajar, (5) simulasi pembelajaran (simulation tools),(6) alat karya siswa (productivity tools), (7) komunikasi antar siswa (intra communiction tools)
Bagaimana ICT dalam meningkatkan mutu guru?
Kompetensi yang diharapkan dikuasai guru adalah kompetensi pedagogis, dan kompetensi profesional, sesuai Peraturan Mentri Pendidikan Nasional no.16/2007. Indikator guru yang bermutu adalah guru yang memiliki kompetensi tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana cara untuk meningkatkan kompetensi tersebut? Ada banyak cara yang ditempuh, untuk meningkatkan kualifikasi menjadi S-1, pemerintah menyelenggarakan program S-1 bagi guru SD melalui program PJJ PGSD, Dual Mode juga program UT. Untuk program peningkatan kualifikasi kademik dan profesional yang sifatnya non gelar, perlu dilakukan secara mandiri, melalui optimalisasi pemanfataan ICT, dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. ICT literacy. ini adalah tahap awal bagi guru untuk mengoptimalisasikan ICT adalah dengan menguasai dasar-dasar ICT agar guru “melek ICT”. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : mengikuti pelatihan / training juga workshop , kursus, tentang konsep dan aplikasi ICT.
2. Information Access. Mengakses informasi di internet untuk memperkaya wawasan dan informasi tentang pendidikan,
3. Content Access. Mengakses informasi yang dapat menperkaya bahan-bahan yang disajikan dalam pembelajaran, memperkaya materi pelajaran untuk bahan pembelajaran siswa baik berbasis teks maupun bahan ajar multimedia.
4. Pedagogic Resources Access. Mengakses sumber informasi yang berkaitan dengan upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru. Banyak situs yang menyediakan bahan/materi seputar media pembelajaran, strategi pembelajaran, PTK, evaluasi pembelajaran, desain pembelajaran, dan lain-lain.
5. Resources Sharring. Melalui internet guru dapat berdiskusi, bertukar informasi, pengalaman dan pendapat melalui fasilitas millis/groupmail, juga dapat mengaktualisasikan diri dengan membuat web pribadi (personal web) yang juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa.