Konflik dan Solusi - Perbedaan sosio-kultural, politik dan ideologi antara berbagai kelompok masyarakat merupakan sebuah situasi yang sering terjadi. Akibat dari perbedaan tersebut, akan menghasilkan Sebuah konflik, yaitu pertikaian dan perselisihan diantara kedua pihak. Konflik seringkali akan merujuk pada permusuhan antara dua kelompok orang, yang terjadi akibat perbedaan tujuan yang masing kelompok miliki.
Penyebab konflik ada beragam, salah satu penyebabnya disebabkan oleh struktur kekuasaan yang timpang dan tidak adil. Penyebab tersebut bisa terjadi di tingkatan antar negara (kepentingan nasional sebuah negara terganggu oleh kepentingan nasional negara lainnya), ataupun dalam tingkatan domestik negara. Pada saat sebuah pemerintahan memberlakukan kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan/ aspirasi dari masyarakat, sebuah konflik kepentingan akan terjadi. Antar beberapa kelompok masyarakat sering terjadi hal yang serupa, dimana kelompok-kelompok masyarakat tersebut berupaya meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan kelompok lainnya.
Menganalisa sebab terjadinya konflik, perlu terlebih dahulu mengetahui perspektif dan ideologi dari setiap aktor yang ikut serta dalam konflik tersebut. Melalui ideologi dan perspektif kelompok, diketahui latar belakang dan motif. Menganalisa dari perspektif kelompok secara langsung akan memberikan generalisasi dari identitas kelompok tersebut (berdasarkan jenis kelamin, suku, warna kulit, bahasa). Masyarakat yang berada dalam konflik satu sama lain merupakan refleksi disiintegrasi negara.
Terdapat 3 pendekatan dasar terhadap konflik itu sendiri. Posisi Menang/kalah, dimana pendirian dasar dari kedua belah pihak didasarkanpada tekanan untuk memenangkan posisi mereka dengan pengorbanan apapun. Posisi Negosiasi merefleksikan bagaimana kedua pihak bersedia untuk berkompromisasi sehingga keduanya mengakhiri dengan rasa agak puas serta mampu menanggung rasa kekalahan yang mereka terima. Posisi Menang sebagai pendekatan terakhir, merupakan refleksi kedua belah pihak yang menyelesaikan masalah secara bersama.
Penyelesaian konflik tersebut menurut William Hendrick ada 5 cara. Pertama adalah gaya penyelesaian dengan mempersatukan, dimana individu yang terlibat konflik akan mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua kelompok. Kedua adalah gaya penyelesaian dengan kerelaan untuk membantu, dimana adanya kerelaan membantu menempatkan nilai yang tertinggi untuk orang lain sementara dirinya dinilai rendah. Ketiga adalah gaya penyelesaian konflik dengan mendominasi, dimana kewajiban bisa diabaikan oleh keinginan pribadi dan meremehkan orang lain. Keempat adalah gaya penyelesaian konflik dengan menghindar, yaitu menghindar dari persoalan. Penyelesaian konflik secara kompromis merupakan gaya terakhir, yang berlaku apabila adanya keseimbangan kekuatan, untuk mencari jalan keluar melalui pemberian sesuatu hal.