MAKALAH TENTANG PERKEBUNAN PADA PERTANIAN

PENDAHULUAN
1. Lokasi Kebun
PTP Nusantara II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Marbau memiliki lokasi kebun yang berada di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, dan berjarak 25 km dari kota Medan PTPN – II ini terbesar dalam tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Pagar Marbau, dan Kecamatan Perbaungan, Perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau berada pada ketinggian 14 – 20 m dpl, dengan iklim basah, dan curah hujanpertahun berkisar antara 1500-2000 mm/tahun, dengan jenis tanah latosol, dan tofografi dataran rendah.
Adapun perbatasan areal perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan kota Lubuk Pakam.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Daerah Jati Baru.
c. Sebelah barat berbatasan dengan kampung Tanjung Garbus I dan Desa Batu Delapan.
2. Sejarah Kebun
Perkebunan Tanjung Garbus- Pagar Marbau pada awalnya dimilki oleh Perusahaan Belanda yang bernama “ NV SENEMBAH MAAT CHAAAPY” dengan komoditi tanaman karet. Pada tahun 1957 perkebunan Belanda ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dari tangan Belanda. Setelah diambil alih Pemerintah Indonesia namanya berganti menjadi PPN baru, dan selama diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, juga telah banyak mengalami perubahan – perubahan nama yaitu sebagai berikut :
a. Pada tahun 1963 PNP baru unit II menjadi PPN Sumut V.
b. Pada tahun 1964 menjadi PPN karet III.
c. Pada tahun 1970 berdiri sendiri menjadi PNP II / Sws.
d. Kebun PTPN – II Tanjung Morawa dan Perusahaan Peserta PT. Perkebunan yang bergerak di dalam bidang pertanian perkebunan, didirikan dengan Akta Notaris pada tanggal 12 Desember 1976, dan disyahkan oleh menteri Kehakiman dengan SE. I. A. 5 / 43 B pada tanggal 28 januari 1977 dan telah dirumuskan dalam lembaran Negara No. 52 / 1978 sebagai tambahan informasi RI No. 6 tanggal 20 januari 1978.
e. Di daftarkan pada pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Februari 1978 No. 10. 1077. PT. Perseroan Terbatas ini bersama dengan perusahaan Perseroan PTP - I disingkat menjadi PTP – I, yang merupakan Perseroan bentuk gabungan dengan PNP – II Sawit seberang.
f. Pendirian Perusahaan ini melaksanakan UU No. 9 tahun 1969 dan peraturan pemerintah tahun 1975.
g. Pada tahun 1984, menurut keputusan pemengang saham, setelah akta pendiriannya dirubah maka dituangkan dalam Akta Notaris Inas Patimah, SH Jakarta No. 94 tanggal 13 Agustus 1984.
h. Pada tahun 1989 Kebun Melati digabung dengan kebun Tanjung Garbus dan menjadi PTP – II TG MEL ( Tanjng Garbus Melati).
i. Pada tahun 1989 kebun TG MEL beralih komiditi tanaman, yaitu dari tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit.
j. Pada tanggal 11 Maret 1996 PTPN – II digabung dengan PTPN – IX dan menjadi PTPN – II Persero, disingkat dengan TG – PM II, yang berkantor pusat di Tanjung Morawa.
GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN
1. Luas Kebun Seluruhnya
Luas kebun seluruhnya PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah 4.789.69 Ha.
1.1. Luas kebun yang ditanami
Luas areal kebun PTPN – II Tanjun Garbus – Pagar Marbau yang ditanami tanaman kelapa sawit terdiri dari tanaman belum menghasilkan memiliki luas 402,70 Ha,dan untuk menghasilkan 3,802,97 Ha.
1.2. Pemakian tanah yang Lain
Untuk pemakain tanah lain, PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau menyisikan tanah seluas 268,69 Ha.Tujuan dari penyisian tanah ini adalah untuk sarana lapangan bola kaki, jalan , Kuburan, PLN, Emplasmen, rumah sekolah, dan lain – lain.
2. Susunan tanamnan / Luas
Susunan tanaman atau luas areal yang ditanami oleh kelapa sawit antara lain :
2.1. Luas bibitan, TBM, TM
Untuk luas areal bibitan 13,00 Ha, dan untuk tanaman belum menghasilkan 402,70 Ha, dan untuk tanaman menghasilkan luas areal 3,802,97 Ha.
2.2. Varietas / Klon yang ditanami
Varietas atau klon yang ditanam di kebun PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah jenis D x P (Tenera ) yang berasal dari PPKS Marihat, DY x P (Dumpy) yang berasal dari PPKS Medan, dan kultur jaringan yang berasal dari marihat.
2.3. Luas untuk setiap varietas
Kebun PTPN – II Tanjung Garbus Pagar Marbau merupakan Perkebunan yang hampir keselurahannya menggunakan varietas ini adalah 4,789,69 Ha, dengan jarak tanam 9,42 x 8,16 m, dengan sistem tanam segi tiga sama sisi.
PENGOLAHAN TANAH
Persiapan dan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal yang digunakan sebagai pertanaman. Dalam pembukaan lahan harus diperhatikan situasi dan kondisi areal yang akan dibuka, agar tujuan kegiatan ini tidak menyimpang yaitu mengacu pada standart yang berlaku, tepat waktu, biaya yang seefesien mungkin.
Kegiatan pembukaan lahan di kebun Tanjung Garbus-Pagar Marbau adalah pembukaan areal untuk tanaman ulang ( replanting ). Dimana areal tersebut on yang tanaman kelapa sawit yang telah tua dan tidak berproduksi lagi yaitu tanaman yang sudah berumur 30 tahun
1. Tahapan Dan Jadwal Kegiatan
Tahapan kegiatan dalam pembukaan dan persiapan lahan meliputi bongkar pohon, merumput, memotong/merencek, mengumpulkan, semprot, lalang/rumput, donkel, kayu-kayuan, pengolahan tanah, pembuatan jalan dan sarana air.
1.1. Membongkar pohon
Membongkar pohon yang tua dilaksanakan sampai pangkal akar baik perlu diperhatikan yaitu jatuhnya pohon disusun searah dan akar pohon harus ikut dibongkar.
1.2. Merumpuk
Tumbangkan pohon yang dirumpuk pada suatu tempat disusun memanjang arah utara selatan secara teratur untuk memudahakan pekerjaan selanjutnya.
1.3.Memotong/merencek
Batang pohon dipotong sepanjang 1 m guna mempermudah pengeringan dan pengawasan kerja
1.4.Semprot lalang
Pekerjaan ini dilakukan agar areal bebas terhadap gulma. Herbisida yang digunakan yaitu Round Up 0,3 liter/ha.
1.5.Dongkel kayu-kayuan
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud mendongkel atau membongkar tunggul-tunggul,kayu-kayu kecil dengan menggunakan cangkul.
1.6.Semprot rumput
Tujuan agar areal bebas terhadap gulma,bahan yang digunakan Round Up 0,3 liter/ha.
1.7.Menanam Kacang – Kacangan
Pada umumnya areal atau lahan yang bekas bukaan hutan adalah tanah kosong. Dan bila lahan kosonh ini dibiarkan, maka lama kelamaan tanah akan rusak, baik lapisan tanah dan sifat tanah yang bisa menyebabkan menurunnya kandungan unsur hara didalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pengikisan tanah oleh aliran air permukaan. Untuk itu perlu dilakukan penutu tanah, yaitu berupa tanaman kacang – kacangan.
Menanam kacang – kacangan ini sangat baik dilakukan karena memiliki potensi yang menguntungkan, antara lain :
a. Dapat menekan pertumbuhan gulma
b. Mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah
c. Dapat menjaga struktur dan kelembaban tanah.
d. Dapat menahan air.
e. Sebagai cadangan unsur hara.
1.8. Pengolahan Tanah
Setelah areal bersih selanjutnya yaitu pegolahan tanah,yaitu memperbaiki struktur tanah walaupun bersifat sementara agar lebih gembur yaitu dengan cara membalik tanah dengan alat mekanis.
1.9.Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan sebelum 2 minggu penanaman. Hal ini bertujuan agar keaaman tanah berkurang. Fungsi dari lubang tanam adalah untuk tempat tumbuhnya tanaman.
Untuk membuat lubang tanam ini, PTPN II Tanjung Garbus – Pagar marbau menggunakan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 40 cm. Untuk lebih jelasnya bentuk dan ukuran lubang tanam dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Text Box: 60 CM

Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lubang Tanam
Keterengan :
· Lebar permukaan lubang tanam 60 cm
· Dalam lubang 60 cm
· Lebar dasar lubang tanam 40 cm
· ( A ) Tanah lapisan atas (top soil)
· ( B ) Tanah bawah ( sub soil )
2. Kebutuhan Alat dan Bahan
Kebutuhan alat dan bahan yang digunakan yaitu :
a. Kampak
b. Cangkul
c. Parang
d. Meteran
e. Traktor
f. Bouldoser
g. Round Up
3. Kebutuhan Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan dan pembukaan lahan tergantung pada luas kebun yang akan di buka sesuai dengan produktivitas alat.
4. Kebutuhan Biaya
Kebutuhan biaya dapt dihitung dengan cara menjumlahkan kebutuhan alat dan bahan dengan upah tenaga kerja .Sedangkan upah karyawan harian lepas sesuai dengan upah minimum Propinsi (UMP).
5. Pengawasan
Untuk pembukaan lahan kebun biasanya menerapkan upah sistem borongan,setiap pekerjaan diawasi oleh seorang mandor yang membawa 25-30 oarang tenega kerja.Mandor bertugas melapor berapa luas areal yang telah dikerjakan .
PENYEDIAAN BIBIT
1. Perolehan Bibit/Klon
Pembibitan kelapa sawit adalah suatu arael untuk sementara waktu (12 bulan) bibit ditanam ,dipelihara (merumpuk ,memupuk, pemberantasan hama penyakit. Satu dilaksanakan seleksi sebelum bibit memenuhi syarat untuk ditanam dilapangan.Bibit yang baik adalah bibit yang tumbuh subur,sehat dan seragam.
Untuk mendukung pertumbuhan bibit dengan baik perlu diperhatikan syarat penetapan lokasi bibitan,yaitu :
a. Areal harus rata
b. Dekat dengan sumber air
c. Tidak tergenang air
d. Pengawasan mudah
Pembibitan yang dilakukan di kebun Tanjung Garbus-Pagar Marbau menggunakan sistem pembibitan dengan dua tahap (Double Stage System).Keuntungan menggunakan sistem ini antara lain mudah dalam pemupukan,penyiraman, pengendalian hama penyakit dan kemungkainan mati sakit waktu pemindahan akan terhindar jika pemindahan tidak terlalu cepat atau terlambat dan dilakukan dengan hati-hati.
Untuk jenis bahan tanaman yang digunakan yaitu D x P (Tenera) dan menggunakan varietas Dumpy yang berasal dari pusat penelitian Marihat dan Rispa Medan SUMUT. Pemesanan kecambah harus sudah diajukan selambat-lambatnya 3 bulan sebelum penerimaan, agar dapat memperhitungkan persiapan-persiapan yang akan dilakukan.
Kebutuhan kecambah
Perhitungan yang tepat untuk kebutuhan bahan tanaman sangat diperlukan agar tidak kelebihan dengan mengetahui luas areal yang bakal ditanami,jarak tanam yang dianjurkan ,kemampuan kultur teknis pembibitan,kebutuhan penyisipan dilapangan dan serangan hama dan penykit.
Berdasarkan pengalaman selama ini, kebutuhan biji kecambah untuk setiap hektar tanaman di lapangan adalah :
tabel 1. Standar Kebutuhan Kecambah Untuk Tanaman 130 Pokok /ha
No. Uraian Rincian St/ha
1. Pohon efektif dilapangan 130
2. Sisipan 7 (5%)
3. Seleksi Kecambah 3 (2%)
4. Seleksi di Pre-Nursery 10 (8)
5. Seleksi di Main-Nursery 20 (15%)
Jumlah Kecambah dipesan 170
Sumber : Pembibitan PTP Nusantara II TG-PM, Juli 2009
2. Metode Pembibitan Sampai Siap Tanam
2.1.Pembibitan Awal (Pre Nursery)
2.1.1. Penyiraman
Penyiraman pada tahapan pre nursery ini dilakukan dalam sehari yaitu : pagi dan sore, kecuali jika turun hujan yang mencaai dari lebih dari 8 mm, kaena setiap bibit membutuhkan air antara 0,10 – 0,25 l /polibeg
2.1.2. Penyiangan
Penyiangan adalah membersikan arel dari gulma-gulma atau sampah yang ada. Selain itu penyiangan juga bertujuan untuk menjaga agar bibit tidak bersaing dengan rerumputan dalam mencari unsur hara, dan juga terjadinya inang hama dan penyakit.
Penyiangan ini dapat dilakukan dengan cara metode amual yaitu dengan cara mencabut gulma – gulma yang ada disekitar bedengan, terutama gulma yang ada didalam polibek, dan penyiangan dapat dilakukan cara kimiawi yaitu dengan cara menyemprotkan herbisida. Penyiangan ini dapat dilakukan dengan rotasi dua kali seminggu.
2.1.3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bila bibit sudah mempunyai daun pertama yang sempurna, dan biasanya umur bibit ini 3 – 4 minggu baru bisa semprot. Pupuk yang diberikan pada bibit adalah pupuk urea dan pupuk compond yang dilarutkan dalam air dengan kosentrasi 0,3 dan 0,2 % berselang –seling ( 30 gr / l air untuk 10 st bibit), danpupuk majemuk yang digunakan adalah C 12. 12. 17. 2 atau C 15. 15. 16. 4 ( 2 g / l air untuk 50 bibit Cara pemupukan adalah dimana pupuk dilarutkan dalam air dan diberi atau dipupuk melalui daun,
dengan mengunakan alat semprot adapun alat semprot yang digunakan adalah gembor. Perlu diketahui sessudah pemupukan melalui daun telah dilaksanakan, maka daun harus ddisiram dengan air bersih guna untuk mencegah terjadinya plasmolisa pada sel – sel daun akibat sisa larutan pupuk yang diberikan yang melekat pada daun. Pemupukan ini dapat dilakuan dengan rotasi seminggu sekali.
2.1.4. Pemberantsan hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang pada bibit tahapan awal adalah belalang, semut, dan keong. Untuk pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara manual (menangkap) dan cara kimia (semprot dengan insektisida ).
Untuk tindakan pencegahannya dapat dilakukan dengan membersihkan areal dari gulma dan kotoran – kotoran sampah.
Hama yang sering menyerang pada bibit tahapan awal adalah penyakit daun dan penyakit jamur (ANTHRACNOSE,CULVULARIA,danHELMINTHOSPORIUM). Pemberantasan penyakit ini adalah menggunakan cara kimia yaiti dengan menggunakn fungisida, dan dapt pula di berantas dengan cara memusnakannya (membuang ) bila penyakit tersebut bebahaya (menular).
2.1.5. Mengurangi naungan
Bila umur bibit telah mencapai 1-1 ½ bulan, maka naungan harus dikurangi, penguranagan ini dapat dilakukan 2 minggu sekali untuk 1 pelepah. Tujuan dari pengurangan naungan ini adalah agar bibit dapat beradaptasi dengan alam terbuka ( Main Nursery )
2.1.6. Seleksi nibit
Seleksi bibit adalah memilih atau menyingkirkan bibit – bibit yanag abnormal seperti sakit dan mati. Adapun kriteria bibit yang akan diseleksi adalah :
a. Bibit yang permukaan daunnya kriting.
b. Bibit yang penanaman kecambahnya terbalik.
c. Bibit yang anak daunnya layu.
d. Bibit yang terserang penyakit ( penyakit tajuk ).
e. Bibit yang kurus, mengecil dan menguning.
f. Bibit yang cara penanamannya salah, seperti terlalu dalam dan terlalu dangkal.
g. Bibit yang pertumbuhannya plumulanya lebih dari satu, dan ini dapat dipilih salah satu yang terbaik.
2.1.7. Pemindahan bibit
Pemindahan bibit ini dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, yang mana bibit telah mempunyai 3 – 4 bulan daun, dan ini merupakan saat yang paling baik untuk dipindahkan ke pembibitan utama ( Main Nursery ). Sebelum bibit dipindahkan, sebaiknya bibit disiram terlebih dahulu agar tidak kekurangan air pada waktu ditanam di pembibitan utama.
2.2. Main Nurserys
Main Nursery atau pembibitan utama adalah suatu pekerjaan yang merupakan lanjutan dari pembibitan awal, dimana kegiatan pemeliharaan bibit kelapa sawit saat pindah tanam dari Pre nursery adalah pada 3 bulan, sedangkan pada Main Nursery 9 bulan, jadi sampai dipindahkan kelapangan bibit berumur 10 – 12 bulan. Untuk tahapan pemeliharaan di main nursery adalah sebagai berikut :
2.2.1. Penyiraman
Penyiraman sangat penting pada tahapan pembibitan, karena bila bibit tidak disiram dan kurang penyiraman maka tumbuh dengan tidak baik (tidak berkualita) dan mati. Untuk itu pembibitan utama ini penyiraman juga dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pada pukul 06.30 – 10.00 WIB, dan sore hari pada ukul 15.00 – 18.00 WIB. Kebutuhan air sangat tergantung pada umur bibit karena bila semakin tua maka akan membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak. Bibit yang berumur 3 – 4 bulan membutuhkan air 2 -3 l/bibit /hari, dan yang berumur 5 – 12 bulan membutuhkan 4 – 5 l / bibit / hari.
2.2.2. Penyiangan
Penyiangan dalam pembibitan ini atau di main nursery adalah membersihkan areal dari segala rerumputan (gulma) baik yang didalam polibag maupun diluar polibag. Penyiangan pada tahaan pembibitan awal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual dilakuan dengan rotasi 14 hari, sedangkan cara kimia dapat dilakukan dengan rotasi 21 hari.
2.2.3. Pemberian mulsa
Pemberian mulsa bagus pada pembibitan, karena selain sebagai penambah bahan organik yang ada, juga dapat memiliki kegunaan yang sagat banyak bagi pertumbuhan bibit, kegunaan dari pemberian mulsa ini adalah :
a. Dapat mengurangi penguapan air dari tanah yang sangat banyak.
b. Dapat mengurangi tekanan tekanan dari penyiraman bibit.
c. Dapat menekat pertmbuhan gulma
d. Menjaga struktur tanah.
e. Dapat menjaga kelembaban tanah
f. Dan sebagai penambah unsur hara bagi tanah.
2.2.4. Pemupukan
Pupuk diberikan pada bibit pada umur 3 – 4 minggu. Biasanya pupuk yang di berikan adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara NPK dan Mg, tetapi dapat juga diberi pupuk tunggal. Pemberian pupuk majemuk ini lebih di anjurkan karena memiliki alasan yaitu pemerian dosis pupuk yang tepat sesuai unsur hara yang dikandungnya, dan biaya pemupukan lebih murah dai segi transportasi dan pemakauan tenaga kerja. Pupuk majemuk yang di berika adalah C 15 . 15 . 6 . 4 atau C 20 . 12 . 5 .2 dan C 12 . 12 . 17 . 2. Cara pemberian pupuk ini adalah disebar merata disekeliling bibit, dengan jarak 40 cm dari bibit. Pemupukan pada pembibitan utama ini dilakukan denagn rotasi 2 minggu, seper pada tabel pemberian pupuk di bawah ini :
Tabel 2. Dosis pupuk pada pembibitan Main Nursery
Umur Bibit (Minggu)
Jenis / Dosis Pupuk (g / Bibit )
COMPOUND
20.12.5.2.
COMPOUND
12.12.17.2.
Setara Pupuk Tunggal
UREA
RP
MOP
KISRIT
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
28
32
36
40
7,5
10
-
15
-
15
-
20
-
25
-
30
-
35
-
-
-
10
-
15
-
20
-
20
-
25
-
35
-
35
3,33
4,44
2,67
6,67
4
6,67
5,33
8,89
5,33
11,11
6,67
13,33
9,33
15,55
9,33
3
4
4
6
6
6
8
8
8
10
10
12
14
14
14
0,625
0,833
2,83
1,25
4,25
1,25
5,61
1,67
5,61
2,08
7,08
2,5
9,92
2,92
9,92
0,577
0,77
0,77
1,15
1,15
1,15
1,54
1,54
1,54
1,92
1,92
2,31
2,69
2,69
2,69
Sumber : PTPN – II Tanjung garbus – Pagar Marbau
2.2.5. Pemberantasan hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang ering menyerang pada bibitan utama adalah sama seperti hama dan penyakit yang menyarang pada pembibitan awal. Dan untu pemberantasanya dapat mengunakan cara manual ( menangkap dan membunuh ) dan dengna cara kimia ( chemis ) dengan car menyemprotkan racun hama ( insectisida ) dan penyakit ( fungisida )
Selain itu, ada juga tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit, yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan - pemeriksaan pada bibit secara efektif dan efisien, dan bila terhadap tanda – tanda serangna hama dan penyakit yang dilakukan pemberantasan segara..
2.2.6. Seleksi bibit
Seleksi dilakukan setelah bibit berumur 3,6, dan 9 bulan pada saat melakuakan seleksi , bibit yang diseleksi harus dibuang ( tidak boleh dipelihara lagi ). Kriteria bibit yang diseleksi pada tahapan main nurshery I adalah bibit yang tidak normal, antara lain :
a. Bibit yang tumbuh lemah terkulai ( merunduk ).
b. Bibit yang bermahkota rata ( tajuknya rata / pelepah muda lebih pendek dari yang tua ).
c. Bibit yang terkena penyakit berat.
d. Pertumbuhan bibit yamg meninggi dan kaku dengan sudu pelepah kecil.
e. Bntuk anak daun tidak sempurna, yaitu sudut anak daun yang tajam, anak daun sempit, anak daun pendek, anak daun bergulung dan susunan anak daun yang terlalu rapat dan terlalu jarang.
PENANAMAN
1. Jarak Tanam
PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau menggunakan jarak tanam 9,42 x 8,16 meter, yang man ajumlah populasi tanaman dapat mencapai 130 pokok / ha, dengan sistem segitiga sama sisi.
2. Pemancangan
Di perkebunan PTPN 2 dilakukan pemancangan yaitu pekerjaan untuk menentukan letak posisi tanaman dilapangan yang ketentuan berdasarkan jarak tanam. Untuk PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau mengunakan jarak tanam 9, 42 x 8, 16 meter dengan jumlah populasi tanaman 130 pokok / ha, dan sistem yang digunakan segetiga sama sisi adapun prosedur pemancangannya sebagai berikut:
a. menentukan arah utara dan selatan dengan menggunakan alat kompas.
b. Dilanjutkan dengan menentukqan titik “0” , yang mana titik tersebut sebagai pancang arah utara dan selatan yang telah di tentukan.
c. Pembuatan panjang kepala dengan menggunakan ajir, yang panjang bagaian atasnya di beritanda ( kain putih) dengan jarak 9,42 m.
d. Kemudian membuat panjang dengan arah timur barat menggunakan arah pitagoras segitiga siku-siku, dengan panjang 3 m , dan tinggi 4 m, dan sisi miring 5 m, yang nantinya akan di dapat dengan sudut 90m.
e. Untuk pemancangan selanjutnya pada areal lain di lakukan dengan mengikuti petak lahan yang telah berisi dengan pancang.
Untuk lebih jelasnya konsep dari pada pemancangan tanaman dengan menggunakan jarak tanam 9,42 x 8,16, sistem segitiga sama sisi adalah sebagai berikut:
U
9,24 m 9,24 m
8,16 m
2,355 m 4,71 m 4,71 m
9,42 m S
4,08 m
Garis Blok
PILLAR
Gambar 2. Bentuk Pancang Dan Ukurannya
KETERANGAN :
X = Pancang Mati
= Pancang Tanaman
PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM )
Tanaman belum menghasilkan atau ( TBM ) adalah tanaman dimana tanaman kelapa sawit belum menghasilkan produksi secara maksimal tanamna ( TBM ) ini menjadi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. TBM 0 : Tanaman yang baru ditanam pada saat bulan tanam sampai dengan bulan Desember yaitu : antara bulan 8 – bulan 12.
b. TBM I : Tanaman yang berumur 2 tahun, tanaman baru setelah berumur 1 tahun dilapangan.
c. TBM II : Dimana TBM 2 tahun, setelah TBM I .
d. TBM III : TBM 3 tahun adalah dimana setelah TBM II.
Pada TBM perlu dilakukan juga penyisipan pada tiap – tiap TBM, yaitu :
a. TBM I : 5 %
b. TBM II : 2,5 %
c. TBM III : 1 %
Aturan yang digunakan dalam melakukan penyisipan adalah apabila tanaman belum menghasilkan tanaman I ( TBM I ) yang mati 1 pokok, maka tanaman disisip dengan 1 pokok. Apabila pada TBM II dan TBM III yang mati adalah 2 pokok, maka cukup 1 pokok saja yang disisip yang sesuai dengan aturan ( Rumus yang berlaku ) .
Untuk pemeliharaan dan tahapan pekerjaan yang dilakukan pada TBM adalah sebagai berikut :
1.1. Meghitung jumlah tanaman yang normal dan abnormal
tanaman Disisni dilakukan penghitungan dengan tujuan untuk melihat dan mengetahui mana tanaman yang normal dan abnormal serta melihat tanaman yan terserang hama dan penyakit dan sampai mati.
1.2. Pemantauan pada TBM
Merupakan perkerjaan yang bertujuan untuk melihat keadaan tanaman disetiap blok TBM untuk melihat kekurangannya, seperti tanah yang kurang padat, tanaman miring,tanaman yang tergenang air, dan lainnya.
1.3. Penyisipan
Penyisipan merupakn pekerjaan yang bertujuan untuk menyisip tanaman yang mati dilapangan, dan ini dilakukan pada saat setelah tanam. Adapun syarat penyisipan adalah, pada TBM I sisipan 5%, TBM II 25%, dan TBM III 1%.
1.4. Pemeliharaan jalan
Pemeliharaan jalan meliputi benteng,teras dan lainnya. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk memperbaiki jalan yang rusak dimana jalan ini ini akan di gunakan unuk pengangkutan hasil produksi dari tanaman kelapa sawit setelah tanaman TBM menjadi tanaman menghasilkan (TM).
Untuk pemeliharaan jalan dapat menggunakan cara manual yaitu dengan cara mencangkul, menggaruk, yang mana dapat digunakan untuk menutup lobang, membuang batu serta rumput, dan lain sebagainya.Selain itu pemeliharaan jalan juga dapat menggunakan cara mekanis yaitu dengan menggunakan alat berat.
1.5. Penyiangan
Di dalam melakukan penyiangan, kegiatan yang dilakukan adalah untuk memberantas pertumbuhan gulma yangb ada. Penyiangan ini dapat dilakukan dengan cara manual dan cara kimia seperti penyemprotan atau chemis. Cara manual dilakukan bila gulma dapat berupa anak kayu (di dongkel), lalang (di cabut), dan gulma jenis rumputan dapat menggunakan garuk ataupun di cabut. Untuk rotasi cara manual ini adalah dua minggu sekali dengan menngunakan 6 – 8 Hk /ha pada bulan pertama.
1.6. Pemupukan
Pemupukan TBM di perkebunan PTPN II Tanjungb garbus – Pagar marbau dilakukan sesuai dengan umur tanaman,dan untuk rotasi pemupukan tanaman belum menghasilkan, di perkebunan PTPN II Tanjung garbus - Pagar Marbau adalah :
a. TBM 1 di lakukan pemupukan 4 x dalam setahun dan jarak penaburan dari pohon 25 cm, dan lebar penaburan 25 cm.
b. TBM 2 di lakukan pemupukan 3 x dalam setahun dan dalam melakukan pemupukan jarak pemberian pupuk dari pohon adalah 50 cm, dan lebar penaburan adalah 25 cm.
c.TBM 3 di lakukan pemupukan 2 x dalam setahun dan dalam pemberian pupuk jarak penaburan adalah 75 cm dan lebar penaburan 25 cm.
Tabel 3. Untuk dosis pupuk yang biasa di berikan pada TBM I, II, dan III dengan dosis g / pohon adalah sebagai berikut :
Umur setelah Tanam ( Bulan)
Jumlah Pupuk ( g / Pohon )
UREA
RP
MOP
KIESRIT
BORON
5
7
9
12
150
400
400
400
-
-
500
-
100
500
-
500
-
-
250
-
-
-
20
-
Jumlah
1.350
500
1.100
250
20
16
20
24
750
750
750
-
750
-
750
750
750
500
750
500
30
-
50
Jumlah
2.250
750
2.250
1.750
80
28
32
750
750
-
1000
750
750
75
-
750
-
-
Jumlah
1.500
1000
1.500
750
-
Total
5.100
4.850
4.850
2.750
100
Sumber : PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau
1.7. Tunas pasir
Tunas pasir adalah dimana membuang buah – buah yang busuk dan juaga membuang peleah – pelepah yang kering. Alat yang sering para pekerja gunakan dalam pelaksanaan tunas pasir adalah dodos, dan pekerjaan ini dilakukan pada saat panen perdana / panen awal.
1.8. Pemberantasan hama dan penyakit kelapa sawit
Pada tanaman belum menghasilkan hama yang sering menyerang kelapa sawi adalah hama ulat kantong dan hama kumbang tanduk (oryctes rhinoceros). Dalam pemberantasan hama kumbang tanduk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan manual an kimia.
Cara manual ini dilakukan dengan menggunakan alat kawat yakni menarik kumbang yang bersembunyi kemudian di bunuh, bisa juga dengan cara langsung mengambil kumbang tanduk dengan tangan. Sedangkan dengan cara kimia adalah dengan menggunakan insectisida dengan dosis 15 – 30 g / pokok, dengan rotasi 3 bulan.
Untuk pemberantasan hama ulat kantong dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual ini dapat dilakukan dengan mengutip dan membunuh hama, dan dapt pula dengan membuang pelepah yang terserang hama dalam jumlah besar. Sedangkan cara kimia adalah dengan cara pengasapan (poging).
Penyakit yang sering menyerang tanaman belum menghasilkann adalah penyakit tajuk dan penyakit busuk batang ( ganoderma ). untuk penyakit tajuk ini biasanya disebabkan oleh bawaaan genetis, dimana gejala serangannya terlihat bila tajuk membuka dan membengkok. Untuk pengendalian penyakit ini biasanya di biarkan saja, karena penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 – 12 bulan
Untuk penyakit ganoderma biasanya memiliki ciri yang ditimbulkannya pada kelapa sawit, cirinya yaitu sebagai berikut :
a. Daun seperti kekurangan unsur hara dan air.
b. Pada tanaman muda penyakit ini dapat menyebabkan kematian
c. Pelepah layu terkulai,dan warnanya kusam dan coklat
d. Batang kelapa sawit sangat keropos karena penyakit ini mengambilair yang berada pada tanaman kelapa sawit.
Dalam pemberantasan penyakit busuk batang ( ganoderma ) yang sangat efisien adalah dengan cara membongkar dan membuang tanaman serta membakar sumber penyakit yang terinfeksi, dan bila bekas bongkaran hendak ditanam kembali sebaiknya tanah di olah terlebih dahulu.
2. Tanaman Menghasilkan
Dalam pemeliharaan tanaman menghasilkan merupakan kegiatan untuk memotifasi pertumbuhan tanaman dengan baik, dengan tujuan agar tanaman dapat berproduksi dengan baik dan seoptimal mungkin. Agar tanaman menghasilkan produksi dengan baik, maka taman harus di pelihara dengan baik, dan tahapan pemeliharaan pada TM adalah sebagai berikut :
2.1. Penyemprotan / Penyiangan gulma
Penyiangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan tanaman dari gulma– gulma yang ada, seperti lalang, rerumputan, anak kayu sebaiknya cara yang digunakan adalah cara manual yaitu dengan cara mendongkel (anak kayu) dan dicabut lalang .
Sedangkan untuk membersihkan gulma jenis rumpun - umputan, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Cara kimia
b. Dan cara manual
Untuk cara kimia ( Chemis ) dapt digunakan dengan menggunakan racun jenis herbisida, sedangkan denga manualdapat digunakan dengan alat seperti garuk, babat, dimana alat ini dapat membersih gulma yang ada dipiringan maupun yang berada dipasar pikul.
2.2. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman menghasilkan sebanyak dua kali dalam setahun. Dasar pemupukan diperoleh setelah dilakukan analisis daun, dimana daun yang efisien untuk dianalisis adalah pelepah daun.
Pemupukan yang baik dilaksanakan pada msim hujan kecil yaitu sekitar (> 60 mm ), karena pupuk akan lebih cepat larut sehingga dapat diserap oleh tanaman, dan bila pada musim hujan besar danmusim kemarau sebaiknya pemupukan ditunda.
Didalam pemupukan dosis yang dipergunakan pada tanaman menghasilkan ini dapat berbeda trgantung dari pada tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman, dan juga tergantung dari hasil analisis daun. Pada kebun Tanjung garbus - /Pagar marbau, dosis pemupukan dilakukan sesuai dengan rekomendasi pemupukan Yang merupakan hasil dari analisis. Urutan pemupukan dimulai dengan pemberian pupuk RP, Dolomit, Urea, MOP, dengan rotasi 2 minggu sekali
Cara yang digunakan dalam melakukan pemupukan yaitu dengan cara sebar merata didalam piringan, untuk jarak penebaran pada tanaman menghasilkan yaitu:
a. TM < style=""> :
Penaburan pupuk diberikan dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok, untuk semua jenis pupuk.
b. TM > 8 tahun : Penaburan pupuk, khususnya pupuk RP dan dolomit 25 % dari bagian pupuk, ditabur sejauh 20 cm dari pinggir piringan, ditabua dan dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok, dan untuk pupuk urea dan MOP dapat ditabur dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok.
PANEN
1. Kriteria Panen
PTPN II mempunyai kriteria dalam menentukan matang atau tidaknya buah yang akan di panen. Umtuk itu perlu kita ketahui kriteria dalam menentukan buah matang :
Tabel 4. Kriteria buah yang dipanen.
Fraksi
Jumlah Brondolan yang lepas
Keterangan
00
Tidak ada buah berwarna merah
Sangat Mentah
0
1 – 4 untuk / tandan <>
1 – 9 untuk / tandan > 5 kg

Mentah
I
5 brondolan dipiringan untuk / tandan 5 kg
10 brondolan dipiringan untuk / tandan 5 kg
Mentah
II
5 brondolan s/d 24 % buah luar lepas untuk / tandan 5 kg
10 brondolan s/d 24 % buah luar lepas untuk / tandan 5 g
Matang
III
25 % - 45 % buah luar memberondol
Matang
IV
50 % - 75 % buah luar memberondol
Lewat Matang
V
75 % - 100 % buah luar memberondol
Lewat Matang
VI
100 % buah luar dan dalam memberondol
Busuk

Sumber : PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau
2. Metode Panen
Di PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau menggunakan dua metode pemanenan yaitu metode ancak giring dan ancak tetap. Metode ancak giring adalah dimana pemotongan buah harus dimulai dari pinggir areal menuju kedalam / ketengah dalam suatu pasar, dan kembali lagi pada batas tanaman sebelahnya dengan pasar lainnya. Keuntungan dari ancak giring ini adalah :
a. Memudahkan Pengontrolan karena pemanenan dilakukan pada saat tempat yang sama.
b. Kemungkinan tandan buah yan ketinggalan sangat kecil.
c. Buah lebih cepat dikeluarkan , dan angkutan lebih mudah.
Sedangkan metode ancak tetap adalah dimana pemanen diberi ancak dengan luas areal tertentu untuk dapat menyelesaikan panen pada hari itu tanpa ada perpindahan Keuntungan metode ancak tetap adalah :
a. Pemanen tidak perlu berpindah – pindah ancak, sehingga kemungkinan berjalan tidak jauh.
b. Memudahkan pengontrolan.
3. Panen
Panen adalah usaha untuk mengamabil tandan buah matang, serta mengutip memungut brondolan ditempat pemungutan hasil ( TPH ). Dikebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau merotasi panen dilakukan 5 hari selama dalam 1 minggu ( 5 / 7 ). Tetapi apabila terjadi musim terk dan musim puncak panen, maka hari panen dapat dirubah menjadi lebih banyak atau lebih sedikit.
Alat yang digunakan dalam memanen adalah dodos untuk tanaman mu ( TM I – TM III ), dan egrek digunakan untuk tanaman remaja dan dewasa ( TM IV – TM VIII ), dan egrek sambung 1 dan 2 sawit yang sudah tua ( TM VIII – TM XXV ).
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PRABIK KELAPA SAWIT ( PKS ) DI KEBUN TANJUNG GARBUS – PAGAR MARBAU
Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ) adalah alat pengelolahan Tandan Buah Segar ( TBS ) kelapa sawit yang cukup besar dan mahal harganya adalah hal yang seharusnya disadari, bahwa pengoperasian alat ini menuntut persiapan dan penyediaan tenaga yang cukup berpengalaman dan trampil, yang dikelola dengan sistem management yang baik.
PKS dioperasikan dalam suatau rantaian proses yang kontinu, dimana hasil proses instalasi sebelumnya dilanjutkan oleh instalansi berikutnya tanpa dapat merubah mutu, tetapi hanya melanjutkannya. Kesalahan pada proses dimuka tidak dapat diperaiki pada proses selanjutnya, jadi dibutuhkan tindakan atau pekerjaan yang benar untuk setiap langkah poses sehingga hasil pengelolahan dicapai optimal.
Pengelolahan bahan baku Tandahan Buah Segar ( TBS ) menjadi minyak sawit dan inti sawit dilakukan dengan prinsip pemisahan, atau proses untuk mengambil bahan yang sudah tersedia tanpa mengubah, jadi hasil yang dicapai akan bergantung pada bagaimana bahan baku TBS yang tersedia . Di PKS yang harus diusahakan ialah agar tidak ada yang hilang, dan mutu produksi tidak makin jelek.
Sebelum proses pengelolahan dimulai terlebih dahulu diperlukan persiapan – persiapan yang matang agar pabrik dapat beroperasi dengan baik,
berjalan dengan kontinu, dapat mencapai sasaran kapasitas dengan mutu hasil olah yang baik. Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, baik alatnya sendiri maupun bahan baku olah, terutama tenaga kerja.
Persiapan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan Peralatan
Semua alat diperiksa sebelum dioperasikan. Petunjuk pemeriksaan dengan memakai journal sebelumnya, ini perlu sehinnga terhindar dari kerusakan – kerusakan selama operasi.
c. Keadaan Pelumas
Keadaan pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Untuk ini pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan keharusan sebelum operasi , agar tindakan dapat dilakukan sebelum terlambat.
d. Bahan Bakar
Keadaan bahan bakar harus diperiksa terlebih dahulu sebelum menghidupkan mesin – mesin.
e. Bahan Baku ( Tandan Buah Segar )
Periksa laporan keadaan bahan baku Tandan Buah Segar ( TBS ) baik di pabrik maupun di lapangna untuk dapat menentukan jam mulai proses pengolahan.
f. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan orang – orang yang akan mengoperasikan semua alat, oleh karena itu dibutuhkan tenaga kerja yang akan mengoperasikan setiap alat di setiap stasiun- stasiun yang ada.
Setelah dilakukan persiapan - persiapan yang matang sebelum pengelolahan dimulai dilanjutkan dengan melakukan proses menghidupakan mesin – mesin yang ada digunakan untuk memanaskan mesin – mesin tersebut selama ± 30 menit sebelum pengelolahan pertama dilakuakan. Dihidupkan dengan menekan push bottom berturut – turut dengan suatu interval tertentu, star berikutnya dilakukan setelah alat berjalan normal.
Setelah kegiatan – kegiatan diatas dilakukan dengan benar maka proses pengelolahan kelapa sawit dapat segera dilakukan.
Proses awal pengelolahan tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Truk – truk yang mengangkut kelapa sawit Dri lapangan diangkut ke pabrik, sebelumnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat dari kelapa sawit yang diperoleh dari lapangan.
b. Setelah ditimbang kelapa sawit yang diangkut tadi akan di sortasi guna memilih kelapa sawit yang layak diolah dan menyisihkan kelapa sawit yang tidak memenuhi syarat untuk diolah.
c. Kelapa sawit yang telah memenuhi syarat untuk diolah tadi dikumpulakan di loading Ramp, tandan buah di tuang pada tiap – tiap sekat dan diatur dari pintu ke pintu lainnya dengan isian sesuai dengan kapasitas.
d. Kemudian kelapa sawit tersebut dituang kedalam lori –lori yang tersedia. Lori merupakan alat untuk mengangkut buah dan merebus buah. Lori rebusan diisi penuh dan merata sesuai dengan kapasitas lori tersebut, diusahakan jangan sampai kelebihan kapasitas dalam setiap lorinya. Emudian lori tersebut ditarik dengan transfer car munuju perebusan ( Sterilizer).
e. Di dalam rebusan ( Sterilizer) lori – lori yang berisi kelapa sawit siap direbus selama 120 menit dengan tekanan 2,5 – 2,8 kg F/cm2 dengan suhu selama rebusan 1500C. Di dalam satu rebusan dapat memuat ± 10 lori. Tujuan dri perebusan ini adalah untuk mempermudah pemipilan, memepermudah pelumutan, dan mematikan enzym lipase yang dapat menaikkan Asam Lemak Bebas (ALB ). Setelelah selesai selesai proses perebusan lori – lori tersebut ditarik dengan Capstand keluar dari perebusan ( Sterilizer ).
  1. Kemudian lori – lori yang telah direbus dengan menggunkan Housting Crane kemudian dituangkan ke dalam Hopper kemudian masuk ke dalam Automatic Feider lalu masuk ke Stripper / Thresher. Dari Thresher dilakuakan pemisahaan Brondolan dan Tandan Kosong ( Tankos ), tankos dijalankan ke Empty Bunch kemudian diangkut dengan truk lalu dipasarkan, sedangkan brondolan dipisahkan menuju Fruit Under Thresher Converyor.
  2. Dari Fruit Under Thresher Converyor brondolan/ buah masak ke Fruit Elevator dari Fruit Elevator brondolan diangkut menuju Fruit Distributing Conveyor kemudian dilanjutkan ke Digester.
  3. Di dalam digester brondolan dilumatkan sehingga daging buah terpisah dari biji. Digester ini terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang didalamnya di pasang pisau – pisau pengaduk.
  4. Dari digester brondolan masuk ke dalam Screw Press di dalam Screw Press dilakukan pemisahan minyak dari ampas dan biji.
Minyak dimasukkan ke Talang minyak untuk memisahkan pasir dari minyak kasar kemudian di ayak di Sweco ( ayak getar ) untuk memisahkan sampah – sampah yang ikut dalam minyak, kemudian dimasukkan ke dalam Crude Oil Tank kemudian dilanjutkan ke Balance Tank dan seterusnya dijalankan ke dalam Continuos Tank.
  1. Di Continuos Tank dilakukan pemisahan, minyak yang telah dipisahkan ditampung di dalam Oil Tank untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripusi minyak. Tangki ini berbentuk silinder, dengan bagian dasar berbentuk kerucut.
  2. Dari Oil Tank dilakukan pemmurnian minyak di dalam Oil Purifier, minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil bergerak ke arah poros, dan terdorong keluar oleh sudu – sudu ( Paring Disc ), sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl. Air keluar, padatan melekat pada dinding bowl yng dikeluarkan dengan pencucian. Kemudian masuk ke transfer Tank untuk di lanjutkan ke Float Tank.
  3. Float Tank dipakai untuk mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki hampa udara ( Vacuum ) agar merata dan tetap ( Konstan ). Kemudian dilanjutkan ke Vancuum Dryer dipergunakan untuk memishkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa kemudian dimasukkan ke dalam Tangki Timbun.
  4. Minyak hasil pisahan dari Continuous Tank ditampang di Sludge Tank. Alat ini berbentuk tabung silinder yang bagaian bawahnya berbentuk kerucut. Dari Sludge Tank diteruskan ke Brush Stainer disini dipisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum dalam diolah dalam sludge separator.
  5. Dari Brush Strainer masuk ke Sending Cyclone yang diteruskan ke dalam Sending Tank.
  6. Dari Sending Tank kemudian dilanjutkan ke Sludge Separator untuk dikutip minyaknya. Kemudian dari Sludge Seperator dilanjutkan ke Foot Tank dan dari Foot Tank kembali di alirkan ke Continuos Tank.
  7. Di Screw Press Ampas dan biji yang dipisahkan dari minyak masuk ke dalam Cake Breaker Converyor. Ampas press yang masih bercampur biji dan berbentuk gumpalan – gumpalan dipecah dan dibawa oleh alat pemecah kempa ini kepada alat selanjutnya untuk dipisah antara ampas biji.
  8. Setelah dari Cake Breaker Converyor di lanjutkan ke Separing Colum. Di Separating Colum ampas dan biji dipisahkan. Ampas masuk ke Fiber Fan kemudian dilanjutkan ke General Converyor dan dilanjutkan ke Talang Bahan Bakar lalu di masukkan ke dalam Boiler. Sedangkan biji diteruskan ke Polishing Drum.
  9. Dari Polishing Drum diteruskan ke Wet Nut Elevator setelah itu dilanjutkan ke Silo Biji di dalam Silo biji akan dipakai sebagai tempat pemeraman biji yang selanjutnya bila biji tersebut telah cukup kering akan dipecahakan di dalam alat pemecah. Kemudian diteruskan ke Dry Nut Conveyor dan Dry Nut Elevator.
  10. Kemudian masuk ke dalam Nut Greeding Drum yaitu tempat pembagi biji menurut besarnya diameter biji agar biji yang masuk ke dalam Cracker diusahakan merata. Alat ini berupa tabung berputar, yang dilengkapi dengan lubang – lubang yang besarnya disesuaikan dengan histogram.
  11. Dari Nut Greeding Drum dilanjutkan dengan proses Ripple Mill 1 dan proses Ripple Mill 2, di dalam ini terjadi pemecahan biji, kemudian diteruskan ke dalam Mixtured Conveyor. Selanjutnya peoses diteruskan ke LTDS I dimana cangkang masu ke Dust Separator dan diteruskan ke Boiler sebagai bahan bakar, sedangkan inti cangkang berat masuk ke LTDS II. Di dalam LTDS II cangkang dan inti ringan masuk ke dalam Dust Separator yang selanjutnya diteruskan ke Claybath, di dalam Claybath akan dihasilkan cangkang dan inti.
  12. Sedangkan inti berat yang terdapat pada LTDS II di teruskan ke Silo inti, dimana Silo inti berfungsi untuk mengeringkan inti sesuai dengan kadar air yang ditentukan. Kemudian diteruskan ke Elevator seterusnya dilanjutkan ke dalam Bulking inti dan akhirnya inti tersebut ditampung di dalam penampung inti.
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SECARA UMUM
PEREBUSAN
PEMEPILAN
PELUMATAN/PEREMASAN
PEMERASAN
PENYARINGAN
MINYAK BIJI
PENGENDAPAN PEMANASAN ALAMI
PEMURNIAN PEMECAHAN
PENGERINGAN MINYAK PEMANASAN
CPO INTI PRODUKSI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
  1. Tandan buah segar kelapa sawit yang telah mengalami proses pengolahan akan menghasilkan CPO dan inti produkski.
  2. Tujuan dari perebusan yaitu untuk mempermudah pemipilan, mempermudah pelumatan, dan mematikan enzym lipase yang dapat menaikkan Asam Lemak Bebas ( ALB ).
  3. Asam Lemak Bebas meningkat jika tandan buah segar kelapa sawit terlalu lama berada di lapangan ataupun tertalu lama ditumpuk di Loading Ramp.
  4. Asam Lemak Bebas yang disesabkan oleh enzym lipase dapat menurukkan mutu kadar minyak sehingga harga minyak menjadia murah.
  5. Waktu yang dibutuhkan dalam Sterilizer yaitu 120 menit dengan tekanan 2,5 – 2,8 kg F / cm 2 dengan suhu rebusan 150 0C.
SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam mengerjakan semua kegiatan yang berlangsung di dalam proses pengolahan baik sebelum dan sesudah pengolahan, sehingga hasil pengolahan dapat meningkatkan dan memeberikan keuntungan yang memuaskan.
MANAJEMEN PERUSAHAAN
1. Jumlah Tenaga Kerja
Tabel 5 . Jumlah tenaga kerja
Keterangan
Jumlah Orang
Umum / Administrasi
273
Tanaman
773
BHL
312
Staf
12
Total
1370
Sumber : PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau
2. Bidang Seksi Pekerja
Perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau dikepalai oleh seorang Administratur ( ADM ) yang pelaksanaan tugasnya dibantu oleh beberapa staf pegawai dan sejumlah karyawan. Adapun wewenang dari setiap struktur personil organisasi adalah sebagai berikut :
2.1. Administratur ( ADM )
2.1.1. Tugas dan kewajibannya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan direksi dalam mengelola semua faktor – faktor produksi secara kontiniu dan konsisten, dengan berpedoman kepada policy perusahaan, RKAP, dan ketentuan – ketentuan yang berhubungan uantuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
b. Menjalin kerjasama yang baik dengan semua staf yang berada dibawah pengawasannya.
c. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawasan dari direksi yang memberikan tugas.
2.1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan :
a. Mengelola management perusahaan dengan baik.
b. Mengelola kas kebun dengan baik.
c. Menciptakan suasana dengan baik, guna untuk meningkatkan produktifitas kerja yang baik.
d. Memelihara hubungan kerja sama yang baik, antara serikat buruh, organisasi karyawan, dan masyarakat sekitar, guna untuk mencapai perusahaan yang baik sesuai dengan kebijakan direksi.
e. Mengawasi pekerjaan bawahan, serta membuat konduite untuk para pegawai dan staf.
Wewenang dan tanggung jawab :
f. Berwenang mengambil keputusan yang sifatnya rutin dan tidak prinsipil, serta tidak menyimpang dari kebijakan direksi.
g. Berwenang menandatangani surat – surat, baik laporan maupun surat – surat resmi,serta pengambilan uang ke kantor direksi.
h. Bertanggung jawab kepada direksi, ataschal kepemimpinannya.
2.2. Asisten kepala ( Askep )
2.2.1. Tugas dan kewajibannya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan Direksi atau Aministratur didalam memimpin staf dan afdeling, dan mengelola semua faktor – faktor produksi secara kontiniu dan konsisten, serta berpedoman dengan policy perusaan, RKAP, dan ketentuan – ketentuan tertentu.
b. Dalam menjalankan tugas harus menerima pengawasan dan pengarahan administatur yang memberikan tugas.
c. Menjalin kerjasama yang baik dengan semua staf yang berada di bawah kepemimpinan dan pengawasannya.
2.2.2. Pelaksanaan kerja :
a. Memimpin dan mengkoordinator serta mengawasi tugas – tugas semua staf afdeling yang berada dibawah pengawasannya.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan dalam menyusun RKAP afdeling dengan berpedoman pada kebijaksanaan Direksi dan ketentuan – ketentuan yang berlaku, serta mempedomani RKAP didalam pelaksanaannya.
c. Menciptakan iklim yang baik untuk meningkatkan produktifitas.
d. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan serikat buruh, organisasi karyawan, dan masyarakat.
2.2.3. Wewenang dan tanggung jawab :
a. Berwewenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsip serta menyimpang dari kebijaksanaan Direksi dan Administratur.
b. Berwenang menandatangani surat – surat yang sifatnya rutin tidak prinsipil kepada Administratur dan sesama pegawai staf di perkebunan itu sendiri.
c. Dapat ditunjuk untuk mewakili administratur atas permohonan administratur dan izin Direksi.
d. Bertanggung jawab kepada administratur
2.3. Kepala tata usaha
2.3.1. Tugas dan kewajibannya:
a. Menjalankan kebijaksanaan Direksi dan administratur dalam memimpin dan mengkoordinator serta mengawasi kegiatan administrasi, dengan berpedoman kepada kebijakan perusahaan, RKAP, dan ketentuan – ketentuan yang berlaku.
b. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawsan dari administrasi yang bersangkutan kepada pegawai yang mengelola administrasi.
2.3.2. Pelaksanaan kerja :
a. Mengawasi dan memberikan petunjuk mengenai kegiatan administrasi dan penggunaan biaya serta memaraf semua surat – surat serta bukti – bukti pembukuan yang akan ditanda tangani oleh administratur.
b. Mengelola transaksi perkebunan
c. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam menyusun RKAP dengan berpedoman kepada ketentuan – ketentuan yang berlaku.
d. Mengawasi pekerjaan bawahan, serta staf pegawai yang berada dibawah pengawasannya.
2.3.3. Wewenang dan tanggung jawab :
a. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsipil kepada Administrasi serta menyimpang dari kebijaksanaan direksi dan administrasi.
b. Berwenang menandatangi surat – surat yang bersifat rutin dan tidak prinsipil kepada Administratur.
2.4. Asisten umum
2.4.1. Tugas dan kewajibannya adalah:
a. Menjalankan kebijaksanaan Direksi dan Administratur dalam melaksakan tugas didalam perkebunan maupun tugas – tugas yang ada hubungannya dengan masyarakat.
b. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawasan dan Administratur yang memberikan tugas.
c. Menjalin kerjasama yang yang baik dengan semua karyawan pemimpin dan karyawan pelaksana kerja serta masyarakat setempat.
2.4.2. Pelaksanan kerja :
a. Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan serikat kerja
b. Menjadikan kondisi uang yang baik untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia, dan melaksakan tugas perusahan.
Wewenang dan tanggung jawab :
c. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak Adminstratur prinsipil, serta tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi dan.Administratur.
d. Bertanggung jawab kepada Administratur
2.5. Asisten tanaman
2.5.1. Tugas dann Kewajibannya :
a. Memimpin segala kegiatan operasional di afdeling dengan berpedoman kepada kebijakan perusahaan, RKB, dan ketentuan – ketentuan yang berlaku, baik secara intruksi lisan maupun tertulis dari atasan.
b. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mau menerima langsung pengawasan bimbingan dari Administratur dan Askep.
c. Menjalin kerjasama yang baik dengan sesama afdeling.
2.5.2. Pelaksanaan kerja :
a. Membuat RAB afdeling,dengan berpedoman pada norma – norma dari standart pekerjaan pertama yang telah ditetapkan oleh direksi yakni mengawasi pengawasan pemaikian tenaga kerja, memeriksa recana oprasional bulanan, dan membuat rencana kerja RKMKB.
b. Melaksanakan dan pengawasi kegiatan oprasional afdeling dengan menggunakan semua faktor – faktor produksi, agar potensi tanaman dapat mencapai sasaran.
c. Membina dan mengendalikan biaya afdeling dengan pedoman RKB yang telah ditetepkan, yaitu mengawasi pemakaian tenga kerja, memeriksa rencana kerja realiasi tenaga kerja, mengawasi pemakaian bahan – bahan, dan sebagainya.
d. Membina dan mengkoordinir kegiatan Administrasi dengan baik tepat pada waktunya, dan berpedoman pada sistem Administrasi.
e. Melaksanskan pemeliharaan tanaman, seperti penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan lain sebagainya.
f. Mengemukakan usul dan permasalahan yang ada di afdeling dan menyalurkan solusinya.
g. Melaksanakan pesan sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
Tanggung jawab :
h. Bertanggung jawab kepada adiministrasi ( ADM )
2.6 Asisten TP / Dinas sipil
2.6.1. Tugas dan kewajiban :
a. Memantau dan pengawasi semua kegiatan TP / DS.
b. Dalam melakukan tugas, berpedoman kepada RKAP dan norma yang ada.
c. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawasan dari Administrasi yang memberikan tugas.
d. Menjalin kerjasama yang baik dan sehat kepada semua pekerja.
2.6.2. Pelaksanaan kerja :
a. Mengawasi semua kegiatan TP / DS.
b. Melaksanakan dan menerima order kerja yang berhubungan dengan sipil / traksi.
c. Memberikan petunjuk dalam melaksanakan RKAP TP / Dinas sipil.
d. Mengajikan keperluan barang bengkel traksi / sipil dalam pra AU – 24 setiap periode ( bulan ).
e. Menciptakan kondisi kerja yang baik dan produktif.
2.6.3. Wewenang dan tanggung jawab :
a. Berwewenang mengambil keputusan yang sifatnya rutin dan prinsipal serta tidak menyimpang dari kebijakasanaan Direksi dan Administratur.
b. Berwewenang menandatangani surat – surat yang sifatnya rutin dan tidak prinsipil kepada semua Administrasi dan semua staf.
c. Brtanggung jawab kepada Administratur.
2. 7. Asisten kantor
a. Bertanggung jawab kepada asisten kepala dan Adminstratur.
b. Membantu dan mewakili Administratur dlam hal administrasi kebun.
c. Bertanggung jawab terhadap semua adminitrasi kebin.
2.8. Mandor satu
a. Bertanggung jawab kepada asisten afdeling.
b. Membantu asisten afdeling dalam menjalankan semua semua kegiatan afdeling.
2.9. Mandor lapangan
a. Bertanggung jawab keapada asisten.
b. Memeriksa kehadiran karyawan, dan mengawasi karyawan lingkungan.
2.10. Krani
a. Mencatat kehadiran dan prestasi karyawan dibuku mandor dan dibuku afdeling.
b. Mengadakan pengawasan terhadap biaya kerja.
2.11. Karyawan / Pekerja
a. Bertanggung jawab kepad mandor satu dan asisten.
b. Melakukan kegiatan dilapangna sesuai intruksi mandor
3. Sistem Gaji
Di perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau sistem gaji / upah dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Semua karyawan termasuk bulanan pembayaran dilakukan satu bulan sekali.
b. Pinjaman biasanya diberikan pada pertengahan bulan kepada pegawai dan karyawan Tanjung Garbus – Pagar Marbau sebesar Rp 80.000 / orang.
c. Berdasarkan ketetapan SE No. 11. 12 / SE / 23 / 2000, bahwa pemberian pembayaran golongan yang telah ada ditentukan oleh kantor Direksi, yang mana golongan untuk staf dari III A sampai IV D.
SOSIAL DAN BUDAYA
Perkebunan PTPN – II Tanjung Grabus – Pagar Marbau juga telah mengadakan hubungan sosial budaya kepada masyarakat, baik bersosial budaya didalam perkebunan maupun diluar perkebunan. Tujuan dari sosial budaya ini adalah agar terbinanya hubungan yang baik antara kebun PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marabau dengan masyarakat setempat, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat dan perusahaan.
1. Sosial Budaya Di Dalam Perkebunan
Perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau mengadakan sosial budaya di dalam perkebunan meliputi kegiatan – kegiatan tertentu antara lain :
a. Memberikan tunjangan hari besar keagamaan.
b. Memberikan perhatian bagi pekerja yang berprestasi berupa hadiah
c. Memberikan catuan berupa beras, dan memberi cuti bagi para pekerja / pegawai sesuai ketentuan dari perusahaan.
2. Sosial Budaya Diluar Kebun
Sosial budaya yang dilakukan perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah dengan mengadakan kegiatan yang bersifat untuk umum seperti :
a. Membantu memberikan fasilitas pendidikan (sekolah)
b. Membantu memberikan fasilitas kesehatan seperti poliklinik, polindes, puskesmas, dan posyandu.
c. Membangun tempat peribadatan.
d. Membantu memberikan fasilitas jalan dan listrik.
e. Memberikan peluang kerja bagin yang mempunyai potensi untuk bekerja di PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau.
KESIMPULN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Sejak berdirinya kebun PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau telah banyak mengalami perubahan – perubahan yang dimulai pada tahun 1963, 1964, 1970, 1976,1989, hingga akhirnya pada tanggal 11 Maret 1996 PTPN IX di gabung dengan PTPN II Persero, dan disingkat dengan PTPN II TG Pagar Marbau.
b. PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau penyakit yang berbahaya bagi tanaman kelapan sawit adalah penyakit busuk pangkal batang yang di sebabkan oleh jamur Ganoderma boninense.
2. Saran
Karyawan dann karyawati terutama karyawan buruh panen harus diperhatikan lebih baik, dalam arti memberikan semangat yang tinggi, dalam bentuk kenaikan gaji, uang puding,dan lainnya. Tujuan ini dilakukan agar karyawan dan karyawati dapat bekerja dengan lebih baik dan lebih giat dalam bekerja, karena biar bagaimanapun ujung tombak ( pondasi ) perusahaan adalah karyawan dan karyawati khususnya karyawan buruh panen.

Subscribe to receive free email updates: