Alam dan metode ekonomi

Alam dan metode ekonomi 
Persoalan manusia yang paling tua adalah persoalan memenuhi kebutuhan setiap harinya. Kebutuhan menjadi penggoda bagi setiap individu sehingga tidak akan pernah merasa puas bahwa kebutuhannya telah terpenuhi. Kebutuhan ini mulai dari cinta, pergaulan di tengah masyarakat, keperluaan jasmani dan rohani hingga berbagai kesenangan dan hiburan. Kebutuhan menjadi satu daftar dimana manusia tak kunjung sepenuhnya memenuhi setiap item yang terdapat dalam daftar tersebut. Sejarah perkembangan kehidupan manusia utamanya didominasi oleh persoalan bagaimana usaha manusia memenuhi kebutuhannya. Dari masa ke masa kenyataannya manusia semakin mengalami kesulitan untuk memenuhi daftar yang dibuatnya sendiri. Alam yang semula diyakini cukup murah untuk memenuhi seluruh kebuutuhan manusia, pad aakhirnya disadari semakin terbatas kemampuannya. Alam seakan tidak ramah lagi untuk memasok kebutuhan yang ada pada setiap manusia, akibatnya persoalan ekonomi sering barcampur baur dengan persoalan lain. Dengan jalan yang lebih istimewa, ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang perilaku ekonomi manusia dalam berproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang-barang kebutuhan jasmani dan rohani. Sebaliknya, kegiatan-kegiatan demikian dihadapkan dengan berbagai keterbatasan sumberdaya (faktor produksi) yang dimiliki. 


Kenyataannya persoalan memenuhi kebutuhan bukan hanya menyangkut kebutuhan jasmani, bahkan ketika seseorang sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan jasmani, maka orang semakin memprioritaskan kebutuhan rohani pada tempat yang utama. Ilmu Ekonomi lebih berkaitan dengan upaya pengaturan kebutuhan jasmani, yaitu upaya memenuhi kebutuhan fisik sedemikian rupa sehingga memenuhi ukuran-ukuran baik secara umum maupun individu. Walaupun ada bukti yang menunjukkan bahwa dewasa ini kebutuhan rohanipun sering dapat dianggap menjadi kebutuhan ekonomi. Jenis kegiatan demikian tidak digolongkan kepada barang ekonomi walau mungkin organisasi pelaksananya dikelola secara prinsip ekonomi. Misalnya seperti adanya pertunjukan-pertunjukan amal yang dimaksudkan untuk menghimpun dana, baik untuk kepentingan agama maupun untuk kepentingan kemanusiaan, maka pengelolaan daripada kegiatan ini tetap saja dikelola dengan berprinsip kepada ilmu ekonomi. 


Perlu diingat bahwa persoalan kebutuhan sesungguhnya mempunyai berbagai penentu (determinan) baik secara biologis, psikis, maupun sosial sehingga muncul berbagai kebutuhan seperti pakaian, makanan, tempat untuk berteduh, dan berbagai macam barang dan pelayanan, ke dalamnya termasuk pendidikan, keinginan menjadi Sarjana Ekonomi. Semua orang ingin agar seluruh yang ada didaftar kebutuannya dapat terealisir, tapi kawatir bahwa suatu ketika daftar itu tidak dapat dipenuhi keseluruhannya. Karena, menyadari bahwa alam, sumberdaya yang tersedia semakin-hari semakin langka. 


Keinginan yang semakin bertambah yang bersamaan dengan kelangkaan sumberdaya yang semakin meningkat menjadi dua hal yang bertolak belakang. Secara kuantitatif maupun kualitatif kemampuan alam memasok kebutuhan semakin berkurang. Dalam keadaan seperti ini muncul kelangkaan (scarcity), dimana barang-barang harus diperoleh dengan cara mengorbankan sesuatu, baik berupa uang, barang, dan waktu. Dengan adanya kelangkaan maka barang-barang menjadi barang ekonomis dimana setiap orang yang akan memperolehnya akan mengorbankan sesuatu yang bernilai. Sebaliknya, barang bebas sebagai lawan kata daripada barang ekonomi adalah barang yang dapat dinikmati tanpa harus mengorbankan sesuatu. 


Akibatnya, setiap hari manusia berusaha keras bagaimana menentukan setiap pilihan (alternatif) dan memenuhinya. Manusia pada akhirnya harus membuat pilihan, dan setiap pilihan yang memberi hasil tidak optimum akan mengakibatkan dia tidak berada pada kepuasan yang maksimum, atau setidaknya dia menyadari bahwa pilihan ini adalah pilihan dengan biaya yang terendah. Manusia semakin kritis terhadap pilihan yang dilakukan, baik secara individu maupun secara sosial. Karena setiap pilihan akan mengakibatkan munculnya biaya manakala ketika satu pilihan diambil ternyata tersedia pilihan lebih baik justru tidak diambil. Dalam Ilmu Ekonomi disebut sebagai Opportunity cost. 


Ilmu Ekonomi berkenaan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas secara efisien yang bertujuan memperoleh kepuasan maksimum. Kalau telaah ekonomi berkaitan dengan konsumsi barang, maka tujuannya adalah untuk menciptakan kepuasan maksimum, dan kalau memproduksi barang maka tujuannya adalah mencari keuntungan maksimum. Kata efisien pada batasan di atas mengacu kepada suatu aturan, dimana manusia harus berupaya dan menemukan pola, baik di sektor bisnis, pemerintah maupun individu dalam memanfaatkan sumber daya. Pola (pattern) pada akhirnya menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dalam memanfaatkan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang berhasil guna optimal. Efisiensi pada akhirnya menjadi syarat dalam setiap pilihan ekonomi yang dilakukan, karena setiap keputusan yang diambil tidak efisiensi akan mengakibatkan biaya yang kemungkinan ditanggung bukan saja oleh pengambil keputusan, tapi oleh orang lain. 


Dari segi konseptual mudah dipahami bahwa persoalan ekonomi mendasar adalah menyangkut bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya. Tapi persoalan sering menjadi kabur ketika berhadapan dengan persoalan-persoalan inflasi, pengangguran, pengurangan anggaran belanja, kemiskinan, peraturan-peraturan bisnis dan lain-lain. Persoalan demikian sering dianggap sebagai persoalan kepemerintahan dan mungkin saja persoalan politik, sehingga persoalan ekonomi sering menjadi kabur. Misalnya mengenai cara pembiayaan yang dilakukan pemerintah dengan cara meminjam sumberdaya, pada akhirnya sampai kepada masalah harkat sebagai bangsa. 


Memberikan batasan tentang ilmu ekonomi merupakan hal yang sering dilakukan dalam pelajaran ekonomi elementer, walau sering batasan ini berbeda secara harafiah dari satu penulis ke penulis lainnya. Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha memanfaatkan sumberdaya yang jumlahnya terbatas ke arah tujuan pemakaian yang memberikan kepuasan atau hasil yang maksimum.


Ilmu Ekonomi bagi masyarakat
Ilmu ekonomi muncul dan berkembang bersamaan dengan persoalan-persoalan yang ada masyarakat. Banyak masalah spesifik pada saat ini berkaitan dengan aspek ekonomi yang penting. Misalnya dalam proses pemilihan umum, sebagai warga kita dapat mempengaruhi para wakil rakyat dalam menghadapi masalah tersebut. Pertimbangan-pertimbangan krusial biasanya meliputi pertanyaan krusial berikut. Apakah sebab dan akibat dari "twin deficit" (defisit ganda), defisit negara dan defisit perdagangan internasional yang selalu dilaporkan media masa? Apa yang mengkhawatirkan mereka yang tidak mempunyai rumah? Karena faktor ekonomi apa sehingga nilai saham turun drastis? Apakah diperlukan perusahaan yang serakah mengambil alih perusahaan dengan cara yang tidak etis? Mengapa inflasi tidak diinginkan? Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi pengangguran? Apakah program kesejahteraan yang ada sudah efektif dan dapat dipertanggungjawabkan? Pertanyaan-pertanyaan demikian muncul dari masyarakat pada momen tertentu, misalnya pada saat-saat kampanye pemilu. Ini menunjukkan bahwa masyarakat juga secara langsung berbicara tentang Ilmu Ekonomi. Sebagai pertimbangan berikutnya adalah apakah para wakil rakyat cukup sensitif dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang segera harus diambil pemerintah. Dan tentu permasalahan ini banyak menyangkut masalah politik. Ilmu ekonomi memang ditemukan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang pada deimensi yang lebih kompleks sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan perilaku masyarakat itu sendiri. 


Secara lebih spesifik pada satu negara, misalnya di Indonesia permasalahan reformasi membawa dampak yang nyata terhadap kinerja perekonomian. Dengan adanya reformasi yang hampir pada seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam pemerintahan maka membwa dampak terhadap peran pemerintah. Dari aspek teori ekonomi mikro maka peran pemerintah perlahan-lahan dikurangi utamanya dalam memberikan subsidi melalui berbagai komoditi yang selama ini disubsidi seperti misalnya bahan bakar, listrik, telefon dan lain-lain. Pengurangan demikian tidak selalu berjalan mulus karena adanya pertentangan terhadap hal: 1) siapa yang layak disubsidi, 2) bagaimana cara pemeberian, dan 3) bagaimana pula dampak subsidi dalam satu presfektif perekonomian yang lebih luas. Hal seperti ini menjadi topik yang akan berkembang terus yang membuat dinamikia pengajaran teori ekonomi akan terus terperbaharui. 


Implikasi pribadi
Pilihan untuk menjadi ahli ekonomi menjadi prioritas bagi sebahagian orang, dan ternyata semakin banyak para alumnus ekonomi yang dipekerjakan oleh perusahaan besar. Apa pekerjaan mereka? Tugas mereka menyimpulkan dan menginterpertasikan informasi ekonomi, dimana keputusan bisnis yang diputuskan dari hasil penelitian. Ilmu Ekonomi juga membekali individu, konsumen dan pekerja atau buruh dengan wawasan bagaimana melakukan pembelian atau mengkonsumsi yang lebih baik dan membuat keputusan tentang tenaga kerja. Bagaimana seseorang harus memutuskan apa yang dibeli dan berapa banyak? Bagaimana seseorang dapat menghindari kemungkinan penurunan nilai tukar dollar yang mengiringi inflasi? Pekerjaan apa yang baik gajinya, dan sedikit risiko, pemutusan hubungan kerja atau pengangguran? Secara individu orang yang memahami analisis Ilmu Ekonomi memang mendapat kesempatan yang luas dan dalam. Artinya, dapat disimpulkan bahwa mereka akan lebih bermanfaat, dan lebih daripada itu mereka lebih berkemungkinan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.


Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa munculnya Ilmu Ekonomi didasarkan kepada dua hal yakni 1) kebutuhan yang tidak terbatas (unlimited) dan 2) sumberdaya yang terbatas (limited). Dari kedua kenyatan ini maka orang akan selalu berhadapan dengan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan kebutuhan mana yang segera dipenuhi. 


Batasan ilmu ekonomi juga berkembang dari kedua fakta di atas, sehingga Ilmu Ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha memberikan alternatif dalam mengelola sumberdaya yang terbatas ke arah pemakaian yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan yang tak terbatas. Tentang lingkup definisi ini akan bervariasi dari ekonom yang satu dengan ekonom yang lain, namun pengertian utamanya tetap sama. Definisi akan sering diwarnai oleh kondisi aktual seperti pembangunan yang berkelanjutan, gejala globalisasi, atau lainnya yang mungkin bersifat temporer.


Metodologi
Setiap ilmu mempunyai metode spesifik yang dikembangkan, demikian juga dengan Ilmu Ekonomi. Ciri daripada satu bidang ilmu adalah metode yang dikembagnkan para ahlinya. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan metodologi meliputi. Apa yang dilakukan ahli ekonomi? Apa tujuan mereka? Apa yang dijalankan? Ilmu ekonomi merumuskan ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai pengendalian dalam melaksankan aktivitas ekonomi. Cara kerja yang digunakan ilmu ekonomi adalah meringkas atau menggambarkan, melalui pengumpulan berbagai informasi yang relevan sehingga menunjukkan berbagai hubungan dalam kasus atau permasalahan ekonomi tertentu. Tugas ini kadang-kadang disebut sebagai usaha deskriptif atau analisis berdasarkan pengalaman ekonomi. Di samping usaha deskriptif, juga dilaksanakan hal-hal berikut. 1) Menyatakan prinsip ekonomi, pada umumnya tentang cara individu dan lembaga yang bertindak sama dalam kehidupan sehari-harinya. Prinsip ekonomi berasal dari teori ekonomi atau "analisis ekonomi", 2) Seperti kita lihat bentuk yang pertama ilmu ekonomi barangkali digerakkan dari teori yang nyata dalam mempelajari kehidupan ekonomi yang mana mereka bergerak dari kenyataan ke teori ekonomi, menyatakan tentang yang lebih formal lagi. Kedua metode ini menjadi sangat umum dikenal dalam Ilmu Ekonomi. Dalam Ilmu Ekonomi dikenal dua metode yaitu metode deduktif dan induktif. Bila metode induktif berkaitan dengan jeneralisasi (pengambilan kesimpulan) dari kasus per kasus, kemudian baru disimpulkan, maka metode deduktif dimulai dari kebenaran-kebenaran yang sudah mapan, sering disebut sebagai teori maupun prinsip, kemudian menyimpulkan kasus yang dihadapi. 


Saat mengenali fakta sama artinya dengan mencari informasi yang relevan terhadap pengamatan yang dilakukan. Informasi jumlahnya akan sangat banyak, karena itu yang dikumpulkan hanya yang relevan saja. Setelah fakta terkumpulkan maka dilakukan jeneralisasi dengan metode induktif. Cara ini akan baik dalam menjelaskan perilaku pelaku ekonomi, yang pada tahap berikutnya melahirkan teori maupun prinsip. Saat sebelum melakukan jeneralisasi, sesungguhnya ada satu tahap lagi yang dilakukan yaitu verifikasi, pengujian berdasarkan teknik tertentu dalam menyimpulkan suatu bentuk hubungan. Apa yang diuji? Verifikasi menguji hipotesis yakni kebenaran sementara yang dianggap berlangsung sebelum pengumpulan data dan verifikasi dilakukan. Teknik penyimpulan deduksi dan induksi merupakan hal yang komplementer, tidak saling bertentangan, dan tidak perlu dipertanyakan mana yang lebih ampuh. Hipotesis yang diformulasikan dari penelitian deduksi memberikan pedoman bagi ekonom dalam mengumpulkan dan mensistematiskan data empiris. Sebaliknya pemahaman bukti aktual dari "keadaan sesungguhnya" merupakan prasyarat bagi formulasi hipotesis yang baik. Singkatnya, pemahaman atau pengetahuan umum terhadap perilaku ekonomi yang diberikan prinsip ekonomi dapat digunakan sebagai formulasi kebijakan, hal ini merupkan suatu solusi bagi pembenaran dalam menghadapi masalah secara cermat. 


Ekonomi Deskriptif 
Semua disiplin ilmu dapat diempiriskan, artinya bahwa semua ilmu pengetahuan didasarkan pada fakta yang dapat diobservasi dan diverifikasi. Diobservasi maksudnya adalah bahwa dengan teknik tertentu dapat dikumpulkan informasi yang digunakan peristiwa yang sedang berlangsung untuk menguji hipotesis atau dugaan-dugaan sementara yang dianggap benar yang diajukan. Sebagai salah satu cabang Ilmu Sosial, Ilmu Ekonomi berkaitan dengan perilaku individu dan institusi atau lembaga yang terlibat dalam produksi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Pengumpulan fakta bisa merupakan hal yang sangat komplek. Seorang ekonom harus bijaksana karena dalam realitas banyak dibingungkan oleh berbagai faktor yang berhubungan, karena itu harus ditetapkan mana yang merupakan fakta ekonomi dan mana yang tidak, kemudian ditentukan mana yang relevan dan yang tidak dengan permasalahan. Bahkan ketika proses pemisahan ini sudah lengkap dilakukan, fakta ekonomi yang relevan nampak beragam dan mungkin saja tidak berkaitan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekonomi deskriptif berkaitan dengan pencarian fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang relevan untuk suatu masalah ekonomi yang dihadapi.


Teori Ekonomi
Fungsi teori atau analisis ekonomi adalah menyusun, menginterpertasikan, dan menjeneralisasi fakta secara sistematis. Prinsip dan teori hasil akhir dari analisis ekonomi menjelaskan urutan, dan makna dari sejumlah fakta dengan merangkumnya, menempatkannya dalam hubungan yang benar satu sama lain dan menjeneralisasi. Prinsip dan teori merupakan pernyataan yang mengandung kebenaran yang disimpulkan dari fakta, sebaliknya fakta berfungsi sebagai konstanta penguji validitas sebuah prinsip yang sudah diciptakan, hal ini menyebabkan para ekonom harus selalu menguji prinsip dan teori yang sudah ada, atau yang dianggap sudah ada atau mapan terhadap perubahan lingkungan ekonomi. Suatu teori mempunyai perangkat terminologi yang berbeda antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Bahkan terminologi yang sama mungkin akan mempunyai arti yang berbeda antara bidang ilmu yang berbeda.


Hukum ekonomi pada akhirnya salah satunya menghasilkan model, yang dapat diartikan sebagai gambaran realita, sebuah jeneralisasi abstrak dari data-data yang saling berhubungan, bukan berisikan keseluruhan pengamatan. Jeneralisasi prinsip ekonomi menyangkut usaha membuat pernyataan kuantitatif. Kenyataan-kenyataan ekonomi biasanya beragam, beberapa orang dan institusi-institusi melakukan kegiatan ekonomi dengan satu cara dan beberapa variasi cara lainnya. 


Suatu hukum atau prinsip diartikan secara relatif, bukan absolut. Dalam pengertian demikian maka prinsip ekonomi lebih sering diartikan dalam pengertian rata-rata atau kemungkinan. Contoh pada waktu ekonom mengatakan bahwa rata-rata rumah tangga menghasilkan pendapatan Rp 360.000 pada tahun 1978, pernyataan ini mengandung pengertian rata-rata dari hasil suatu jeneralisasi. Secara umum jeneralisasi ekonomi sering dinyatakan sebagai probabilitas. Seorang peneliti mungkin mengatakan bahwa ada 95% kemungkinan bahwa dalam setiap Rp 1.000 pengeluaran pendapatan, akan diperoleh kenaikan pajak penghasilan sebesar Rp 92 dalam perbelanjaan konsumen. 


Aspek lain daripada teori adalah asumsi. Asumsi adalah keadaan-keadan, kondisi-kondisi yang diisyaratkan terjadi atau tidak terjadi. Dalam teori ekonomi dikenal adanya asumsi yang lain sama (ceterus paribus) sering mendasari hukum ekonomi. Seperti ilmuwan lainnya ahli ekonomi memanfaatkan caterus paribus atau faktor lain yang menentukan semuanya sama, diasumsikan tetap. Teknik ini mempermudah penyederhanaan proses yang membutuhkan alasan ilmiah, caranya adalah mengasosiasikan (menghubungkan) antara variabel-variabel yang diperhitungkan. Sebagai ilustrasi; dalam perhitungan hubungan antara harga barang X, dan jumlah pembelian barang X akan lebih membantu kalau diasumsikan bahwa semua faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi jumlah pembelian barang X diasumsikan tidak berubah (Misalnya seperti harga barang substitusi, pendapatan konsumen dan selera).


Abstraksi 
Prinsip ekonomi disusun berdasarkan suatu abstraksi. Kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan ekonomi, penyebab-penyebab suatu peristiwa terlalu banyak, sehingga sulit dimengerti mana faktor yang relevan dan mana yang tidak, mana yang menjadi penyebab dan mana yang bukan. Proses penyederhanaan, "penyempitan" faktor-faktor demikian yang dimaksudkan untuk membuat permasalahan menjadi jelas dan mudah dimengerti disebut sebagai proses abstraksi.Proses abstraksi sebenarnya bertujuan untuk lebih memudahkan pemahaman atas pengamatan yang dilakukan yang pada akhirnya dapat dipetik manfaat. Naumun, proses abstraksi tidak dapat dilakukan begitu saja kalau tidak dekat dengan kenyataan. Abstraksi yang menyimpang dari kenyataan tidak ada manfaatnya. Dalam kaitannya dengan abstraksi, maka tiori dapat diartikan sebagai suatu penyederhanaan (abstraksi) yang berisikan sebahagian daripada peristiwa-peristiwa ekonomi. Suatu teori yang tidak dekat dengan kenyataan bukan teori yang baik. Fungsi abstraksi adalah membantu seseorang dapat memahami permasalahan yang dihadapi secara lebih cepat.


Persyaratan Ceterus Paribus 
Memprediksi apa yang akan terjadi menjadi bahagaian dariapada setiap ilmu. Ilmu ekonomi tidak terhindarkan pada akhirnya harus mampu menjelaskan apa yang akan terjadi atas suatu kebijakan, tindakan dalam pemakaian sumberdaya.. Sudah barang tentu bahwa setiap ekonom melakukan abstraksi ketika akan melakukan prediksi. Dalam melakukan ini secara inplisit dalam ilmu ekonomi diasumsikan bahwa segala sesuatu faktor yang mempengaruhi akan tetap, tidak mengalami perubahan. Asumsi ini disebut sebagai ceterus parisbus, diman ekonom yang melakukan prediksi dengan jeli akan menjelaskan faktor-faktor apa yang diharapkan tidak berubah. Diasumsikan artinya diharapkan bahwa faktor-faktor tersebut terjadi atau tidak terjadi, selanjutnya faktor-faktor tersebut sering juga disebut sebagai asumsi. 


Ekonomi Makro dan Mikro
Sesungguhnya ada dua level analisis yang berbeda yang dilakukan oleh ekonom dimana mereka dapat menjelaskan perilaku pelaku ekonomi. Level ekonomi makro berkaitan dengan penurunan hukum, atau masalah-masalah pelaku ekonomi yang lebih besar, atau mempelajari masalah-masalah yang merupakan agregasi (penjumlahan). Dikatakan agregasi karena topik yang dipelajari adalah merupakan keseluruhan, dimana unit-unitnya sesungguhnya dapat bekerja sendiri-sendiri. Maka tak mengherankan bila dalam telaah makro bidang yang dipelajari merupakan pendapatan, pengeluaran, dan harga secara keseluruhan. Sebaliknya, ekonomi mikro berisikan telaah spesifik terhadap pelaku ekonomi secara individu. Bila telaah yang dilakukan terhadap harga, maka berkaitan dengan harga satu produk, pendapatan pendapatan individu, dan tabungan juga tabungan individu. Pemisahan terhadap ekonomi makro dan mikro adalah suatu hal yang tidak harus dipaksakan dilakukan. Suatu permasalahan bisa saja termasuk kepada kedua unsur bidang tersebut. Orang memisahkan telaah demikian lebih banyak hanya didasarkan kepada tujuan praktis saja, dan sulit mengatakan bahwa di antara pemisahan ini didapati perbedaan konsep yang esensial. 


Kebijakan Ekonomi: Positif & Normatif
Ilmu ekonomi positif berhubungan fakta-fakta yang menjelaskan bagaimana terjadinya suatu peristiwa ekonomi, tanpa mempertimbangkan nilai (value judgment). Ilmu ekonomi positif berusaha untuk membuat pernyataan yang ilmiah mengenai perilaku perlaku ekonomi. Katakanlah seorang ekonom berbicara tentang kenaikan harga beras, para ekonom hanya menjelaskan bagaimana sampai terjadi demikian, tanpa melanjutkan analsisnya dengan pertanyaan apakah itu baik atau tidak. Pertanyaan yang dijawabnya adalah "What is it". Sementara itu, ekonomi normatif menyertakan pertimbangan nilai (value judgment) dalam menelaah permasalahan yang diamatinya. Bila seorang ekonom berbicara tentang kenaikan harga beras, maka dia akan melanjuti analisisnya dengan pertanyaan bagaimana seharusnya harga beras, apa rekomendasi yang harus dilakukan terhadap kenaikan harga beras. Dengan demikian pertanyaan yang dapat dilanjutkan adalah berapakah seharusnya harga beras. Pertanyaan utama yang harus dijawab pada kesempatan ini adalah "What ought to be". Dalam telaah normatif, dalam suatu negara, DPR biasanya menyatakan pernyataan-pernyataan misalnya seperti bagaimanakah seharusnya melakukan pembangunan dalam konteks ketenagakerjaan? Bagaimanakah seharusnya pemerataan dilakukan?. Hasil dari telaah normatif adalah munculnya berbagai tujuan perekonomian yang secara umum adalah 

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) 
Produksi barang dan jasa yang banyak yang dapat menjamin kebutuhan masyarakat. 
2. Tenaga kerja penuh (Full Employment). Kecocokan pekerjaan harus terjamin untuk siapa saja yang ingin dan mampu untuk bekerja, dan secara relatif tidak didapati penganguran. 
Efisiensi ekonomi. Diperolehnya output atau keuntungan maksimum dari biaya yang minimum atas pemakaian sumberdaya yang terbatas. 
Stablitas tingkat harga. Adanya kestabilan harga, tidak terjadi kenaikan harga yang terus-menerus atau inflasi, sehingga tidak merugikan konsumen. 
Kebebasan ekonomi. Eksekutif perusahaan, pekerja, dan konsumen akan menikmati tingkat kebebasan berusaha, tidak didapati larangan-larangan atau suasana yang tidak kondusif terhadap pengembangan usaha. 
Keadilan distribusi pendapatan. Tidak ada warga yang mengalami kekurangan yang berat, sementara kelompok menikmati kekayaan yang ekstrim. 
Keamanan ekonomi. Harus dirancang juga kegiatan untuk orang-orang yang menderita sakit parah, tidak mampu, dan tak berdaya atas berbagai kekurangan. 
Keseimbangan perdagangan. Kita menjaga keseimbangan dalam perdagangan Internasional sehingga dapat saling menguntungkan dengan partner dagang. 


Pertanyaan-pertanyaan di atas akan semakin berkembang sesuai dengan isu-isu yang berkembang, misalnya sesuai dengan perkembangan telaah Global. Artinya, pertimbangan normatif akan menghasilkan tujuan perekonomian yang berbeda antara satu negara dengan negara lain, bahkan akan berbeda bagi satu negara dari satu waktu ke waktu lain.

Subscribe to receive free email updates: