Pengertian Motivasi, Motivasi Kerja, Motivasi Karyawan

Pengertian Motivasi, Motivasi Kerja, Motivasi Karyawan
Menurut Winardi (2007,p1), motivasi berasal dari kata motivation yang berarti ”menggerakkan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatanpotensial yang adadalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatanluar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif,  hal  mana  tergantung  pada  situasi  dan  kondisi  yang dihadapi orang yang bersangkutan.

Menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.

Menurut H.     Hadari Nawawi   mendefinisikan       motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.

Menurut Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkatkinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.

Menurut Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan  bahwa  motivasi  merupakan  suatu  keadaan  atau kondisi  yang  mendorong,  merangsang  atau  menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.

Menurut  Asad  (2002,p45)  motivasi  kerja  didefinisikan sebagai  sesuatu  yang  menimbulkan  semangat  atau  dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi biasa disebut sebagai pendorong atau semangat kerja. Sedangkan menurut Robbins( 2002,p166), motivasi didefinisikan sebagai kesediaanuntuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Sementara motivasi umum bersangkutan sengan upaya ke arah setiap tujuan yang fokusnya dipersempit terhadap tujuan organisasi.Ketiga unsur kunci dalam definisi ini adalah upaya, tujuan, dankebutuhan.

Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, Ernest L. McCormick ( mangkunegara, 2002, p94) mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisiyang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengann lingkungan kerja.
Pada hakikatnya saat karyawan bekerja mereka membawaserta keinginan, kebutuhan, pengalaman masa lalu yang membentuk harapan kerja mereka. Adanya motivasi terutama motivasi untuk berprestasi akanmendorong seseorang mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya demi mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Biasanya seseorang yang memiliki motivasi kuat akan  mempunyai  tanggung  jawab  untuk  menghasilkan  presatsi yang lebih baik. Menurut Trisnaningsih (2003) dengan adanya motivasi kerja, diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai kinerja yang tinggi.

Motivasi  kerja  ini  dimaksudkan  untuk  memberikan  daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya (Manulang , 2002).

Menurut Liang Gie dalam bukunya Martoyo (2000), motivasi kerja adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya,dan organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi tentang kinerja individual.

Menurut Martoyo (2000) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkandorongan atau semangat kerja.

Dari pengertian-pengertian motivasi kerja diatas maka dapat disimpulkan  bahwa  motivasi  kerja  merupakan  sebagai  sesuatu yang   menimbulkan   semangat   kerja   dan   menjadi   landasan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono  (1999)  motivasi karyawan adalah suatu faktor yang mendorong seorang karywan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong  perilaku  seseorang.  Setiap  tindakan  yang  dilakukan oleh seorang manusia pasti memiliki sesuatu faktor yang mendorong perbuatan tersebut. Motivasi atau doronganuntuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan  yang  telah  ditetapkan  tidak  akan  tercapai.  Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersamaini terdapat dua macam, yaitu:
a. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.
b. Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagainya (Gitosudarmo dan Mulyono , 1999).

Menurut Payaman J.Simanjuntak (2005,p94-97), memotivasi bawahan berarti menjadikan mereka merasakan bahwa bekerja sebagai bagian hidup yang dinikmati. Para pekerja pada umumnya akan siap bekerja keras bila menghadapi beberapa kondisi berikut ini:
1.   Merasa diperlukan oleh organisasi
2.   mengetahui yang diharapkan organisasi
3.   perlakuan  adil  antar  pekerja  dan  dalam  pemberian imbalan
4.   peluang untuk berkembang
5.   tantangan yang menarik
6.   suasana kerja yang menyenangkan

Dari pengertian-pengertian motivasi karyawan diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi karyawan merupakan sebagai sesuatu yang mendorong karyawan untukmelakukan sesuatu yang berguna bagi perusahaan atau organisasi.

Motivasi sebagai sesuatu yang dirasakan sangat penting, hal ini disebabkan karena beberapa alasan:
1.  Motivasi  sebagai  suatu  yang  penting  (Important Subject)
2.  Motivasi sebagai sesuatu yang sulit (Puzzling Subject)

Menurut Mitchell (dalam Winardi , 2000) tujuan dari motivasi adalah memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan- perbedaan antara motivasi, perilaku dan kinerja (performa). Motivasilah penyebabperilaku; andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi.

Faktor-faktor motivasi kerja
Sihotang (2007,p245) berpendapat bahwa motivasi kerja melibatkan dua faktor:
Faktor-faktor individual:
a.   Kebutuhan-kebutuhan
b.   Tujuan-tujuan orang
c.  Sikap-sikap
d.   Kemampuan-kemampuan orang

Faktor-faktor organisasi
a.   Pembayaran gaji/upah
b.   Keslamatan kesehatan kerja
c.  Para mandor (supervisi)
d.  Para pengawas fungsional

Yang merupakanpekerjaan yang sulit dalam memotivasi sumber daya manusia adalah menggabungkan faktor individu dengan faktor organisasi  setiap  pekerja  yang  sangat  beraneka  ragam,  karena motivasi seseorang itu dipengaruhi oleh dasar pendidikannya dan kebutuhan-kebutuhannya

Teori motivasi
Menurut Sihotang ( 2007,p247):
Teori motivasi dari Abraham Maslow
Salah  satu  teori  motivasi  yang  paling  banyak  diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhandari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Model Maslow (dalam As’ad, 1998) Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini  digunakan  untuk  menunjukkan  butuhan  seseorang  yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut:

Kebutuhan  manusia  dibagi  menjadi  lima  tingkatan  hierarchy  pyramid, yaitu:
a.   Phycological needs, yaitu kebutuhan fisik sepertipangan, sandang, dan papan.
b. Security needs, yaitu kebutuhan keamanan jiwa, raga, dan harta benda milik. Jika dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan sewaktu bekerja, perasaan aman yang menyangkut masa depan karyawan.
c. Social needs atau kebutuhan sosial untuk memilikikeluarga dan sanak saudara, rasa dihormati, status sosial, harga diri, dan kebutuhan pendidikan dan agama.
d.   Esteem needs, yaitu kebutuhanprestise dan percaya diri dengan berbagai titel dan gelar-gelar kehormatan.
e. Self actualization needs, yaitu suatu kebutuhanaktualisasi diri sebagai bukti kesuksesan seseorang dalam berkarya.

Apabila seorang karyawandapat memenuhi kelima tingkatan kebutuhannya secara serentak dan harmonis melalui imbalan kerja yang diperolehnya dari organisasi tempat dia mengabdi, maka dapat diperkirakan akan sangat memotivasi orang bekerja giat,tanpa diperintah orang lain. Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori ini adalah untuk memotivasi orang bekerja giat sesuai keinginan kita, sebaiknya kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan harapannya. Namun kelemahan dari teori ini adalah bahwa kebutuhan manusia itu tidaklah berjenjang dan hierarkis, tetapi kebutuhan itu perlu dipenuhi secara simultan pada tingkat intensitas tertentu, dengan menentukan apa yang harus dipenuhi lebih dahulu.

Teori Motivasi dari Frederick Herzberg
Teori ini berhubunganlangsung dengan kepuasan kerja. Hal ini  dikarenakan,  berdasarkan  studinya  tentang  hubungan  antara sikap– sikap kerja dan kinerja kerja Herzberg menyatakan, bahwa motivasi merupakan sebuah dampak langsung dari kepuasan kerja. Teori ini meneliti tentang dua kondisi yang mempengaruhi seseorang di dalam pekerjaannya, yaitu:

kondisi pertama adalah faktor motivator yang meliputi:
  1. keberhasilan pekerjaan kerja: hal ini menggambarkan suatu prestasi kerja.
  2. pengakuan (recognition): adanya harapan akan sesuatu pengakuan dari luar akan hal yang dikerjakan.
  3. pekerjaan itu sendiri: berhubungan dengan bagaimana kondisi pekerjaan tersebut.
  4. tanggung jawab: suatu komitmen akan suatu pekerjaan.
  5. pengembangan  (advancement): berhubungan  dengan keinginan yang ingin dicapai untuk kedepannya.

kondisi kedua adalah hygiene. Faktor-faktor hygiene yang justru menimbulkan rasa tidak puas pada para pekerja adalah:
  1. kebijaksanaan administrasi perusahaan
  2. supervisi yang sangat ketat
  3. hubungan antarpribadi
  4. kondisi kerja
  5. gaji dan upah

Teori Herzberg memprediksi, bahwa para manajer dapat memotivasi individu individu dengan jalan “ memasukkan “ motivator –motivatornya kedalam pekerjaan individu, yaitu proses yang dinamakan perkayaan pekerjaan (job enrichment).

Teori X dan Y dari Mc. Gregor.
Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut teori Y. Pada asumsi teori X menandaikondisi dengan hal-hal seperti karyawan rata-rata malas bekerja, karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindar dari tanggung jawab, karyawan lebih suka dibimbing, diperintah  dan  diawasi,  karyawan  lebih  mementingkan  dirinya sendiri. Sedangkan pada asumsi teori Y menggambarkan suatu kondisi  seperti  karyawan  rata-rata  rajin  bekerja.  Pekerjaan  tidak perlu  dihindari  dan  dipaksakan,  bahkan  banyak  karyawan  tidak betah karena tidak ada yang dikerjakan, dapat memikul tanggung jawab, berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, karyawan berusaha  untuk  mencapai  sasaran  organisasi  (Robbins  dalam bukunya Umar, 2000).

Dalam  hal  ini  motivasi dan kemampuan     karyawan merupakan salah satu aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik (synergistic effect). Maka pembinaan terhadap sumber daya manusia tidak pada penyelenggaraan latihan (training) saja, tetapi juga didukung dengan pengembangan atau pembinaan selanjutnya (development).

Meningkatkan Motivasi Kerja
Menurut jurnal Pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan PT. H. M. Sampoerna Tbk. Surabaya oleh Ni Nyoman Novitasari Andraeni (2005):

Peran Pemimpin atau Atasan
Ada dua cara untuk meningkatkan motivasi kerja, yaitu bersikap    keras    dan    memberi    tujuan    yang    bermakna: a. Bersikap keras dengan memberikan ancaman atau paksaan kepada tenaga kerja untuk bekerjakeras, gaya kepemimpinan yang lebih berorientasi pada tugas (teori kepemimpinan Fiedler- skor LPC rendah, teori kepemimpinan situasional- gaya telling), model ini untuk memotivasi tenaga kerja. Bila tenaga kerja mengharkat tinggi nilai taat kepada atasan, maka ia akan melakukan pekerjaan sebagaikewajiban dan tidak karena paksaan,  dan  performance  akan  bagus.  Jika  tenaga  kerja memberi harkatyang tinggi pada nilaikemandirian dan merasa telah memiliki kemapuan untuk melakukan pekerjaan, maka ia akanmerasakan pekerjaan sebagai suatpaksaan. b.  Memberi  tujuan  yang  Bermakna.  Bersama-sama  dengan tenaga kerja yang bersangkutan ditemukan tujuan yang bermakna,  sesuai  dengan  kemampuan,  yang  dapat  dicapai melalui prestasi kerjanya yang tinggi. Atasan perlu mengenali sasaran-sasaran yang bernilai tinggi dari bawahannya agar dapat membantu bawahan untuk mencapainya dengan demikian atasan memotivasi bawahannya.

Peran Diri Sendiri
Dari teori McGregor, orang-orangdari tipe tipe X memiliki motivasi kerja yang bercorak reaktif sehingga memerlukan dorongan/ paksaan untuk bekerja. Tenaga kerja tipe X ini perlu diubah menjadi tenaga kerjatipe Y , yang memilikimotivasi kerja yang proaktif. Mendorong tenaga kerja untuk pekerjaan bukan  sebagai  suatu  kegiatan  yang  dilakukan  untuk memperoleh gaji dengan siostemnilai yang perlu di ubah. Nilai bekerja adalah mulia atau ibadah’.

Peran Organisasi
Berbagai   kebijakan   dan   peraturan   perusahaan   dapat menarik atau mendorong motivasikerja seorang tenaga kerja. Gugus Kendali Mutu (GKM= Quality Cirkles) merupakan nsatu kebijakan yang dituangkan ke dalam berbagai peraturan yang mendasari kegiatan dan yang mengatur pertemuan pemecahan masalah dalam kelompok kecil. Kebijakan lain yang berkaitan dengan motivasi kerja ialah kebijakan di bidang imbalan keuangan.

Pengertian Kompetensi Individu
kompetensi merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Seseorang yang kompeten akan dianggap pantas untuk menjadi pemimpin oleh orang lain. Orang yang kompeten akan disegani dan diikuti oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan hal itu akan mendorong terciptanya sebuah kepemimpinan yang sukses (INDO LEAD,

Menurut Dharma (2002, p109), kompetensi individu merupakan karakteristik yang mendasari seorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya.

Menurut Payaman J. Simanjuntak (2005, p10),kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja.

Faktor – faktor Pembentuk Kompetensi Individu
Menurut  Dharma  (2002,  p109),  ada  lima  karakteristik pembentuk  kompetensi  individu,  yaitu watak,  motif,  konsep  diri, pengetahuan  dan  keterampilan.  Dua  karakteristik  yang  disebut terakhir cenderung kelihatan karena ada dipermukaan, sedangkan tiga kompetensi lainnya lebih      tersembunyi dan relatif sulit dikembangkan, meskipun berperan sebagai sumber kepribadian. Pengetahuan merupakan informasiyang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.          

Keterampilan merupakan  kemampuan     untuk melakukan pekerjaan fisik atau mental.
Menurut Payaman J. Simanjuntak (2005, p10),Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh:

kemampuan dan keterampilan kerja:
o  Kebugaran fisik dan kesehatan jiwa : kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan bekerja keras dan   lama.   Sebaliknya,   pekerja   yang kekurangan gizi akan cepat lemah dan lelah, serta tidakmampu melakukan pekerjaan berat. Demikian juga gangguan kejiwaan akibat rasa frustasi dan masalah – masalah ekonomi, membuat yang bersangkutan tidak konsisten dan tidak terkonsentrasi melakukan pekerjaan.
o  Pendidikan dan pelatihan: pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari invesatasi sumber daya manusia (human investment). Semakin lama waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan danpelatihan, semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya melakukan pekerjaan, dan dengan demikian semakin tinggi kinerjanya.
o  Pengalaman    kerja:    pengalaman    kerja    dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin  sering  seseorang  melaukan  pekerjaan yang sama, semakin terampil dan semakincepat dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak  macam  pekerjaan  yang  dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja.

Subscribe to receive free email updates: