Asesmen Alternatif (Alternative Assessment)

Asesmen Alternatif (Alternative Assessment)
Asesmen alternatif (Alternative Assessment), ialah alternatif pengukuran atau evaluasi hasil belajar mahasiswa yang lain daripada uji tradisional yang sudah baku, yang menggunakan standar penilaian tertentu, misalnya Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang menetapkan batas lulus (passing grade) sebelum ujian dilakukan, atau Penilaian Acuan Norma (PAN) yang menetapkan batas lulus sesudah ujian, yaitu menggunakan rata-rata kelas pada kurva normal. Kedua cara penilaian tersebut menggunakan ujian “essay” atau “multiple choice”, atau yang lazim disebut  pengukuran menggunakan kertas dan pinsil (paper and pencil test). Kedua instrumen / alat uji tersebut terdiri atas pertanyaan kepada mahasiswa yang sudah ada jawabannya yang benar.

Asesmen Otentik (Authentic Assessment)
Asesmen otentik (Authentic Assessment) adalah salah satu bentuk atau sinonim asesmen alternatif. Suatu asesmen dikatakan otentik apabila secara langsung diukur (diamati) perilaku mahasiswa mengerjakan tugas intelektual yang penting. Sebaliknya, asesmen tradisional bergantung pada sesuatu yang tak langsung atau bentuk substitusinya yang disederhanakan, yang mungkin dapat ditarik inferensi yang valid tentang kinerja mahasiswa pada tantangan bernilai itu.

Beberapa perbandingan dengan tes baku yang tradisional :
  1. Asesmen otentik mengharuskan mahasiswa menampilkan pengetahuan yang diperolehnya secara efektif  (Asesmen tradisional hanya mengungkapkan kemampuan mahasiswa mengidentifikasi, mengingat kembali apa yang sudah dipelajarnya di luar konteksnya, contohnya sama dengan mengajar mengemudikan mobil scara lisan).
  2. Asesmen otentik menghendaki mahasiswa menampilkan keseluruhan tugas yang tercerminkan prioritasnya, dengan segala tantangan yang ditemukan dalam kegiatan instruksional, misalnya melaksanakan penelitian; menulis, mereivsi dan mendiskusikan makalah; memberikan analisis oral tentang peristiwa politik terakhir; bekerjasama dengan orang lain dalam debat, dan seterusnya. Tes konvensional biasanya terbatas pada pertanyaan dengan satu jawaban yang benar, yang dinamakan “paper and pencil test”.  
  3. Asesmen otentik menghendaki bahwa mahasiswa dapat menciptakan jawaban yang berbahasa ilmiah, menyeluruh dan dapat dijustifikasi.
  4. Asesmen otentik mencapai validitas dan keterandalan (reliability) dengan cara meningkatkan dan membakukan kriteria yang sesuai untuk menskor produk yang sangat bervariasi, sedangkan tes tradisional membakukan butir tes objektif, sehingga hanya mempunyai 1 jawaban yang benar.
  5. Uji validitas sebagian tergantung pada :  apakah tes itu mensimulasikan tes kemampuan lulusan dalam dunia nyata kelak. Validitas pada tes pilihan ganda ditentukan dengan cara membandingkan butir tes dengan isi kurikulum, atau melalui korelasi dengan butir tes yang lain.
Asesmen Alternatif  vs Asesmen Tradisional
Mengapa diperlukan Asesmen Alternatif  yang  banyak memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk mempersiapkannya ? Meskipun tes pilihan ganda dapat merupakan indikator atau prediktor yang valid mengenai penampilan akademik, seringkali tes ini mengalihkan perhatian (mislead) dosen dan mahasiswa  tentang jenis keterampilan yang seharusnya dikuasai mahasiswa. Norma bukan merupakan standar; butir soal bukanlah masalah yang sebenarnya; dan jawaban yang benar bukanlah rationale (dasar pemikiran, alasan). Mereka yang mempertahankan tes tradisional tidak melihat bahwa bentuk tesnya, bukannya isi tes yang merugikan proses belajar. Mahasiswa merasa bahwa belajar itu menyesakkan, dosen percaya bahwa tes itu adalah pencari fakta, pemaksaan yang terdiri atas susunan pertanyaan, yang sebenarnya tidak relevan dengan tujuan dan keberhasilan belajar mahasiswa. Baik dosen maupun mahasiswa digiring pada keyakinan bahwa jawaban yang benar itu lebih penting daripada kebiasaan berpikir, dan justifikasi pendekatan serta hasil pekerjaan seseorang.

Karena itu pendekatan terhadap tugas dan hasil yang otentik dapat meningkatkan proses pengajaran dan belajar; mahasiswa memperoleh kejelasan yang lebih besar tentang kewajiban mereka (dan diminta mengerjakan tugas yang lebih menarik bagi mereka), dan dosen akan percaya bahwa hasil asesmen itu lebih berarti dan lebih berguna dalam meningkatkan proses pembelajaran. Apabila tujuan dosen hanya untuk memonitor kinerja mahasiswa, maka tes konvensional mungkin sudah memadai. Tetapi apabila tujuan dosen ialah meningkatkan kinerja ke arah yang lebih baik, maka tes itu hendaknya terdiri atas tugas yang dapat dijadikan contoh, kriteria dan standar.

Apakah kita ingin mengevaluasi:
-          pengajuan masalah dan penyelesaian masalah dalam bidang matematika  
-          penelitian eksperimental dalam sains
-          berbicara, mendengarkan, dan memfasilitasi suatu diskusi
-          melakukan inkuiri sejarah berdasar-dokumen
-          secara teliti merevisi suatu tulisan sampai dapat terbaca oleh pembaca ?

Pada asesmen otentik, mahasiswa :
-          melakukan eksperimen sains
-          melaksanakan penelitian ilmu sosial
-          menulis cerita dan laporan
-          membaca dan menginterpretasi sastra
-          menyelesaikan masalah matematik

Asesmen otentik atau asesmen alternatif  menggunakan sampel penampilan (performance samples), kegiatan belajar, kemampuan berpikir, yang terdiri atas 5 sampel penampilan utama :
  1. Asesmen penampilan (Performance Assessment), penulisan, revisi, penyajian laporan
  2. Penelitian pendek (Short Investigations)
  3. Open-Response Questions
  4. Portfolio
  5. Self-Assessment
Asesmen alternatif dapat menggunakan Rubrik Penskoran (Scoring Rubrics), Portfolio atau Observasi oleh instruktor.

Subscribe to receive free email updates: