Kerentanan dan Resistensi Tanaman

Suatu tanaman disebut rentan (susceptible) terhadap penyakit, kalau penyakit yang menyerangnya dapat berkembang dengan baik di dalam tubuh tanaman tersebut sehingga menyebabkan kemunduran dalam pertumbuhan tanaman. Sebaliknya dikatakan resisten (resistance) kalau patogen yang menyerangnya tidak dapat berkembang atau melangsungkan hidupnya dengan baik, sehingga dapat mengakibatkan kematiannya dan tanamannya tetap sehat tidak terpengaruh oleh serangannya. 

Kerentanan dan resistensi tanaman merupakan sifat yang dimiliki tanaman atas reaksi terhadap pengaruh-pengaruh luar yang dapat menimbulkan sakit dan disebut kepekaan (sensitiveness). Kepekaan suatu tanaman dapat dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu sangat rentan, rentan, agak resisten (sedang), resisten dan sangat resisten. 

1. Kepekaan normal 

Kepekaan normal pada suatu tanaman dapat terjadi pada masingmasing provenance, jenis dan varietas. Suatu jenis tanaman yang berasal dari tempat asal (provenance) yang berbeda mempunyai kepekaan yang berbeda-beda pula terhadap penyakit bila tanaman pada kondisi habitat yang sama. Demikian pula diantara individu pohon dari suatu jenis dan varietas. 

Kepekaan normal pada suatu tanaman dapat juga terjadi pada tingkat umur yang berbeda seperti tingkat semai, sapihan, tiang dan pohon, yang mana pada masing-masing tingkat itu terdapat bagian-bagian yang peka (sensitive), dimana patogen dapat menyerangnya. Misalnya pada tingkat semai terdapat akar dan batang yang masih lunak karena belum berkayu. 

Disinilah merupakan bagian yang peka yang sering menjadi tempat masuknya patogen lodoh (damping off). Pada pohon yang telah dewasa terdapat bagian-bagian yang peka seperti lenti sel, stomata, bekas ranting dsb. 

Faktor luar yang berpengaruh terhadap kepekaan suatu tanaman ialah: 

- Kesuburan tanah. 
Tanaman yang ditanam pada tanah yang subur akan menghasilkan tanaman yang sehat dan kuat, sebaliknya tanaman yang di tanam di tanah yang kurus akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya lambat, merana dan lebih besar kemungkinannya terserang patogen. Walaupun demikian, patogen daun tidak atau kurang terpengaruh oleh kesuburan tanaman. 

- Musim. 
Kepekaan suatu jenis pohon dapat dipengaruhi oleh musim. Hasil penelitian Chakravarty (1986) menunjukkan, bahwa beberapa jenis pohon di India pada waktu musim dingin lebih banyak terserang Corticium salmonicolor dan Fusarium solani bila dibandingkan dengan pada waktu musim panas, karena pertumbuhan pohon lebih aktif pada waktu musim panas, dimana pembentukan kallus lebih cepat dan dapat menahan perkembangan jamur lebih dini. 

- Tempat tumbuh. 
Tinggi tempat dari permukaan laut dan kondisi tempat tumbuh berpegaruh terhadap kepekaan tanaman dari serangan patogen. Contoh : Gmelina arborea yang tumbuh di lembah lebih banyak terserang Melegena sp. Dan Prionoxystus sp. Bila dibandingkan dengan yang tumbuh di puncak bukit (KOMARIAH,1985). SETH etal.(1978) melaporkan, bahwa Eucalyptus grandis yang di tanam di dataran tinggi tidak ada serangan Corticium salmonicolor, sedang yang ditanam di lembah terdapat banyak serangan. Acacia mangium yang tumbuh di lembah lebih banyak terserang patogen dari berbagai jenis dibandingkan dengan di puncak bukit (HAMDHANI,1987; MARDJI,1994). Eucalyptus deglupta dan E. tereticornis di India masing-masing terserang ringan dan berat oleh Corticium salmonicolor, tetapi di Indonesia tidak ada serangan sama sekali. 

2. Kepekaan abnormal 

- Tempat tumbuh yang asing. 
Suatu jenis pohon yang tumbuh secara alami pada habitat aslinya biasanya lebih resisten terhadap patogen yang ada di tempat tersebut, walaupun dalam bentuk hutan monokultur, sehingga tidak terjadi ledakan (epedemi) dan keseimbangan alami tetap berlangsung secara normal (SCHWERDTFEGER,1981). Resistensi pada suatu jenis pohon dapat berubah kalau pohon-pohon itu ditanam di tempat yang baru yang kondisinya berbeda dengan habitat aslinya, sehingga dapat terserang oleh patogen. 

Kemunduran pertumbuhan juga dapat terjadi pada pohon karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan habitatnya yang baru akibat keadaan tanah dan iklimnya berbeda dengan habitatnya yang asli. Sampai sekarang belum ada laporan pink disease yang disebabkan oleh Corticium salmonicolor pada Acacia mangium di Australia, tetapi setelah benih-benihnya ditanam di Indonesia dan Malaysia terjadi serangan pada pohon-pohon berumur 2,5 tahun keatas. Pinus caribaea var. hondurensis di Amerika Latin dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah dan biji, tetapi setelah ditanam di PT ITCI, kenangan jenis pohon tersebut berbuah tetapi tidak berbiji. 

- Luka. 
Luka pada kulit pohon dapat terjadi secara alami karena gesekan antar cabang, panas matahari, api, gigitan serangga dsb. Pohonpohon yang semula tumbuh sehat dan subur dapat menjadi sakit Karena terdapat luka pada kulit pohon, yang mana luka tersebut menjadi tempat masuknya patogen. 

- Perubahan tempat tumbuh. 
Perubahan tempat tumbuh dapat terjadi karena pengaruh manusia, misalnya: penjarangan, pemangkasan, pembukaan hutan, penebangan gulma (weeding), dsb. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim mikro yang kemudian mengakibatkan pohon-pohon menjadi rentan atau sebaliknya menjadi resisten. Perubahan tempat tumbuh dari yang semula mempunyai drainase baik menjadi sering tergenang air akan mengakibatkan pohon-pohon yang semula tumbuh sehat menjadi merana dan mudah terserang patogen.

Subscribe to receive free email updates: