Internet belakangan ini sudah menjadi media informasi yang amat handal bagi manusia dari berbagai profesi. Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks, gambar, maupun suara disajikan di internet setiap saat. Fasilitas tunjuk dan ketuk (point and click) yang disediakan sangat memudahkan penjelajahan informasi di internet. Kalangan pendidikan tergolong sangat banyak bisa memanfaatkan jasa internet. Banyak institusi maupun pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui Internet. Bahkan banyak paket program pengajaran dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi juga sudah ditawarkan melalui internet.
Besarnya manfaat internet khususnya bagi pendidikan menyebabkan tidak ada alasan kiranya untuk tidak memperkenalkan internet kepada anak didik. Pengenalan internet kepada anak sejak dini akan memberikan pengalaman yang begitu kaya (Info Komputer, Maret 1996). Selain itu, internet juga membantu memberikan pengetahuan generatif kepada anak, sebab anak-anak tidak cukup hanya diberi pengetahuan reproduktif seperti menghafal pelajaran yang diberikan gurunya, tetapi juga pengetahuan generatif, yaitu mengembangkan pelajaran tersebut (Info Komputer, 1996).
Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan, internet dirasa masih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Disamping itu, dengan ramainya saluran komunikasi dan banyaknya orang yang mengakses ke server mengakibatkan peningkatan waktu akses karena harus menunggu antrian, yang sekaligus menaikkan biaya langganan saluran komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya perlu dipikirkan pemanfaatan beberapa fasilitas internet untuk mengembangkan PBK untuk dioperasikan pada jaringan lokal (Intranet).
Melalui penelitian ini, akan dicoba pemanfaatan HTML (Hyper Text MarkUp Language) untuk mengembangkan modul berbasis web. Struktur pohon dalam tatacara pemanggilan informasi dari satu bingkai ke bingkai yang lain sangat mendukung terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan hypertext yang dimiliki HTML untuk memadukan teks dengan gambar, grafik, video atau audio akan memperkaya informasi pembelajaran yang akan disajikan.
Pada dasarnya, hypertext adalah teks yang disusun dalam potongan-potongan teks sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antarpotongan-potongan teks tersebut (McKnight dkk., 1988). Jonassen (1988) menambahkan bahwa hiperteks adalah fasilitas komputer yang memungkinkan teks dan grafik dapat diakses dengan urutan yang sepenuhnya diatur oleh pemakai. Hiperteks merupakan teks yang tidak berurutan dalam rangkaian titik-titik, yang memberi peluang kepada pemakai untuk mengeksplorasi teks dengan urutan yang sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Hiperteks dapat menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga pemakai dapat secara leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pemakai juga dapat merangkai teks agar lebih bermakna. Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988) menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk memandang teks dari sudut yang baru, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multi-arah. Selanjutnya, Landow dalam Kibby (1996) menetapkan beberapa ketentuan yang dipenuhi dalam penyusunan hiperteks, yaitu:
(1) terdapat hubungan yang signifikan antara materi-materi yang terkoneksi, sehingga memenuhi harapan siswa;
(2) penekanan pada koneksi antar materi mendorong kebiasaan berpikir siswa;
(3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin; dan
(3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin; dan
(4) bila ada koneksi ke grafik, diusahakan agar disertai teks, sehingga tampak keterkaitan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siswa.
McKnight dkk (1988) menyatakan bahwa media yang mampu menampilkan multimedia dan hiperteks secara terintegrasi dinamakian hypermedia. Jadi hipermedia mampu mengintegrasikan informasi berupa hiperteks, video dan audio. Hipermedia merupakan media dinamis dan tidak linier, di mana konsep-konsep yang berkaitan saling dihubungkan dengan penuh makna. Konsep-konsep atau ide-ide terkait saling terhubung dalam berbagai bentuk hubungan.
Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar berarti membuat peta antara informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari. Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut karena hipermedia mampu mengilustrasikan ikatan antarkonsep. Oleh karena itu, hipermedia akan mampu meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada keterkaitan antarkonsep atau ide, bukan mengisolasi konsep.
Sistem informasi berbasis hipermedia memiliki dua fungsi, yaitu:
(1) mengintergrasikan basis-data dan manajemen informasi ke dalam satu model dan
(2) menerapkan hipermedia sebagai antar-muka presentasi informasi (Walster, 1988).
Dalam hipermedia, basis-data yang memuat materi pembelajaran diitegrasikan dengan manajemen informasi. Keterkaitan antarmateri diatur dengan hubungan-hubungan (hyperlink) yang sengaja diciptakan dengan memperhatikan makna hubungan antarkonsep. Selain itu, hipermedia sekaligus merupakan antarmuka dari pesentasi materi.
Berkenaan dengan teknologi komunikasi dengan modul berbasis web, jaringan komputer lebih dikenal dalam wujud internet dan intranet. Internet adalah jaringan komputer yang terdiri dari jaringan-jaringan komputer. Beberapa layanan komunikasi yang ada pada internet yang cukup populer antara lain adalah konferensi komputer (computer conferencing), surat elektronik (electronic mail), kelompok diskusi (discussion lists), dan bulletin boards. Intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan suatu organisasi (Kurniadi, 1995). Jika dilihat dari sudut teknisnya, intranet bisa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet dan WWW (world wide web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal. Umumnya komunikasi berbasis komputer bersifat saluran ganda (multiple channel), walaupun pada kenyataannya bisa juga dibuat untuk melayani komunikasi hanya antar dua orang saja.
Keberadaan fasilitas komunikasi dengan modul berbasis web di dunia pendidikan sudah cukup lama, tetapi pada awalnya masih terbatas pada penggunaan untuk sarana komunikasi antarpeneliti dalam bentuk pertukaran informasi berwujud teks. Perkembangan layanan komunikasi dengan modul berbasis web berkembang pesat sejalan dengan perkembangan komputer menjadi hypermedia, yaitu jaringan komputer yang tidak hanya mampu menyajikan teks tetapi sudah mampu menyajikan berbagai informasi melalui berbagai media komunikasi, seperti suara, gambar, grafik, dan video. Perkembangan layanan tersebut membuat komunikasi berbasis komputer semakin populer. Hanya saja, pemanfaatannya dalam dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran, masih terbatas.
Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, media komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi melalui media massa berupa jaringan komputer (intranet), yang selanjutnya disebut komunikasi dengan modul berbasis web dan komunikasi interpersonal atau tatap muka. Dalam komunikasi dengan modul berbasis web, fasilitas komunikasi yang dimanfaatkan adalah electronic mail (e-mail) dan bulletin board. E-mail memungkinkan komunikan untuk saling berkirim surat secara elektronik, sedangkan bulletin board memungkinkan komunikan untuk berdiskusi. Baik melalui fasilitas e-mail maupun bulletin board, komunikator menyampaikan informasi kepada komunikate melalui keyboard komputer; sebaliknya, komunikate menerima informasi melalui tampilan teks, grafik, atau gambar di monitor komputer. Selama proses komunikasi tidak ada peluang bagi komunikator dan komunikate untuk melakukan kontak langsung karena mereka berada pada jarak yang cukup jauh.
Pembelajaran melalui komunikasi dengan modul berbasis web, menurut Moore & Taylor (1996), bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis web dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar informasi.