Sejauh ini, papan tulis dianggap sebagai media yang paling praktis dan murah, sehingga setiap ruang kelas hampir pasti memilikinya. Tetapi papan tulis memiliki berbagai kelemahan misalnya dalam hal keterbatasan jangkauan, kurangnya daya tarik, dan hanya dapat dipakai secara langsung (tidak bisa dipersiapkan sebelumnya). Sementara penggunaan proyektor slide atau film, meskipun dipandang dapat mengatasi kelemahan papan tulis tersebut, namun biayanya mahal dan kurang praktis pengoperasiannya. Penggunaan OHP bisa dianggap sebagai "jalan tengah" antara media tradisional papan tulis dengan media audio visual modern lainnya.
Karena berbagai keterbatasan, modul ini tidak mungkin membicarakan pemanfaatan semua jenis media. Dengan pertimbangan praktis, bagian ini hanya akan membahas pembuatan dan penyajian media transparansi OHP. Diantara beraneka macam media yang telah kita bicarakan, media transparansi agaknya merupakan media yang cukup populer penggunaannya di sekolah. Hampir semua sekolah telah memiliki peralatan OHP, namun pemanfaatannya belum maksimal. Oleh karena itu, jenis media ini sengaja dibahas secara lebih detail dalam modul ini.
Dibandingkan dengan media pembelajaran modern lainnya (slide, film, video), OHP merupakan "alat bantu mengajar tatap muka sejati". Anggapan ini bisa dimaklumi, sebab untuk menggunakan OHP tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Selain itu, dengan ruang kelas yang tidak perlu gelap, aktivitas siswa dapat berlangsung seperti biasa, dapat saling melihat dan tetap dapat sambil mencatat. Keadaan seperti ini membuat aktivitas belajar tidak terganggu.
Perangkat Media Transparansi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, media transparansi terdiri dari perangkat keras (OHP) dan perangkat lunak (OHT). Untuk mengenal lebih jauh, masing‑masing perangkat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1. Overhead proyektor (OHP)
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP merupakan peralatan yang paling sederhana. Peralatan OHP hanya menggunakan sistem optik (lensa‑lensa) dan elektronik (kipas pendingin dan lampu proyektor). Ada beberapa model atau bentuk OHP, tetapi pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama. Perbedaannya adalah beberapa fasilitas tambahan dan variasinya. Bentuk OHP yang biasa dipakai di sekolah pada umumnya terdiri atas lampu, reflektor dan kipas pendingin ditempatkan dalam kotak bagian bawah. Hal ini menyebabkan bentuk dan ukurannya menjadi besar, sehingga mengurangi kepraktisannya. Namun bentuk OHP yang demikian memiliki kelebihan yaitu lebih tahan untuk dinyalakan lebih lama, karena udara panas akibat nyala lampu dapat dihembuskan ke luar oleh kipas pendingin. Ada jenis OHP lain yang dirancang agar lebih praktis dan mudah di bawa kemana‑mana. Bentuk OHP ini lebih ramping dan bersifat portable.
Pada OHP jenis tersebut, lampu proyektor dipasang menjadi satu dengan lensa. Tipe ini tidak dilengkapi dengan kipas pendingin. Jadi tidak diperlukan lagi bagian kotak besar seperti pada jenis OHP yang pertama. Karena itu, OHP jenis ini lebih tipis, ringan dan jika dilipat hanya setebal tas sehingga lebih mudah dibawa kemana‑mana. Meskipun demikian, jenis OHP ini akan cepat panas sehingga jika terlalu lama dinyalakan lampunya mudah putus.
2. Overhead transparancy (OHT)
OHT sering disebut transparancy film atau transparansi. Terbuat dari bahan plastik tembus cahaya sehingga visual dapat diproyeksikan. Lembaran plastik biasanya berukuran 26,5 x 21 cm. Ada beberapa kualitas plastik yang bisa digunakan, mulai dari yang mahal dan bermerk khusus hingga yang paling murah, bahkan bisa saja menggunakan plastik seperti yang dipakai untuk taplak meja. Di atas transparansi itu, guru bisa menyiapkan tulisan jauh sebelum penyajian atau bisa langsung menulis sambil mengajar.
B. Teknik Pembuatan Media Transparansi
Ada dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menghasilkan transparansi, yaitu:
1. Dengan cara mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu, antara lain:
a. Mencetak dengan bantuan komputer, baik dengan full color (berwarna) maupun mono colour (hitam). Hal ini bisa menggunakan plotter maupun laser ink jet printer
b. Membuat gambar/tulisan dalam selembar kertas atau mengambil dari buku, lalu difotocopy dalam plastik transparansi khusus
c. Melalui proses fotografi yang dicetak dalam film transparansi., dan masih ada cara‑cara lain
2. Membuat sendiri secara manual
Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh guru dengan cepat, sederhana dan murah. Secara singkat , teknik pembuatannya dijelaskan sebagai berikut :
a. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan, yaitu: plastik transparansi (sesuai kualitas yang dikehendaki), OHT pen (marker pen) atau spidol pemanen, minyak penghapus (eceton), kapas dan alat bantu tulis lain yang diperlukan. Bila diperlukan sediakan pula bingkai OHT.
b. Siapkan draft yang akan ditrasparansikan dengan pensil pada kertas, lalu dijiplak ke dalam transparansi. Sesuaikan ketentuan ukurannya dengan bidang proyeksi.
OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya: bentuk tunggal, tumpang tindih (overlay), bentuk ibuka‑tutup (masking), bentuk yang diberikan lapisan transparansi berwarna.
Selain itu, dalam membuat rancangan visual dalam transparansi, perlu juga diperhatikan perhatikan beberapa tips berikut.
• Gunakan huruf dengan ukuran minimal 0,6 cm. Jika Anda mengunakan huruf yang lebih kecil dari itu, maka hasil tayangan akan sulit terbaca oleh siswa yang duduk di belakang
• Luas bidang transparansi yang ditulisi jangan melebihi ukuran 18x22 cm. Jika melebihi, maka akan ada sebagian tulisan yang tidak tampak dalam tayangan
• Sebaiknya dalam satu lembar transparansi tidak lebih dari enam baris tulisan. Setiap baris maksimal berisi enam kata. Jika lebih dari itu, transparansi akan terlihat terlalu "ramai"
• Dalam satu lembar transparansi usahakan hanya berisi satu topik permasalahan. Setiap transparansi agar diberi judul. Jika satu lembar transparansi belum cukup untuk menuangkan satu topik tertentu, bisa disambung pada transparansi yang lain dengan diberi judul yang sama
• Bila transparansi diberi bingkai, maka pada ruang bingkai dapat diberi catatan kecil yang dianggap perlu
• Lembar transparansi sebaiknya tidak hanya berisi tulisan, tetapi dikombinasikan dengan gambar, bagan, grafik, foto, skema atau simbol‑simbol visual lain, agar lebih menarik dan tidak membosankan. Tulisan dan gambar diusahakan proporsional/seimbang
• Agar tayangan lebih menarik, gunakan variasi warna dan bentuk huruf. Namun pemakaian wama jangan berlebihan, maksimal empat warna agar tidak terlalu ramai.
C. Teknik Penyajikan Transparansi OHP
Untuk dapat menyajikan media transparansi dengan baik, ada baiknya Anda perhatikan saran‑saran berikut:
a. Susunlah semua transparan yang akan Anda sajikan dengan rapi. Untuk memudahkan urutan sajian, sebaiknya setiap lembar transparan diberi nomor urut, mulai transparan pertama sampai terakhir berdasarkan urutan sajian
b. Letakkan transparan terlebih dahulu di atas OHP dengan baik, kemudian baru nyalakan lampunya
c. Periksa arah cahaya, apakah posisi tayangan sudah tepat pada layar. Arah tayang yang tidak tepat akan membentuk efek keystone (menyempit pada salah satu sisinya). Jika mungkin, posisi layar bagian atas dibuat agak ke depan
d. Aturlah letak posisi transparansi dan ketepatan fokusnya sehingga memperoleh hasil visual yang baik
e. Penerangan dalam ruangan tetap seperti biasa (kecuali jika ada cahaya kuat yang masuk ke ruang, maka lampu di dekat layar bisa dimatikan)
f. Gambar/tulisan yang tertayang pada layar harus dapat terlihat dengan mudah oleh seluruh siswa. Siswa harus dapat melihat dengan bebas tanpa terhalang oleh guru atau siswa lain
g. Selama penyajian, tetaplah menghadap ke arah siswa. Hindari membaca tulisan pada layar (kecuali ketika mengontrol ketepatan fokus dan posisi tayangan)
h. Jangan menunjuk‑nunjuk tulisan/gambar yang ada di layar, tetapi tunjuklah tulisan/gambar pada transparan di OHP
i. Tunjukkan bagian materi yang sedang Anda bicarakan. Sebaiknya tidak menunjuk tulisan dengan menggunakan jari tetapi gunakan alat tunjuk, misalnya pensil yang runcing
j. Jika dianggap perlu, tutuplah sebagian permukaan transparan menggunakan kertas, kemudian dibuka berangsur‑angsur sesuai materi yang dijelaskan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengarahkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan atau untuk memancing rasa keingintahuan (penasaran) siswa terhadap bagian tulisan yang masih tertutup. Sebagai variasi, Anda juga bisa menggunakan trasparansi bentuk overlay, masking atau billboarding
k. Bila diperlukan, Anda bisa menulis pada transparans untuk memperjelas sajian, atau menambahkan penjelasan yang baru saja Anda ingat. Sebaiknya tambahan penjelasan tersebut ditulis pada lembar plastik kosong yang ditumpangkan di atas tranparans yang sedang disajikan. Dengan demikian transparan aslinya tidak tercoret‑coret sehingga masih dapat digunakan lagi pada kesempatan lain
l. Segera matikan OHP jika tayangan tidak diperlukan lagi. Hal ini untuk menghindari OHP yang terIalu panas yang dapat merusak lampu. Harap diperhatikan bahwa kerusakan OHP yang paling sering terjadi adalah putus lampunya. Lebih‑lebih untuk tipe OHP yang tidak menggunakan kipas pendingin.
m. Simpanlah lembar‑lembar transparans ke dalam map. Setiap lembar sebaiknya dilapisi selembar kertas untuk memisahkan dengan lembar lainnya agar tulisan tidak cepat rusak dan tidak lengket ketika diambil. Pemberian kertas pemisah, juga dimaksudkan agar transparan mudah terbaca pada saat dipilih‑pilih sebelum penayangan.