Pembelajaran Enkripsi Aes-128 (Advanced Encryption Standard)
Data menjadi salah satu aset penting dalam kelangsungan hidup di seluruh perusahaan. Penyimpanan data memerlukan berbagai pertimbangan, terutama dari segi keamanannya. Penggunaan laptop/notebook saat ini menimbulkan masalah baru berkaitan dengan penyimpanan data. Untuk menyelesaikan masalah ini, enkripsi data sebaiknya dilakukan.
Teknik untuk mengubah informasi yang dapat dibaca/teks asli (plaintext) menjadi kode-kode tertentu disebut sebagai enkripsi (encryption) dan hasilnya disebut ciphertext. Sedangkan teknik untuk mengubah ciphertext menjadi plaintext disebut dekripsi (decryption). Algoritma yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi adalah algoritma kriptografi (cryptographic algorithm) atausering disebut cipher. Algoritma kriptografi ini bekerja dengan menggunakan kunci (key) seperti kata, nomor maupun frase tertentu. Jika dilakukan enkripsi pada plaintext yang sama dengan menggunakan kunci yang berbeda, maka akan menjadi ciphertext yang berbeda.
Telah banyak algoritma kriptografi yang sudah dipublikasikan. Untuk menyebut salah satu diantaranya adalah DES(Data Encryption Standard), 3DES, Blowfish, Serpent, RC2, RC5, dan lain-lain. Salah satu algoritma kriptografi yang terbaru adalah algoritma Rijndael. Algoritma ini adalah pemenang sayembara yang diadakan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology) untuk membuat algoritma kriptografi yang baru sebagai pengganti DES. DES sudah dianggap tidak aman terutama karena panjang kunci yang relatif pendek sehingga mudah dipecahkan menggunakan teknologi saat ini. Kenyataan bahwa algoritma Rinjdael merupakan algoritma kriptografi cipher blok yang masih baru dan belum dinyatakan tidak aman adalah dasar pemilihan algoritma ini menjadi algoritma enkripsi pada topik Skripsi ini.
Telah banyak algoritma kriptografi yang sudah dipublikasikan. Untuk menyebut salah satu diantaranya adalah DES(Data Encryption Standard), 3DES, Blowfish, Serpent, RC2, RC5, dan lain-lain. Salah satu algoritma kriptografi yang terbaru adalah algoritma Rijndael. Algoritma ini adalah pemenang sayembara yang diadakan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology) untuk membuat algoritma kriptografi yang baru sebagai pengganti DES. DES sudah dianggap tidak aman terutama karena panjang kunci yang relatif pendek sehingga mudah dipecahkan menggunakan teknologi saat ini. Kenyataan bahwa algoritma Rinjdael merupakan algoritma kriptografi cipher blok yang masih baru dan belum dinyatakan tidak aman adalah dasar pemilihan algoritma ini menjadi algoritma enkripsi pada topik Skripsi ini.
Berdasarkan jenis kuncinya, algoritma kriptografi dapat dibagi menjadi 2 dua kelompok yaitu algoritma simetri (konvensional / private key algorithm) dan algoritma asimetri (public key algorithm). Algoritma simetri adalah algoritma yang menggunakan kunci enkripsi yang sama dengan kunci dekripsinya. Pada algoritma ini, pengirim dan penerima harus menyetujui suatu kunci tertentu yang dinamakan kunci rahasia (secret key). Contohnya adalah DES (Data Encryption Standard), Rijndael, Blowfish dan lain-lain. Sedangkan algoritma asimetri didesain sedemikian sehingga kunci yang digunakan untuk enkripsi berbeda dengan kunci untuk dekripsi. Kunci yang digunakan untuk enkripsi disebut kunci publik (public key) dan dapat diketahui oleh orang lain. Sedangkan kunci untuk dekripsi dinamakan kunci rahasia atau sering disebut sebagai private key dan hanya diketahui oleh pemiliknya. Contohnya adalah ElGamal, RSA (Rivest-Shamir-Adleman), ECC (Elliptic Curve Cryptography) dan lain-lain.