Konsep Seiton dalam Konsep 5 S

Konsep Seiton整頓)

Seiton (整頓 yaitu  menyusun  dengan  rapih  dan  mengenali  benda  untuk mempermudah penggunaan. Kata Jepang seiton” (整頓)secara harafiah berarti menyusun benda dengan cara yang menarik (rapi). Dalam konteks 5 S, ini berarti mengatur  barang-barang  sehingga  setiap  orang  dapat  menemukannya  dengan  cepat.
Untuk mencapai langkah ini, pelat penunjuk digunakan untuk menetapkan nama tiap barang dan tempat penyimpanannya (Yasuhiro,1995:249).



Langkah-langkah menerapkan  Seiton (整頓)


Setelah proses penyingkiran dengan label merah, tinggal barang yang diperlukan saja yang ada. Langkah berikutnya adalah memperlihatkan dengan jelas dimana posisi, apa barangnya, dan ada berapa banyak bahan sehingga barang-barang itu dapat dengan mudah diketahui.

Seiton Visual  memungkinkan  pekerja  dengan  mudah  mengenali  dan mengambil kembali perkakas dan bahan, dan dengan mudah mengembalikannya ke lokasi di dekat tempat penggunaan. Pelat penunjuk digunakan untuk memudahkan penempatan dan pengambilan kembali bahan yang diperlukan.

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan seiton(整頓) atau penataan:
Langkah 1. Penempatan barang.

Prinsip  yang  melandasi  penentuan  lokasi  untuk  tiap  barang  ialah  menentukan barang yang sering digunakan  dan kemudian menempatkannya di sekitar pekerja yang menggunakannya.   Barang   lain   yang   jarang   digunakan   ditempatkan   lebih   jauh. Disamping itu, barang harus diletakkan pada ketinggian antara pundak dan pinggang pekerja. Metode ini mengurangi waktu dan energi yang digunakan untuk berjalan dari dan ke tempat penyimpanan.

Langkah 2. Menyimpan peti kemas.

Setelah memutuskan mengenai ruang, peti kemas, misalnya kotak, lemari, rak, palet dan lain-lain, harus dipersiapkan. Tetapi pembelian peti kemas yang baru harus benar-benar dihindari karena sasaran terakhir adalah mengurangi ruang serta maminimalkan ukuran dan jumlah sediaan.

Langkah 3. Menunjukkan posisi untuk tiap barang.

Pelat penunjuk yang berisi kode tempat dibuat dan digantungakan di plafon. Kode tempat adalah alamat tempat dan alamat letak. Selain pelat penunjuk ini, pelat letak yang lebih khusus ditempatkan pada tiap rak.

Langkah 4. Menunjukkan kode barang dan jumlahnya.

Kode barang dan jumlahnya tertera pada barang itu sendiri melalui label kode barang dan melalui pelat kode barang pada rak yang ditempati barang itu. Penggunaan pelat  kode  barang  ini  mirip  dengan  sistem  untuk  menentukan  ruang  parkir.  Dalam contoh ini, pelat nomor tiap mobil sesuai dengan label kode barang. Pelat kode barang sesuai  dengan  yang  ditempatkan  pada  ujung  tiap  tempat  parkir  yang  menunjukkan nomor pelat dan nama pemilik.
Untuk penunjuk jumlah maksimumatau ukuran lot dan jumlah minimum atau titik pesan ulang dari berbagai bahan harus ditentukan. Untuk menunjukkan jumlah sebagai ganti angka-angka, lebih baik jumlah yang dikehendaki dinyatakan secara visual dengan menggambar garis berwarna mencolok pada posisi yang tepat. Ini akan memungkinkan operator mengetahui tingkat jumlah minimum dan maksimum dengan sekejap tanpa harus membaca setiap jumlah yang ditulis.

Langkah 5. Menjadikan Seiton suatu kebiasaan.

Untuk menjaga tata tertib dalam pabrik, Seiri   (整理) dan Seiton   (整頓) harus dilaksanakan secukupnya. Tindakan itu adalah antara lain pemisahan bahan secara visual antara yang diperlukan dengan yang tidak, pengaturan bahan yang sering digunakan di dekat tempat penggunaannya, dan penggunaan pelat kode tempat, pelat kode barang, dan garis-garis penunjuk jumlah (Yasuhiro, 1995:255).

Subscribe to receive free email updates: