PENUTUP
A. Kesimpulan
Inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga
barang-barang lain.
Inflasi digolongkan menurut beberapa
cara, dapat menurut laju inflasi (ringan, sedang, berat, hiper inflasi), sebab
awalnya (demand atau cost inflation), asalnya (domestic atau imported
inflation).
Ada 3 teori utama mengenai inflasi.
Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab utama inflasi adalah pertambanahn
jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga di masa
mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat hidup diluar batas
kemampuan sekonomisnya.. Teori strukturalis: sebab inflasi adalah dari kekakuan
struktur ekonomi.
Biaya
Inflasi. Biaya Inflasi yang diharapkan muncul adalah: Shoe leather cost, Menu
cost, Complaint
and opportunity loss cost, Biaya
perubahan peraturan/undang-undang pajak, dan Biaya ketidaknyamanan hidup. Biaya
inflasi yang tidak diharapkan: Redistribusi pendapatan antara debitor dengan
kreditor dan Penurunan nilai uang pensiunan.
Dampak
inflasi antara lain engara rentan timbul
kekacauan, masyarakat menarik tabungan, bank kekurangan dana dam bangkrut,
harga semakin naik, distribusi barang tidak adil, produsen bangkrut, dampak
positifnya adalah masyarakats emakinselektif memilih barang, menumbuhkan
industri kecil, dan pengangguran berkurang karena banyak wirausahawan.
Upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi inflasi adalah yang berkaitan
dengan Kebijaksanaan Moneter, Kebijakan Fiskal, Kebijakan yang Berkaitan dengan
Output, Kebijaksanaan Penetuan Harga dan Indexing, Sanering, dan Devaluasi.
A. Saran
Dengan dua pendekatan (moneterist dan
strukturalist) pada komposisi yang tepat, maka diharapkan bukan saja
dalam jangka pendek inflasi dapat dikendalikan, tetapi juga dalam jangka
panjang. Dan, bila ada upaya yang serius untuk memperkecil atau bahkan
menghilangkan hambatan-hambatan struktural yang ada, maka akan berakibat pada
membaiknya fundamental ekonomi Indonesia.