Akuntansi Dan Tata Buku
Bagi mereka yang awam di bidang akuntansi ataupun mereka yang baru mulai mempelajari
akuntansi sering mencampuradukkan pengertian akuntansi dan tata buku. Hal ini adalah wajar
karena akuntansi sendiri pada awal sejarahnya memang berpangkal tolak dari bookkeeping atau tata
buku. Untuk menghindari salah pengertian atau mencampuradukkan pengertian akuntansi dengan
tata buku perlu dijelaskan bahwa pada tata buku kegiatan yang ada padanya hanyalah pada fungsi
pencatatan atas data perusahaan dengan demikian pada tata buku tidak ada fungsi perencanaan
sistem dan prosedur pencatatan maupun kegiatan penafsiran dan analisis terhadap hasil laporan
yang dibuat.
Prinsip-Prinsip Akuntansi
Laporan keuangan diolah dari ratusan atau ribuan transaksi-transaksi dengan cara yang sistematis
dengan suatu dasar tertentu. Dasar ini dinamakan prinsip-prisip akuntansi yang lazim (General
Accepted Accounting Principles). Justru oleh karena sifat yang tidak eksak dari akuntansi ini maka
diperlukan “prinsip-prinsip akuntansi yang lazim” . Tanpa adanya prinsip yang berfungsi sebagai
patokan atau pedoman ini, maka kemungkinan masing-masing akuntan akan menggunakan caranya
sendiri, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi simpang siur.
Profesi akuntansi telah berusaha mengembangkan sekumpulan standar yang pada umumnya
diterima dan secara universal dipraktikkan. Usaha-usaha itu telah menghasilkan dipakainya
seperangkat aturan dan prosedur umum yang disebut sebagai prinsip akuntansi berterima umum
yang merupaka guideliness (standar) yang menunjukkan tentang tata cara melaporkan kejadian
ekonomis. Profesi akuntansi di Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
telah berhasil menyusun GAAP berupa 35 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).