Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi

Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi 
Menurut Web Antropologi Indonesia http://arkeologi.web.id/.Anthropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Secara khusus ilmu antropologi terbagi kedalam 5 sub ilmu yangmempelajari :
1.Masalah asal dan perkembangan manusia secara biologis
2.Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia
3.Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragamkebudayaan manusia
4.Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan di seluruh dunia
5.Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.

1.Antropologi fisik 
Mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis.

2.Antropologi budaya
Memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun carahidupnya dalam masyarakat. Antropolgi budaya lebih menekankan kepada4 aspek yang tersusun :
a.Pertimbangan politik 
b.Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan
c.Menyangkut bahasa dalam antropologi budayad.Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, cabang antropologi budaya ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a.Arkeologi
b.Antropologi linguistik 
c.Etnologi

Kemudian jika dilihat dari beberapa ilmu yang merupakan bagian dalamilmu antropologi, menurut Koentjaratningrat mencakup 5 disiplin ilmu, yaitu :
1.Paleoantropologi
2.Antropologi fisik 
3.Etnolinguistik atau antropologi linguistik 
4.Prehistori
5.etnologi


Tujuan dan Kegunaan Antropologi
Setiap antropologi yang memulai penelitian lapangan perdana nya, pada umumnya mencari suatu bangsa atau kelompok yang belum pernah di teliti. Tujuannya sudah jelas adalah untuk memperluas arena perbandingan di samping untuk merekam berbagai budaya sebelum budaya-budaya itu lenyap. Antropologi memang merupakan studi tentang manusia. Ia tidak hanyasebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis tetapi juga merupakan suatu cara hidup yang berusaha menyampaikan kepada para mahasiswa apa yang telah diketahui orang.

Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis dalam spesies manusia.Sedangkan Antropologi budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaan nya.

Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objektif, paling tidak mendekati objektif dan sistematis. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi komparatif diantara sejumlah besar masyarakat

Sejarah Antropologi
Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu tahapan yang panjang. Koentjaraningrat memaparkan bahwa lembaga-lembaga antropologi etnologi merupakan awal lahirnya antropologi.Jika disimak tentang perkembangan ilmu-ilmu bagian antropologi, boleh jadi etnografi merupakan bagian yang paling sukses dalam antropologi sosialdan budaya. 


Akan tetapi apa sebenarnya manfaat yang dapat di petik dari studi-studi etnografi yang umumnya menangani komunitas-komunitas kecil? 

Menurut Kuper ada 4 jawaban dan 4 fase, yaitu:
1.Menurut pemikiran evolusionistis, orang-orang yang di anggap primitif itu secara kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang manusia.
2.Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial, banyak ahli antropologi berpendirian bahwa penelitian dan perbandingan etnografi akan memudahkan perkambangan ilmu sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-studi tentang masyarakat modern barat.
3.Sejumlh ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosio biologi, meyakini bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur- unsur kemanusiaan yang universal.
4.Para humanis yang acap kali skeptis terhadap generalisasi-generalisasi mengenai prilaku manusia, berpendapat bahwa pemahaman terhadap kehidupan yang asing itu sendiri akan banyak gunanya.


a) Fase Pertama
Fase ini terjadi sebelum tahun 1890, yang diawali dengan kedatangan bangsa Eropa Barat untuk melihat suku-suku bangsa penduduk pribumi Afrika, Asia dan Amerika selama 4 abad. Akibatnya, beberapa daerah di Bumi ini terkena pengaruh negara-negara Eropa Barat.

Ekspansi bangsa Eropa Barat ke berbagai daerah di bumi ini ternyata menghasilkan suatu laporan tentang dunia luar Eropa barat. Laporan tersebut diperoleh dari para musafir, pelaut, pendeta agama Nasrani dan lain-lain. Didalam laporan tersebut terdapat suatu ilmu pengetahuan tentang diskripsi adat-istiadat, bahasa dan ciri fisik dari suku-bangsa Afrika, Asia, Oseania serta suku Indian yang terdapat di Amerika. Laporan tadi disebut Etnografi, atau diskripsi tentang bangsa-bangsa.

Selain itu, laporan yang diperoleh para musafir tersebut sangat menarik orang-orang Eropa Barat karena didalamnya mengandung beberapa kebudayaan yang sangat berbeda dengan kebudayaan yang dimiliki bangsa Eropa. Akan tetapi beberapa laporan yang diperoleh sering kali bersifat kabur. Dengan adanya kekurangan pada laporan yang dibuat oleh para pelaut itu, justru menarik perhatian kaum terpelajar di Eropa Barat untuk mempelajari lebih dalam. Hal ini menimbulkan 3 macam pandangan orang Eropa Barat terhadap bangsa-bangsa di Afrika, Asia, Oseania dan orang-orang Indian di Amerika, antara lain:
  • Beberapa Orang eropa menganggap bahwa bangsa-bangsa asing itu bukan manusia sebenarnya melainkan keturunan iblis. Kemudian munculah istilah primitives untuk menyebut bangsa asing tersebut.
  • Beberapa orang eropa memandang bahwa bangsa-bangsa asing tadi adalah contoh dari masyarakat yang masih murni(belum kemasukan kejahatan dan keburukan).
  • Beberapa orang eropa justru tertarik akan kebudayaan bangsa-bangsa asing tadi.

b). Fase Kedua
Fase yang kedua ini muncul kira-kira pertengahan abad ke-19. Didalam fase ini, orang-orang eropa mulai menyusun karangan-karangan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Menurut cara berpikir mereka, masyarakat beserta kebudayaannya telah berevolusi dalam jangka panjang, dari tingkat kebudayaan yang rendah ke tingkat kebudayaan yang lebih tinggi. Yang dimaksud dengan kebudayaan tinggi misalnya kebudayaan bangsa Eropa, sedangkan bangsa-bangsa diluar Eropa dianggap kebudayaannya masih rendah atau sering disebut primitif.


Oleh karena itu, dengan munculnya karangan yang mengklasifikasikan data tentang keanekaragaman kebudayaan di seluruh dunia, maka timbulah suatu ilmu pengetahuaan yang disebut antropologi. Ilmu ini bertujuan untuk mempelajari masyarakat beserta kebudayaannya untuk mengetahui sejarah perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia.


c). Fase Ketiga
Fase ini muncul pada permulaan abad ke-20, bersamaan dengan berkembangnya penjajahan di daerah-daerah luar Eropa. Pada fase ini, Ilmu Antropologi banyak dibutuhkan oleh bangsa penjajah, untuk kepentingan pemerintah jajahannya. Hal ini dikarenakan, pemerintah kolonial tadi mengalami permasalahan dengan penduduk pribumi. Dengan demikian ilmu antropologi pada fase ini memiliki tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah kolonial.


d). Fase Keempat
Fase ini berlangsung sesudah tahun 1930. Pada waktu itu ilmu antropologi mulai mengalami perkembangan yang pesat pada jumlah bahan pengetahuan yang jauh lebih valid, maupun pada ketajaman dari metode ilmiahnya. Hal ini kemudian mengalami hambatan ketika timbulnya antipati terhadap kolonialisme pasca Perang dunia ke II. Akan tetapi para antropolog tidak putus asa dalam menghadapi kendala tersebut. Mereka mulai mengembangkan lapangan-lapangan penelitian dengan pokok dan tujuan yang baru, yaitu sasaran dari penelitian tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitif yang berada di luar benua eropa, melainkan sudah beralih ke daerah pedesaan di eropa. Didalam fase ini, tujuan ilmu antropologi yang baru dibagi menjadi 2, yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan akademikal adalah mengetahui pengertian tentang manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai macam bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangakan tujuanpraktisnya yaitu mempelajari berbagai macam bentuk masyarakat, guna membangun masyarakat tersebut.


Sekilas Tentang Arkeologi
Arti Arkeologi
Menurut Web Antropologi Indonesia http://arkeologi.web.id/. Arkeologi Adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun survei juga mendapatkan porsi yang cukup besar.

Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya adalah yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu humaniora. 

Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan pertanggalan mutlak), ilmu metalurgi (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).


Arkeologi pada masa sekarang merangkumi berbagai bidang yang berkait. Sebagai contoh, penemuan mayat yang dikubur akan menarik minat pakar dari berbagai bidang untuk mengkaji tentang pakaian dan jenis bahan digunakan, bentuk keramik dan cara penyebaran, kepercayaan melalui apa yang dikebumikan bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui cara seperti metoda pengukuran karbon 14. Sedangkan pakar genetik yang ingin mengetahui pergerakan perpindahan manusia purba, meneliti DNAnya.

Arkeologi berasal dari perkataan Yunani yaitu arkhaiologia yang berhenti perbincangan tentang benda purba atau silam. Istilah ini digubah semula pada abad ke 17 oleh seorang sarjana German bernama George Daux. Terdapat berbagai definisi tentang arkeologi dan sebagai satu disiplin yang dinamik, ianya telah berubah-ubah bersesuaian dengan ruang kajiannya yang semakin luas dengan aplikasi teknologi semasa. 

Antara ini adalah definisi-definisi yang sering digunakan oleh para ahli arkeologi dalam merujuk kepada pengertian bidang ini ialah seperti:
1. Paul Bahn menyatakan pengertian asas arkeologi ialah satu kajian sistematik tentang masalampau yang berasaskan budaya kebendaan dengan bermatlamat untuk membongkar,menerangkan dan mengklasifikasikan tinggalan-tinggalan budaya, menguraikan bentuk dan perilaku masyarakat masa silam serta memahami bagaimana ia terbentuk dan akhir sekalimerekonstraksinya semula.

2. Grahame Clark mendefinisikan arkeologi sebagai satu bentuk kajian yang sistematik ke atas bahan-bahan purba bagi membentuk semula sejarah. Cottrell Leonard pula mendefinisikanarkeologi sebagai satu cerita mengenai manusia dengan merujuk kepada tinggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, rangka manusia dan segala yang terhasil dari inovasiyang diciptanya.


Tujuan umum Arkeologi
  • Rekonstruksi sejarah budaya menitik beratkan waktu.
  • Penggambaran cara hidup sehari-hari dari budaya kuno.
  • Penjelasan prose budaya yang lebih luas dengan menekankan pada aspek budaya yang dinamis.

Sekilas Tentang Paleoantropologi
Arti Paleoantropologi
yaitu suatu ilmu bagian dari antropologi yang meneliti tentang evolusi manusia. Hal ini dilakukan dengan cara meneliti fosil-fosil manusia dari zaman dahulu yang tersimpan dalam lapisan bumi

Hubungan Antara Ilmu paleantropologi dan antropologi
Ilmu paleontologi yang meneliti fosil makhluk purbakala sangat berkaitan erat dengan sub-ilmu paleoantropologi dan prehistori untuk membuat rekontruksi tentang proses evolusi makhluk purbakala.


Richard Leakey

Gambar  Richard Leakey


Richard Erskine Frere Leakey, anak kedua dari Louis dan Mary, lahir pada tanggal 19 Desember 1944. Dia berpartisipasi dalam ekspedisi lapangan orangtuanya sejak usia dini dan karena itu baik ditempatkan untuk mewarisi warisan mereka. Upaya dengan paleoantropologi terlibat tidak hanya penelitian lapangan dan penemuan tetapi juga bertahun-tahun menjabat sebagai direktur Museum Nasional Kenya (NMK). Kerja di Koobi Fora dimulai setelah pendaratan kesempatan di daerah tersebut dipimpin Richard untuk percaya bahwa daerah tersebut diadakan kekayaan fosil. 

Bersama dengan tim dari NMK, Richard memimpin ekspedisi pertama yang Koobi Fora pada tahun 1968. Antara 1968 dan 1989 ia mengkoordinasikan ekspedisi lapangan NMK ke pantai timur dan barat Danau Turkana. Dengan tim pemburu fosil berbakat dan berpengalaman dipimpin oleh Mr Kamoya Kimeu, temuan penting yang dibuat, termasuk alat-alat zaman batu awal terjadi sekitar 1,9 juta tahun, bukti anggota awal dari genus Homo, termasuk tengkorak Homo habilis dan Homo erectus, dan sisa-sisa kuat australopithecus A. boisei dan A.aethiopicus. Penemuan yang luar biasa dari kerangka 1,6 juta tahun yang hampir lengkap lama dari "Boy Nariokotome" (atau "Turkana Boy"), seorang pemuda Homo erectus, tidak diragukan lagi yang paling penting.Setelah Dr Leakey diangkat kepala Kenya Wildlife Layanan KWS pada tahun 1989, ia tidak lagi dapat melanjutkan dengan penelitian lapangan, meskipun ia tetap tertarik paleoantropologi. Sebagai kepala dari KWS, Richard berhasil memerangi perburuan gajah dan badak dan mengawasi reorganisasi sistem taman bermasalah Kenya nasional. 

Pada tahun 1993, ia kehilangan kedua kaki di bawah lutut ketika pesawat terbang ia jatuh. Tahun berikutnya, oposisi politik menyebabkan dia meninggalkan KWS dan ia menjadi lebih terlibat dalam politik Kenya, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal partai oposisi Kenya Safina. Pada bulan Desember 1997, ia terpilih untuk kursi oposisi di parlemen Kenya.Karir politik Dr Leakey memuncak pada tahun 1999 Ketika kemudian Presiden Moi menunjuknya Kepala Dinas Sipil Kenya dan sebuah "Dream Team" yang disebut teknokrat dirakit dari berbagai bidang dan latar belakang untuk menangani manajemen, korupsi, dan masalah reorganisasi dalam Kenya pemerintah. 

Dia mengundurkan diri dari posisi ini pada tahun 2001, mengumumkan pada saat itu bahwa ia pensiun dari politik.Meskipun mengalami jalan buntu politik, intimidasi dan kekerasan fisik, dia terus berjuang untuk keadilan politik di Kenya. Dr Richard Leakey terus kuliah pada tema lingkungan dan saat ini terlibat dalam proyek-proyek konservasi akar rumput satwa liar. Dalam waktu luangnya ia menikmati anggur tumbuh dan memproduksi anggur di ladangnya di dekat Nairobi. 

Buku “The Origin Of Human Kind”

Gambar  Buku “The origin of humankind”


Dalam buku ini Richard Leakey, salah seorang ilmuwan garda depan paleoantrolopologi, memaparkan pencapaian ilmu pengetahuan mengenai asal-usul manusia. Menurut ia, ada empat tahap kunci evolusi manusia yang menjawab pertanyaan: Apa yang menjadikan manusia manusiawi.

Diskusi evolusi penggerak bipedal sangat menarik. Juga, catatan, Leakey menjelaskan penjelasan hipotesis untuk pertumbuhan lambat dan perkembangan anak-anak manusia dibandingkan dengan rekan-rekan primata mereka. Saya kira lebih dari penjelasan untuk mekanisme evolusi pertumbuhan manusia dan pola pembangunan, ia melakukan pekerjaan yang baik dalam menggambarkan bagaimana pertumbuhan yang lambat tersebut dan perkembangan anak-anak manusia memberikan kelangsungan hidup dan keunggulan inovasi lebih spesies lain. Buku yang sangat menarik, namun banyak dari apa Leakey menguraikan tentang tidak didasarkan pada bukti kuat .Banyak penjelasan yang diberikan didasarkan pada dugaan logis. Ini sama sekali tidak akan mengurangi sifat pemikiran memprovokasi buku.

Pertama, kemunculan manusia pertama, sosok kera bipedal, antara tujuh dan lima juta tahun yang lalu. Kedua, manusia-manusia itu menyebar bersama dengan kemampuan adaptasi diri mereka (adaptive radiation). Ketiga, antara tiga dan dua juta tahun silam, salah satu spesies manusia mempunyai kapasitas otak lebih besar daripada manusia lain. Inilah awal kemunculan genus Homo, cabang pohon silsilah manusia. Keempat, muasal manusia modern, Homo sapiens, manusia seperti kita, yang mempunyai keprigelan teknologi, imajinasi artistik, bahasa, dan akal-budi. 

Topik lain yang penting adalah bagaimana dia membahas bukti fosil telah memaksa modifikasi dalam konsepsi pohon evolusi kita. Karena saya lalu membaca di subjek, pohon itu telah menjadi jauh kurang linier dan jauh lebih "lebat." Gagasan lain yang suci dan tradisional yang harus ditinggalkan adalah teori Darwin sendiri dari manusia primitif menjadi "istimewa" dan sangat berkembang bahkan dari awal. Sebagai catatan fosil telah menunjukkan, evolusi kita jauh lebih bertahap, dengan homonids menengah banyak dikenal untuk kedua H. sapiens dan Neanderthal, seperti Sima de los Huesos dan Petrolonas menemukan, yang menunjukkan bahwa ada primitif, kuno Neanderthal di Eropa yang akhirnya berkembang menjadi jenis yang lebih modern seperti yang ditemukan di Steinheim dan Arago. Untuk pra-Homonids kita sekarang memiliki Australopithecus afarensis, A. africanus, A. aethiopicus, A. robustus, dan Australopithecus boiseii, serta mungkin dua atau berbeda jenis H. habilis, dan sebagainya. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ini telah memberikan dukungan kuat bagi sebuah pohon "bushier" keluarga asal usul manusia.

Buku “Asal-Usul Manusia”





Gambar  Buku “asal-usul manusia”


Buku ini adalah buku terjemahan dari buku “The Origin Of Human Kind” dalam versi Bahasa Indonesia yang di terbitkan oleh KPG.

Tujuan dan Sasaran
Demografis
Seks : Laki-laki dan Perempuan (Unisex)
Usia : 19 – 25 Tahun ke atas
Pendidikan : Kuliah - Kerja
Kelas Sosial : A
Geografis
Sasaran umum : DKI Jakarta
Sasaran khusus : Kota kota besar di Indonesia

Psikografis
· Personality :
1. Memiliki kesenangan dalam bidang Antopologi,Paleoantropologi,Arkeologi
2. Memiliki ketertarikan pada desain grafis.
3. Memiliki ketertarikan di dunia jurnalistik, pendidikan.


· Behaviour :
1. Suka membaca buku design
2. Suka mengkoleksi buku design
· Lifestyle :
1. Berpendidikan dan bersekolah ditempat berakreditasi A
2. Gemar mengisi waktu dengan membaca buku dan browse tentang dunia design.
3. Mempunyai blog 
4. Mempunyai hobi jalan-jalan


Analisa S.W.O.T.
Strength (Kekuatan)
· Buku ilmu pengetahuan yang akan di sukai orang yang menyukai design grafis karena berisi grafis dan visual yang menarik.
· Gaya Visualisasi dan penggambaran data yang memberikan pengalaman baru bagi pembaca 
· Buku pengetahuan yang dapat di bawa kemana saja sebagai pengisi waktu luang.


Weakness (Kelemahan)
· Peminatnya hanya pada golongan tertentu
· Beberapa masyarakat Indonesia ada yang tidak begitu perduli atau tidak mengerti terhadap Antroplogi,Paleoantropologi dan arkeologi.

Opportunity (Peluang)
· Belum ada yang membuat buku tentang Antropologi yang sangat menarik dan memberikan pengalaman baru dalam membaca
· Kebanyakan buku yang beredar adalah buku yang bersifat verbal (textbook).
· Kebanyakan buku yang telah ada tebal dan sulit untuk di bawa bawa.


Threat (Ancaman)
· Pandangan masyarakat akan tidak pentingnya mengetahui ilmu Antropologi, Paleoantropologi dan Arkeologi karena tidak bersentuhan langsung.
· Pandangan masyarakat akan tidak percaya akan teori asal usul manusia dari segi pandang sains.
· Pandangan banyak masyarakat akan tidak pentingnya mempunyai buku semacam ini karena teknologi internet

Subscribe to receive free email updates: