Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 
Istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet. 


Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat. Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik.


Yang menjadi esensi dari rumusan di atas adalah bahwa teknologi itu pada dasarnya merupakan pengetahuan yang menjawab pertanyaan tentang bagaimana (“know how”). Dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan atau tugas dapat dilaksanakan secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah seorang guru yang telah melaksanakan pembaharuan terhadap “know how” dalam membelajarkan para siswanya sehingga terjadi efisiensi. 


Berikut ini disajikan contoh tentang penerapan teknologi dalam kegiatan pembelajaran. 
Seorang guru memperkenalkan metode pembelajaran yang menekankan pengembangan kemampuan/keterampilan bertanya di kalangan para siswa sebagai ganti dari metode ceramah. Manakala kemampuan/keterampilan bertanya telah tumbuh dan berkembang di kalangan para siswanya, berarti sang guru telah berhasil menerapkan teknologi dalam kegiatan pembelajarannya. Atau, sang guru telah melakukan suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran. 


Dalam konteks tersebut di atas, guru tidak lagi harus sepenuhnya berceramah selama jam pelajaran yang berlangsung. Tetapi guru lebih cenderung berfungsi sebagai fasilitator yang memfasilitasi terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Para siswa juga dikondisikan untuk berlatih mencari/menggali sendiri berbagai informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dibahas atau didiskusikan. Di samping itu, para siswa juga dikondisikan untuk berlatih mengemukakan pendapatnya terhadap suatu kasus atau pemikiran yang disampaikan guru. Dalam kegiatan pembelajaran yang demikian ini, sang guru telah berinisiatif untuk melakukan pembaharuan khususnya di bidang metode pembelajaran. 


Pemahaman lain mengenai teknologi dalam konteks pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa (Karsenti, 2005). Teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005). 


Dari uraian yang telah dikemukakan di atas mengenai TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). Apabila dihadapkan dengan beberapa contoh yang telah dikemukakan, maka pemahaman mengenai TIK tidak lagi hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV. 


Jenis-jenis Perangkat TIK
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa TIK selalu terdiri dari hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah adalah terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten


Satu hal yang tampaknya sering terjadi sewaktu membeli satu unit komputer (PC) atau laptop adalah kesalahan persepsi, yaitu anggapan bahwa PC atau laptop tersebut telah lengkap dan siap digunakan. Padahal kenyataannya, PC atau laptop tidak dapat digunakan tanpa adanya OS dan aplikasi di dalamnya. Sedangkan OS dan aplikasi adalah software yang harus dibayar lagi. Dalam kaitan ini, sebagai warga negara yang baik yang menghargai hak cipta (intellectual property rights), maka ANDA sebaiknya menggunakan OS dan aplikasi yang orisinal. Beberapa provider menyediakan software yang dapat diakses/diperoleh secara gratis (cuma-cuma) melalui internet (open source).


Potensi TIK 
TIK dikatakan dapat memberikan suatu solusi praktis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Dalam kaitan ini, keberhasilan untuk memecahkan masalah pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh guru yang melaksanakan pemanfaatan TIK itu sendiri. Para peneliti telah menyadari bahwa TIK tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas tunggal, dan prestasi belajar siswa tidak semata-mata hanya ditentukan oleh sebaik apapun para siswa mencapai hasil tes standar tetapi ditentukan juga oleh kemampuan siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis, berpikir analitis, membuat inferensi, dan pemecahan masalah).

Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain yang dapat: 
a. membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah; 
b. membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub selatan; 
c. menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur; 
d. menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme; 
e. mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau time-lapse photograhy; 
f. memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; 
g. memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; 
h. membangkitkan motivasi belajar siswa; 
i. menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau 
j. menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja). 


TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran berdasarkan referensi penelitian yang dirujuk Ade Kusnandar. Potensi TIK yang dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut: 
a. 10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks). 
b. 20% informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara). 
c. 30% informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto). 
d. 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi). 
e. 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara. 
f. 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif). 
3. Fungsi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran 


Dalam blue print TIK untuk pendidikan, fungsi-fungsi TIK digambar sebagai sebuah bangunan gedung. Terdiri dari pondasi, tiang, dan atap, sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1. TIK berfungsi sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll.
2. Fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa.
3. Fungsi TIK sebagai fasilitas pendidikan di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik, dll.



Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Dalam Kegiatan Pembelajaran

Umum
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada tahun 1999, dikemukakan bahwa relatif kecil prosentase jumlah guru (20%) yang menyampaikan bahwa mereka mempersiapkan diri secara baik untuk mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh, seorang guru mengatakan “Saya menggunakan komputer di kelas sebagai upaya pengayaan terhadap topik materi yang telah dibahas”, “Para siswa menggunakan internet untuk mendapatkan berbagai informasi yang perlu bagi laporan mereka”, “Saya menggunakan powerpoint untuk mempersiapkan semua presentasi saya di dalam kelas” (US Department of Education, 1999). 


Pertama-tama, tentukan dulu tujuan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yang tentunya haruslah mengacu pada tujuan pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus! Apakah TIK dimanfaatkan untuk mendukung inkuiri, meningkatkan komunikasi, memperluas akses ke berbagai sumber, membimbing siswa untuk menganalisis dan memvisualisasikan data, memungkinkan dilakukannya pengembangan produk, atau mendorong pengungkapan gagasan? Kedua, pilihlah jenis TIK yang sesuai dengan kebutuhan dan dilanjutkan dengan pengembangan kurikulum. Kembangkanlah suatu rencana untuk mengevaluasi pekerjaan siswa dan juga penilaian dampak dari pemanfaatan teknologi. 


Pengembangan kemampuan profesional guru yang sesuai dengan perkembangan tuntutan/ kebutuhan adalah penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan demikian, ada kesempatan bagi guru untuk belajar, tidak hanya yang terkait dengan cara-cara pemanfaatan TIK baru tetapi juga tentang cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang bermakna, dan berbagai kegiatan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi pelatihan guru haruslah lebih dari sekedar cara memanfaatkan TIK (termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse) keterampilan teknologis ke dalam proses belajar” (Sulla, 1999). 

Khusus 
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, sebagai seorang guru atau instruktur pelatihan tentunya ANDA akan melakukan serangkaian kegiatan, seperti: 
  • merancang/mengemas materi pelajaran, 
  • mempersiapkan strategi pembelajaran, 
  • mempersiapkan lembar kerja siswa, dan 
  • mempersiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa. 

b) Pelaksanaan Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran 
Pada tahap pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru haruslah benar-benar yakin bahwa fasilitas TIK yang akan dimanfaatkannya dalam keadaan berfungsi baik. Artinya, guru harus melakukan tes terhadap fasilitas TIK sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hanya dengan cara yang demikian ini diharapkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat berjalan lancar. 

Kemudian, para siswa juga perlu disiapkan agar masing-masing mereka fokus terhadap materi pelajaran yang akan dibahas. Penyiapan siswa dapat dilakukan dengan mengarahkan perhatian mereka terhadap kompetensi yang perlu mereka kuasai pada akhir kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan selama kegiatan pembelajaran juga perlu dikomunikasikan kepada para siswa agar mereka memiliki kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang dituntut untuk mereka lakukan. 

c) Penilaian Kegiatan Pembelajaran yang Memanfaatkan TIK
Penilaian hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat dilakukan secara (a) terintegrasi atau menyatu dalam bahan belajar siswa, baik yang berupa pertanyaan-pertanyaan lisan sewaktu kegiatan belajar tatap muka, soal-soal latihan secara tertulis (self-evaluation) maupun kuis, (b) tersendiri, baik yang berupa penugasan individual atau kelompok, maupun tes. 

2. Model-model Pemanfaatan TIK untukKegiatan Pembelajaran 
Guru mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di sekolah (apakah lengkap untuk setiap siswa atau siswa harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan guru mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas TIK yang dimiliki siswa, tingkat kemampuan atau keterampilan siswa mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, atau tingkat aksesibilitas siswa terhadap materi pelajaran di luar sekolah. 


Apabila kondisi obyektif yang ada memang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar berbasis TIK, maka model pemanfaatan TIK yang mendukung adalah model yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sekalipun mungkin tidak sepenuhnya. Model terintegrasi ini hanya dapat diterapkan apabila setiap siswa telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mengoperasikan fasilitas TIK di samping tidak memiliki kendala/hambatan untuk memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat. 


Model pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran yang kedua yang dapat diterapkan adalah model campuran (mixed model) dengan porsi yang lebih besar pada pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Model campuran ini dapat dibedakan menjadi: 
a) Model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan TIK; hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru secara tatap muka. Artinya, guru memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan secara tatap muka dan ada pula yang diselenggarakan melalui pemanfaatan TIK. 

b) Model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka; sedangkan kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan TIK hanya dilakukan dalam persentase yang lebih kecil. Dalam hal ini, guru memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui memanfaatkan TIK. 


Penerapan model campuran ini didasarkan atas pertimbangan mengenai ketersediaan fasilitas TIK di sekolah. Manakala fasilitas TIK yang tersedia di sekolah dapat dimanfaatkan siswa secara individual atau setidak-tidaknya secara berpasangan, dan fasilitas TIK yang sama juga dapat dimanfaatkan siswa di luar jam pelajaran sekolah, serta fasilitas TIK juga tersedia di lingkungan sekitar siswa (siswa tidak akan mengalami kesulitan atau hambatan dalam memanfaatkan fasilitas TIK), maka model campuran yang pertama dapat diterapkan guru. 


Sebaliknya, manakala fasilitas TIK yang tersedia di sekolah terbatas jumlahnya sehingga hanya dapat dimanfaatkan siswa secara berpasangan, trio atau bahkan kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak mungkin dimanfaatkan siswa di luar jam pelajaran sekolah, serta fasilitas TIK yang tersedia di lingkungan sekitar siswa juga sangat terbatas, maka model campuran yang kedua yang lebih memungkinkan untuk diterapkan guru. Artinya, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan para siswa. 


DAFTAR PUSTAKA
Modul Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/16169753/Modul-Pemanfaatan-Teknologi-Informasi-Dan-Komunikasi-TIK-Dalam-Pembelajaran

Subscribe to receive free email updates: