BAB III
PEMBAHASAN
Antropologi bukanlah satu satunya ilmu yang mempelajari manusia. Ilmu-ilmu lain seperti
ilmu Politik yang mempelajari kehidupan politik manusia, ilmu Ekonomi yang
mempelajari ekonomi manusia atau ilmu Fisiologi yang mempelajari tubuh manusia
dan masih banyak lagi ilmuilmu lain, juga mempelajari manusia. Tetapi ilmu-ilmu
ini tidak mempelajari atau melihat manusia secara menyeluruh atau dalam ilmu
Antropologi disebut dengan Holistik, seperti yang dilakukan oleh Antropologi.
Antropologi berusaha untuk melihat segala aspek dari diri mahluk manusia pada
semua waktu dan di semua tempat, seperti: Apa yang secara umum dimiliki oleh
semua manusia? Dalam hal apa saja mereka itu berbeda? Mengapa mereka
bertingkah-laku seperti itu? Ini semua adalah beberapa contoh pertanyaan
mendasar dalam studi-studi Antropologi.
A. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain
Seperti ilmu-ilmu lain, Antropologi juga mempunyai
spesialisasi atau pengkhususan. Secara umum ada 3 bidang spesialisasi dari
Antropologi, yaitu Antropologi Fisik atau sering disebut juga dengan istilah
Antropologi Ragawi. Arkeologi dan Antropologi Sosial-Budaya.
1. Antropologi Fisik
Antropologi Fisik tertarik pada sisi fisik dari
manusia. Termasuk didalamnya mempelajari gen-gen yang menentukan struktur dari
tubuh manusia. Mereka melihat perkembangan mahluk manusia sejak manusia itu
mulai ada di bumi sampai manusia yang ada sekarang ini. Beberapa ahli
Antropologi Fisik menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil yang membantu
memberikan keterangan mengenai perkembangan manusia. Ahli Antropologi Fisik
yang lain menjadi terkenal karena keahlian forensiknya; mereka membantu dengan
menyampaikan pendapat mereka pada sidang-sidang pengadilan dan membantu pihak
berwenang dalam penyelidikan kasus-kasus pembunuhan.
2. Arkeologi
Ahli Arkeologi bekerja mencari benda-benda peninggalan
manusia dari masa lampau. Mereka akhirnya banyak melakukan penggalian untuk
menemukan sisa-sisa peralatan hidup atau senjata. Benda –benda ini adalah barang tambang
mereka. Tujuannya adalah menggunakan bukti-bukti yang mereka dapatkan untuk
merekonstruksi atau membentuk kembali model-model kehidupan pada masa lampau.
Dengan melihat pada bentuk kehidupan yang direnkonstruksi tersebut dapat dibuat
dugaan-dugaan bagaimana masyarakat yang sisa-sisanya diteliti itu hidup atau
bagaimana mereka datang ketempat itu atau bahkan dengan siapa saja mereka itu
dulu berinteraksi.
3. Antropologi Sosial-Budaya
Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut
Antropologi Budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi.
Ilmu ini mempelajari tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu atau
tingkah laku kelompok. Tingkah-laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan
yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran
mereka. Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa
yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh
manusia sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana
bertingkah-laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya
dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang
oleh para ahli Antropologi disebut dengan kebudayaan.
Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu
kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial
dari penelitian-penelitian Antropologi Sosial Budaya. Dalam perkembangannya
Antropologi Sosial-Budaya ini memecah lagi kedalam bentuk-bentuk spesialisasi
atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang dipelajari atau
diteliti. Antroplogi Hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum pada
kelompok-kelompok masyarakat atau Antropologi Ekonomi yang mempelajari
gejala-gejala serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok
masyarakat adalah dua contoh dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam
Antropologi Sosial-Budaya.
Perkembangan antropologi dan sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan, sebagian tergantung pada data yang diperoleh dari dan mengenai
informan atau responden, dan sebagian lainnya dari metode ilmiah dan imajinasi
ilmiah yang telah dikembangkannya. Data yang diperoleh digunakan untuk
pengembangan teori-teori dan pendekatan-pendekatan serta metodologi; dan juga
untuk dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan praktis bagi kebijaksanaan
untuk merubah cara-cara hidup tertentu dari para informan atau responden agar
sesuai dengan dan mendukung program-program pembangunan yang telah digariskan
oleh pemerintah atau untuk kepentingan praktis lainnya yang dikelola oleh
badan-badan atau yayasan-yayasan swasta domestik maupun luar negeri.
B. Hubungan Antropologi dan Sosiologi
Seorang
manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun
orang tersebut kembar siam.
Ada yang baik
hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang
suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu
sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat.
Hal-hal tersebut dapat dikaji dengan pendekatan antropologi dan sosiologi.
Sosiologi
berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki
arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut
ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek
dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang
dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk
meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti
kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta
pengungkapan realitas sosial.
Antropologi
berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu
dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional
memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang
seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan
masyarakat tunggal.