MAKALAH UNTUK STRATA -1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan zaman yang begitu cepat dan berkembang ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat pada era globalisasi ini, menghadapkan dunia Pendidikan Nasional mendapat tantangan - tantangan yang amat besar khususnya dalam upaya menyiapkan kwalitas sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya masing - masing dan mampu beradaptasi di era Informasi maupun dibidang Teknologi saat ini.
Derasnya arus informasi dan teknologi akan menuntut masyarakat menjadi lebih kritis pada satu sisi dan pada sisi yang lain, kehidupan dan perekonomian menjadi lebih komplek, persaingan akan bertambah keras disebabkan globalisasi serta perdagangan bebas akan berlaku yang berdampak pada tipisnya batas-batas kewenangan Negara, dan terjadi mobilitas dan intraksi yang tinggi antara Negara dan Bangsa disertai dengan melimpahnya konsepsi, fisik dan produk dari luar. Banyak pekerjaan yang diganti dengan menggunakan alat peralatan yang canggih, sehingga banyak pula pekerjaan berubah secara radikal yang tentunya membutuhkan tingkat kecakapan berpikir disertai dengan ketrampilan berkarya dan berusaha meningkatkan pengetahuan untuk bekal hidupnya nantinya.

1
Salah satu masalah pendidikan nasional yang dilematis adalah rendahnya tingkat relefansi pendidikan disamping masalah mutu, pemerataan, efektifitas, dan efisiensi pendidikan. Berbagai masalah tersebut harus selalu di tanggulangi, baik melalui jalur pendidikan formal, infomal maupun nonformal.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan satu kesatuan sistim dengan lingkungan alam, sosial, budaya, masyarakat dan dunia usaha atau dunia industri serta masyarakat atau lapangan kerja di mana sekolah itu berada.Oleh karena itu dalam perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan pendidikan harus berorientasi pada lingkungan hidup yang selalu berubah.
Peningkatan mutu Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kwalitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global yang semakin meningkat.
Peningkatan relevansi pendidikan dimasukkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efesiensi manejemen pendidikan dilakukan melalui perencanaan manejemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengolahan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Dari penjelasan diatas sekolah atau lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan yang dapat diharapkan memenuhi kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam, serta menghadapi tantangan global yang semakin meningkat.
Dalam penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Kejuruan harus selalu ditingkatkan pemyesuaian mengenai isi pendidikan atau mengembangkan standart isi.
Standart isi adalah salah satu dari delapan standart nasional pendidikan sebagai mana tertuang dalam Bab II pasal (2) (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan, meliputi standart isi, standart proses, standart kompetensi lulusan, standart pendidik dan tenaga kependidikan, standart sarana dan parasarana, standart pengelolaan, standart pembiayaan dan standart penilaian pendidikan (dikutip dari Prakata BSNP 2006).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menguasai teknologi, ketrampilan dan etos kerja serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal memberikan bekal teknologi, ketrampilan, sikap dan etos kerja yang bertujuan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja tingkat menengah seperti yang dikemukakan Sujana (1998 - 40) di kutip dari skripsi (2001)
“ Bahwa Pendidikan Kejuruan Merupakan Salah Satu Infestasi Untuk Meningkatkan Kwalitas Manusianya Yang Merupakan Syarat Utama Mempertinggi Pertumbuhan Ekonomi, Merupakan Kesepakatan dan Untuk Perubahan Sosial Sesuai Dengan Apa Yang Diharapkan ” dalam era globalisasi saat ini.
Sejalan dengan usaha pencapaian hal tersebut diatas, maka prosedur pengembangan sistim pengajaran di sekolah itu perlu perencanaan dan pelaksanaan yang baik agar lulusan mampu memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat di masa kini dan yang akan datang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Namun kenyataan pada akhir-akhir ini banyak lulusan yang tidak mampu memenuhi pihak pemakai, baik itu di dunia industri dan dunia usaha. Salah satu hal yang menjadi penyebab adalah hasil belajar yang di peroleh siswa setelah kegiatan belajar belum tercapai seperti apa yang di harapkan. Sering di temui sejumlah siswa yang memperoleh hasil belajar yang jauh di bawah ukuran rata-rata bila di bandingkan dengan hasil belajar yang di peroleh siswa lainnya. Keadaan ini merupakan pertanda atau indikasi bahwa dengan segera mungkin alternatif pemecahan masalah ini hanya akan berhasil dan akan dapat dilaksanakan secara efektif bila kita memahami kesulitan anak didik yang mereka alami dan menemukan faktor pennyebabnya.
Untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan membekali siswa siswinya dengan materi pelajaran yang di arahkan pada frofesionalisme di dunia industri dan dunia usaha sehingga kelak mereka di harapkan dapat mengisi lapangan kerja sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang berkwalifikasi kemampuan lulusan dan mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Salah satu jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah Program Teknik Pemesinan yang membekali siswanya dengan materi yang berkaitan dengan bidang Pemesinan atau mata pelajaran elemen mesin serta mata pelajaran yang mendukung untuk pekerjaan mesin produksi. Salah satu Program Pendidikan dan latihan yang mendukung jurusan tersebut adalah Program Keahlian Teknik Mesin Bubut sebagai salah satu Pengetahuan yang mendukung ilmu teknologi, maka siswa - siswi mampu menguasai konsep - konsep dasar dan aplikasi pengembangan mesin bubut, sebab Mesin Bubut adalah salah satu macam alat perkakas dalam pengerjaan logam dan yang paling banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan seperti : Membubut slinder bertingkat, Membubut bidang silinder, baik silinder luar maupun silinder dalam, Membubut bentuk tirus, baik tirus luar maupun dalam, Membuat ulir atau memotong ulir, Membentuk bidang datar dan Mereamer.
Pekerjaan pekerjaan tarsebut diatas adalah yang paling banyak di gunakan di Industri untuk membuat / mengatasi benda kerja yang rusak atau merencanakan beberapa bentuk mesin yang digunakan masyarakat luas. Dalam menyampaikan maksud dan inspirasinya seseorang biasanya di dorong dan di pengaruhi oleh banyak faktor salah satu di antaranya adalah Minat. Apabila seseorang mempunnyai minat terhadap sesuatu ,maka seseorang itu akan melakukan maksud tersebut dengan segala kemampuan dan akan berusaha untuk menyelesaikanya dengan baik. Demikian juga dengan belajar, minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar dalam hal ini proses belajar mempergunakan mesin bubut, ada metode yang dipergunakan yaitu metode Pemberian tugas bagi siswa yang dikenal dengan Pekerjaan rumah tidak pernah dilupakan.
Pekerjaan rumah harus di periksa untuk mengetahui apakah dipahami oleh siswa atau tidak, selain itu Pekerjaan rumah di Review (diulang) di depan kelas untuk memperkuat pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar yang di inginkan .Pekerjaan rumah adalah portofolio yang harus diperiksa oleh guru setiap diberikannya tugas kepada siswanya.
Review yang sistimatis dan latihan yang berjarak ,waktu yang teratur diperlukan untuk mencapai tujuan berjangka panjang ,seperti yang dikemukukakan oleh ; Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. dalam bukunya.
“ Setiap aktifitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran,perlu dimonitor ,diberi komentar,dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus menerus,melalui proses monitoring yang terus menerus itulah pengalaman belajar siswa”.
Untuk teknik melakukan monitoring terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa inilah yang dimaksud penulis Review atau dengan penilaian portofolio.Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yaang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran di luar sekolah atau pekerjaan rumah.
Review yang dimaksud disini adalah tinjauan kembali Pekerjaan rumah (PR siswa) dalam kegiatan belajar di sekolah setelah pekerjaan rumah ( portofolio) diberikan. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti, Apakah ada :
“ PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MEREVIEW DENGAN TIDAK MEREVIEW TUGAS PEKERJAAN RUMAH PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN BUBUT SISWA KELAS II SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN AJARAN 2008 / 2009 ”
  1. Indentifikasi Masalah
Salah satu peranan dan tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar adalah menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Upaya tenaga pengajar untuk membangkitkan motifasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya direalisasikan dalam bentuk (review) yaitu berupa penghargaan, pemberian perhatian, dan pemberian untuk berprestasi.
Pemberian review tersebut sebenarnya bertujuan untuk:
1. Meningkatkan perhatian siswa.
2. Memperlancar proses belajar mengajar.
3. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.
4. Mengontrol atau mengubah sikap siswa yang suka mengganggu.
5. Menumbuhkan tingkah laku belajar yang produktif.
6. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar, dan
7. Mengarahkan dengan cara berpikir yang baik.
Semua tujuan di atas pada dasarnya adalah kemajuan belajar siswa atau prestasi belajar siswa dalam proses pembelaajaran di sekolah.
  1. Batasan Masalah.
1. Ruang Lingkup.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode mengajar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Metode pengajaran ini meliputi metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode latihan dan metode pemberian tugas dari industri yang behubungan dengan mesin bubut. Dari banyak metode mengajar di atas penulis hanya meneliti mengenai metode pemberian tugas yang di kaitkan dengan review tugas dimana tugas itu mencakup:
1. Pekerjaan rumah (Porto folio)
2. Menjawab soal-soal latihan di sekolah.
3. Tes ulangan harian.
4. Ulangan umum.
2. Batasan Masalah.
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih ter arah dan luas, penulis hanya membatasi masalah penelitian review tugas pekerjaan rumah (PR siswa) Program Keahlian Teknik Mesin bubut Kelas II SMK Negeri 5 Medan Tahun ajaran 2009.
  1. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ,maka rumusan masalah adalah sebagai berikut;
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Program Keahlian Teknik Mesin Bubut antara siswa yang mendapat review pada tugas pekerjaan rumah dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekerjaan rumah Program Keahlian Mesin Bubut ?
2. Prestasi belajar manakah yang lebih baik dalam pengajaran Program Keahlian Teknik Mesin Bubut antara siswa yang mendapat review tugas pekerjaan rumah dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekejaan rumah Program Keahlian Teknik Mesin Bubut ?.
  1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Teknik Mesin Bubut antara yang mendapat review dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekerjaan rumah Teknik Mesin Bubut.
b. Untuk mengetahui hasil belajar dalam pengajaran Teknik Mesin Bubut antara siswa yang mendapat review dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekerjaan Teknik Mesin Bubut.
  1. Manfaat Penelitian.
Penilaian portofolio aatu mereview tugas pekerjaan rumah (PR siswa) memiliki beberapa manfaat seperti yang dikemukakan oleh; Dr. Wina Sanjaya,M.Pd. (2009: 364) dalam bukunya.
“ Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan siswa .Artinya melalui penilaian portofolio informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja,akan tetapi juga sikap dan ketrampilan”.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan dorongan bagi guru untuk melaksanakan Proses belajar mengajar teori Program Keahlian Teknik mesin Bubut dengan menekankan pentingnya mereview tugas pekerjaan rumah(PR siswa) atau porto foliountuk meningkatkan prestasi belajar Program Keahlian Mesin Bubut.
BAB II
LANDASAN TEORITIS, LANDASAN KONSEPTUAL
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis
1. Ketrampilan Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.
Pemahaman mengenai prinsip-prinsipmenggunakan mesin bubut konvensional adalah menyiapkan pekerjaan pemesinan, serta mampu mengoperasikan mesin bubut dan melakukan evaluasi terhadap pekerjaan, ini akan sangat berguana bagi peserta didik sebagai pembentukan watak dalam bekerja menggunakan mesin bubut, dan akan menjadi kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu penunjang pula terhadap kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja siswa dalam menguasai kompetensi lainnya dalam bidang keahlian yang sama.
Para siswa yang sudah mempelajari dan menyelesaikan bekerja dengan mesin umum dalam peta M7. 5A ini digunakan sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke Program Keahlian Mempergunakan Mesin Bubut yang disebut dalam kedudukan peta M7. 6A dan selanjutnya ke M7. 21A (Mempergunakan Mesin Bubut Kompleks)

10

Peta Kedudukan Program Keahlian Teknik Mesin
Membubut menggunakan ketrampilan intelektual yang didukung dengan pemahaman membaca gambar kerja serta ukuran-ukuran dengan standart yang benar menurut standart ISO sehingga pembubutan yang diberikan pada siswa dapat dikerjakan dengan benar dan hasilnya baik.
Ada beberapa tugas yang harus dikerjakan siswa kelas II SMK Negeri 5 Medan dalam satu semeter, sehingga siswa di tuntut berusaha menyelesaikan tugas tersebut secara keseluruhan. Hasil akhir dari beberapa tugas tersebut di nilai sebagai hasil prestasi belajar siswa dalam program keahlian teknik mesin bubut yaitu M7. 6A.
Selama ini metode pengajaran yang di lakukan oleh guru dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan pada setiap pertemuan pokok bahasan pembelajaran yang disampaikan melalai pengajaran. Guru tidak banyak memberikan pengarahan kepada siswa, dan siswa harus aktif mengerjakan tugas-tugas tersebut hingga selesai tanpa mengetahui kesalahan yang selama ini mereka lakukan dalam setiap mengerjakan tugas-tugas.
Dengan proses belajar mengajar yang selama ini di lakukan oleh guru, mengakibatkan kegagalan yang dialami oleh siswa dan tidak terselesaikanNya tugas yang diberikan, sehingga perlu adanya pengajaran yang dapat membantu usaha siswa agar lebih aktif mengerjakan tugas-tugasnya dengan benar, sesuai dengan kaidah dan langkah kerja proses pembubutan yang benar.
Mereview tugas (portofolio) diharapkan dapat diterapkan pada siswa dalam proses pembubutan yang benar pada jurusan Program Keahlian Teknik Mesin Bubut. Metode ditinjau kembali pada materi yang diajukan dapat memungkinkan untuk memberikan semangat dan motivasi untuk berusaha, karena guru selalu memonitor yang mereka lakukan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara teratur, terarah dan berkesinambungan.
2. Pekerjaan Rumah
Kegiatan yang ditugaskan guru kepada siswa kerap harus dikerjakan dirumah, untuk itu digunakan istilah “Pekerjaan Rumah” ( Portofolio) ( Dr.Wina Sanjaya,M.Pd .2009:364) mengemukakan ;
“ Hasil kerja siswa yang di lakukan di luar kelas(reproducton) hasil karya siswa dinamakan evidence melalui evidence inilah siswa dapat mendemonterasikan unjuk kerja kepada orang lain baik tentang pengetahuan,sikap maupun ketrampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran” Pekerjaan Rumah adalah Soal-soal Yang Diberikan Guru Kepada Siswa Untuk Dikerjakan Dirumah Yang Bertujuan Agar Siswa Lebih Memahami Materi Pelajaran Yang Telah Diajarkan Disekolah
Dalam pelaksanaan metode pemberian tugas memiliki tiga (3) fase. Fase pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan tugas yang diberikan, dan yang ketiga siswa mempertanggung jawabkan pada guru tugas apa yang telah dikerjakanNya
Pemberian pekerjaan rumah yang bentuknya portofolio merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar sebab siswa merasa tertantang untuk mengerjakan dan menyelesaikannya. Bila tugas rumah yang akan diberikan itu terlalu mudah bagiNya malah akan menyebabakan kebosanan, sedangkan bila terlalu sulit mendatangkan frustasi sehingga pekerjaan rumah tersebut akan kehilangan motivasi. Oleh karena itu harus diperhatikan hubungan tingkat kebutuhan siswa dengan tingkat motivasi yang akan ditentukan.
Pekerjaan rumah juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengertian yang lebih luas tentang topik dan konsep yang telah diajarkan dalam kelas, hal ini jarang terjadi didalam kelas. Tetapi pada waktu mengerjakan pekerjaan rumah siswa dapat menggunakan waktu sesuai dengan kecepatan dan kemampuan, ketrampilan sendiri. Dengan demikian kreatifitas kerja siswa dapat berkembang, disamping itu siswa juga dapat mempraktekkan ketrampilan yang baru saja mereka pelajari. Jadi sebaiknya guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa secara teratur, terarah dan berkesinambungan baik tugas harian, mingguan mupun bulanan.
Pekerjaan rumah itu dapat diberikan secara individu dan dapat pula secara kelompok dengan maksud agar siswa kembali belajar dirumah untuk lebih memahami dan menghayati serta mendalami bahan pelajaran yang telah diajarkan disekolah. Dengan adanya tugas pekerjaan rumah ini siswa tentu akan berusaha untuk menyelesaikannya, dimana tugas individu harus dikerjakan secara individu hal ini agar siswa dapat mengembangkan sikap percaya diri maupun mandiri apalagi siswa pernah mengalami sukses dalam proses pengerjaan tugasnya. Demikian pula dengan tugas kelompok dimana siswa dapat membina sikap kepemimpinan dan sebaiknya pekerjaan rumah jangan terlalu banyak. Sehingga tidak banyak waktu siswa yang tersita hanya untuk mengerjakan tugas Program Keahlian Teknik Mesin Bubut sebab Program Keahlian Teknik Mesin Bubut hanya salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa disekolah.
Dalam pemberian pekerjaan rumah guru harus memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih giat melaksanakan pekerjaan rumah dan yang lebih penting lagi guru harus memeriksa tugas-tugas siswa tersebut.Ketika dikoreksi oleh guru maka semangat, minat dan sikapnya akan menjadi positif.
Selanjutnya siswa diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan rumahnya. Tanggung jawab siswa itu adalah sebagai berikut :
1. Mengerkakan tugas dengan tepat waktu
2. Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam contoh soal untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
3. Bekerja dengan jujur dan cermat/
4. Mengerjakan setiap tugas sampai dengan selesai.
5. Mencari bantuan bila memerlukan.
6. Menerjakan tugas meskipun pada saat ya tidak masuk sekolah.
7. Secara priodik mereview pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
Kegiatan pembelajaran pada program keahlian teknik pemesian dengan mempergunakan mesin bubut yaitu, M7. 6A seperti yang dijelaskan pada table kedudukan peta program keahlian diatas, maka siswa kelas II SMK Negeri 5 Medan harus memulai kegiatan belajar 1 yaitu memperhatikan aspek keselamatan kerja. Guru sebaiknya membuat program pengajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan terencana, terarah dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran kegiatan belajar 1. Memperhatikan aspek keselamatan kerja dengan tujuan kegiatan pembelajaran bahwa siswa diharapkan dapat mengidentifikasi alat dan prosedur keselamatan kerja serta mampu menerapkan pemakaian alat-alat keselamatan kerja dengan uraian materi pelajaran. Peralatan kerja dibengkel mesin perkakas pada umumnya adalah : Baju kerja, Sepatu kerja, topi atau ikat kepala, topi kerja, masker hidung, alat pembersih, lampu penerangan dan alat pemadam kebakaran.
Sedangkan prosedur keselamatan kerja pada proses pembubutan yaitu : kelistrikan, roda gigi, dan pada saat akan menghidupkan mesin bubut siswa diharapkan memperhatikan kunci cekam/chuk bubut sudah dilepas dari cekam supaya tidak terpelanting/loncat atau membentur bed mesin bubut saat cekam berputar, juga siswa harus memperhatikan suapaya jangan terlilit bersama putaran cekam benda kerja seperti lengan baju panjang, gelang, kalung dan rambut, juga harus diperhatikan pengikatan benda kerja pada saat membubut, agar tidak melinting atau bengkok sebab ini membahayakan siswa itu sendiri pada saat bekerja (Praktek).
Untuk menerapkan alat-alat keselamatan kerja adalah : menggunakan pakaian kerja, membersihkan lantai dari tatal atau oli, mengganti lampu penerangan bila ada lampu yang mati serta menyiapkan alat pemadam kebakaran. Dari proses kegiatan pembelajaran 1 diatas setelah selesai disampaikan oleh guru, maka siswa diberikan tugas pekerjaan rumah yang berbentuk portofolio dan selanjutnya masuk kepada kegiatan pembelajaran 2.
Tujuan kegiatan pembelajaran 2 ini adalah siswa diharapkan dapat memahami lembar kerja serta instruksi kerja dalam uraian materi untuk memahami gambar kerja hanya secara simbolis, dijelaskan karena guru bidang studi gambar teknik yang harus menjelaskannya disini siswa diberi tugas pekerjaan rumah yang bentuknya portofolio, baik itu gambar kerja maupun teoritis.
Gambar Pekerjaan
Text Box: Ø  40 Text Box: Ø  18Text Box: Ø  56Text Box: Ø  32

Setelah selesai kegiatan pembelajaran 2 siswa diberi tugas pekerjaan rumah dan selanjutnya masuk kepada kegiatan pembelajaran 3 yaitu mempersiapkan perkerjaan. Tujuan pemebelajaran 3 siswa diharpkan dapat, menyiapkan peralatan kerja, menyetel peralatan dan menggunakan peralatan sesuai dengan prosedur. Uarian materi untuk menyiapkan peralatan yang harus disiapkan untuk bekerja dengan mesin bubut adalah :
a. Mesin bubut
b. Perlengkapan pencekam benda kerja
c. Perlengkapan pencekam alat-alat potong
d. Alat-alat potong
e. Alat-alat ukur dan pemeriksaan benda kerja
f. Peralatan benda lainnya yang diperlukan
Setelah kegiatan di atas disampaikan secara teoritis, baru masuk kepada kegiatan selanjutnya yaitu penyetelan peralatan cekam bubut, piring pembawa dan pembawa, macam-macam alat potong yaitu : pahat bubut dan mata bor serta penggunaan alat sesuai dengan prosedur.
Dalam hal ini penulis tidak akan menyinggung materi tersebut diatas sesuai dengan batasan masalah yang penulis buat hanya menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang penulis buat, dalam pelaksanaan proses pembelaran teknik pemesianan mempergunakan mesin bubut (M7.6A).
Batasan waktu untuk mempelajari M7.6A
Mempergunakan mesin bubut adalah sebagai berikut :
No
Tahapan Belajar
Waktu 45 menit/jam Pelajaran
1
2
3
4
5
6
Kegiatan Belajar 1
Memperhatian aspek keselamatan kerja
Kegiatan Belajar 2
Menentukan persyaratan kerja
Kegiatan Belajar 3
Mempersiapkan pekerjaan
Kegiatan Belajar 4
Mengoperasikan mesin bubut (membubut)
Kegiatan Belajar 5
Proses memperbesar lubang, mengebor, mereamer, membuat ulir, dan memotong dilakukan dengan spesifikasi
Kegiatan Belajar 6
Pemerikasaan kesesuaian komponen dan spesifikasi
10 jam
10 jam
20 jam
30 jam
80 jam
10 jam
Jumlah
160 jam
3. Review Pekerjaan Rumah.
Review adalah merupakan tinjaauan kembali pada meteri yang telah dipelajari untuk maksud mempelajarinya lebih lanjut. Maka mereview pekerjaan rumah berarti tinjauan kembali pekerjaan rumah setelah dikerjakan oleh siswa.
4. Waktu Pelaksanaan Review Pekerjaan Rumah.
Tiap pembelajaran disekolah dilanjutkan, merupakan pembelajaran yang di asuh oleh guru bidang studi, dengan demikian yang lebih mengetahui selak beluk pekerjaan itu adalah guru bidang studi yang besangkutan. Oleh karena itu mereview pekerjaan rumah (PR siswa) yang kurang memuaskan dilakukan guru. Review pekerjaan siswa dapat dilakukan :
1. Pada awal Pembelajaran, bila pembelajaran yang baru berhubungan dengan pekerjaan rumah yang diberikan.
2. Pertengahan pembelajaran bila pekerjaan rumahnya bertype penemuan yang berguna bagi guru untuk memperkenalkan konsep atau basahan yang muncul pada pembelajaran keahlian teknik mesin bubut.
3. Pada akhir pelajaran, bila pelajaran yang baru merupakan topik baru dan mengarah pada perkembangan pembahasan.
5. Cara Mereview Pekerjaan Rumah.
Setiap jenis pekerjaan rumah memerlukan cara mereview tersendiri dan kegiatan ini sebaiknya dilakukan bersama-sama siswa. Mereview pekerjaan rumah dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan di papan tulis. Guru menuliskan dan menerangkan jawaban- jawaban yang benar di papan tulis untuk soal-soal yang dianggap penting. Hal ini dilakukan sebelum pelajaran secara resmi dimulai, dengan demikian maka waktu dapat dihemat. Banyak tidaknya pekerjaan rumah yang direview tergantung tingkat kesulitan dan kesukaran pelajaran serta kemampuan siswanya.
Dalam hal mereview pekerjaan rumah tingkat kemampuan atau pencapaian kelas juga bisa menjadi faktor penentu dalam hal frekwensi mereview pekerjaan rumah ini. Namun sebaiknya pekerjaan rumah itu direview sesudah dikerjakan oleh siswa setelah pekerjaan siswa itu selesai selanjutnya dikumpulkan dan diperiksa oleh guru dan bila perlu di beri komentar dan nilai sebagai penguatan. Sesudah membaca dan memeriksa pekerjaan rumah (PR siswa) maka pengetahuan guru pada waktu mengajar berikutnya semakin lengkap, karena guru telah mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa lebih baik. Hal ini dapat memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.
6. Manfaat Mereview Pekerjaan Rumah.
Pekerjaan rumah yang dikerjakan siswa yang kurang memuaskan perlu direviw untuk lebih memantapkan penguasaan siswa pada materi pelajaran seperti pada pendapat Dr. Wina Sanjaya M.Pd (2009 : 229) mengungkapkan dalam bukunya yaitu ;
“ Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah
Hal ini ditambahkan pula dalam bukunya pada halaman (362) tentang Penilaian Portofoliodalamhal ini penulis beranggapan bahwa penilaian portofolio= review pekerjaan rumah .
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistimatis dan terorganisasi yang dikumpulkan selama priode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan ,ketrampilan maupun sikap siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan”.
Jadi review besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya review bahan yang belum dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang siswa.
Dengan mereview pekerjaan rumah siswa, maka siswa mendapat pemahaman pada pelajaran yang akan diberikan akan semakin mantap. Karena pada saat mereview pkerjaan rumah, siswa yang merasa kurang paham pada materi pelajaran akan merasa terbantu dengan mengulang kembali menjelasakan konsep-konsep materi pelajaran yang telah diajarkan.
7. Prestasi Belajar.
Belajar diartikan oleh Prof.Dr.Azhar Arsyad dalam bukunya (1996: 1 ) sebagai berikut ;
“ Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,ketraampilan dan sikapnya”.
Belajar diartikan oleh Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono Belajar Dan Pembelajaran(2006:10).
Belajar adalah seperangkap proses kognetif yang mengubah sifat sistimulus lingkungan melewati pengetahuan informasi menjadi kapablitas baru”
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, yang semua disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku progersif dan adaptif .
Proses belajar akan menyebabkan perubahan pada diri seseorang terhadap sesuatu keadaan yang lebih baik, yang mengacu pada tingkat keberhasilan belajar yang diorentasikan pada proses yang dicapainya. Jadi prestasi belajar adalah Usaha yang dapat dicapai dari pekerjaan belajar.
Prestasi belajar dalam perubahan tingkah laku pada umumnya meliputi ( Kognitif, Afektif, Psikomotorik ) dalam arti meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan diperoleh melalui usaha belajar yang dilakukan dalam batas waktu tertentu.
Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan/pemahaman, dalam bidang ketraampilan dan dalam bidang nilai serta sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam proses belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan/tugas yang diberikan oleh guru khususnya tugas pekrjaan rumah (tugas porto folio).
Jadi prestasi belajar adalah merupakan gambaran dari kemampuan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam pemahaman seseorang terhadap hasil belajar. Ini menunjukkan semakin baik proses belajar yang dilakukan oleh siswa, semakin baik prestasi belajarnya. Seseorang siswa yang benar-benar melaksanakan proses belajarnya disekolah maupun diluar sekolah, maka hasil belajarnya akan memuaskan.
B. Landasan Konseptual.
Pradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut;

=
Ket :
T1 Kelas II Teknik Pemesinan 1.
T2 Kelas II Teknik Pemessinan 2.
X1 Pembelajaran dengan metode mereview tugas rumah.
X2 Pembelajaran dengan metode tidakmereview tugas rumah.
Y1 Prestasi belajar siswa yang mendapat review tugas rumah.
Y2 Prestasi belajar sisa yang tidak mendapat review tugas rumah.
t Perbedaan prestasi belajar.
Belajar menggunakan metode tugas pekerjaan rumah(portofolio) dapat meningkatkan aktivitas siswa karena siswa itu aktif dalam peristiwa pembelajaran dan dapat berfungsi sebagai penguatan terhadap materi yang disajikan. Pemberian pekerjaa rumah(porto folio) merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan materi yang telah dipelajarinya di dalam kelas. Selanjutnya dengan diberikannya tugas yang ter arah, teratur, dan berkesinambungan serta terencana diharapkan siswa akan dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan benar sehingga kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan lancar oleh karena itu pekerjaan rumah (porto folio) harus mendapat perhatian yang serius dari setiap guru demi memperlancar proses pembelajaran di sekolah.
C. Pengajuan Hipotesis.
Berdasarkan landasan teoritis, dan landasan konseptual yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan yaang signifikan antara siswa yang mendapat review tugas (porto folio) dengan siswa yang tidak mendapat review tugas dalam prestasi belajar Program Keahlian Mesin Bubut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini di laksanakan di SMK negeri 5 Medan pada kelas II Jurusan Teknik Mesin Bubut Tahun 2009 Adapun alasan penulis memilih SMK Negeri 5 Medan adalah;
1. Karena penulis bertugas pada SMK Negeri 5 Medan sebagai guru mata pelajaran Teknik Mesin Bubut .
2. Kurikulum SMK Negeri 5 Medan memuat mata pelajaran Teknik Mesin Bubut.
3. Pada sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan permasalahan seperti di atas.
4. Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat, peneliti tergerak untuk meneliti komponen-komponen yang dapat meningkatkan kwalitas para siswa lulusan sekolah tersebut sekaligus untuk memberi suatu masukan daalam mengembangkan mutu lulusan SMK Negeri 5 Medan.
B. Populasi dan Sampel.
1. Populasi .
Sesuai dengan batasan permasalahan penelitian ini, maka populasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan teknik mesin kelas II SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2009 keadaan siswa yang di jadikan populasi dalam penlitian ini pada tabel di bawah ini.

20

Tabel 1
Distribusi Populasi Penelitian
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
2 TM 1
31 Orang
2
2 TM 2
32 Orang
J u m l a h
63 Orang
Dari tabel diatas , jumlah total siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 63 Orang.
2. Teknik Pengambilan Sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini di gunaakan sampel random atau sampel acak tanpa mengistimewakan satu kelas atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan jumlah populasi 63 orang secara kebetulan bahwa siswa pada SMK Negeri 5 Medan hanya dua kelas ,sedangkan penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan hanya memerlukan dua kelas,dimana satu kelas eksperimen dan satu lagi untuk kelas kontrol, oleh karena itu peneliti hanya hanya mengambil dua kelas saja yaitu kelas II MP 1 dan II MP 2. Jumlah siswa kelas II MP 1 adalah sebanyak 30 orang dan kelas II MP 2 sebanyak 33 orang sehingga jumlah seluruh sampel sebanyak 63 orang, pada saat pelaksanaan postes siswa yang hadir pada kelas II MP 1 sebanyak 29 orang dan pada kelas II MP 2 sebanyak 32 orang sehingga sampai yang terjaring sebanyak 61 orang.
C. Defenisis Operasional Variabel Penelitian.
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah mereview tugas rumah siswa dan prestasi belajar teknik mesin bubut .dan variabel dapat dibedakan atas dua bagian yaitu :
  1. Variabel Bebas .
Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi untuk menerangkan hubungan dengan yang diobservasi atau gejala yang mempengaruhi suatu gejala.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mereview tugas rumah ( X1), dan tidak mereview tugas rumah ( X 2 )
  1. Variabel Terikat .
Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi yang diperkirakan dapat terjadi akibat interaksi variabel bebas yang dimanipulasi ,Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajarmempergunakan teknik mesin bubut siswa ( Y1 ) prestasi belajar siswa yang mendapat tugas rumah adalah ( Y2 ) Prestasi belajar siswa yang mendapat review tugas rumah pada pelajaran teknik melakukan pekerjaan dengan mesin bubut adalah hasil Penguasaan materi diklat teknik melakukan pekerjaan dengan mesin bubutberdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Program Keahlian Teknik Pemesinan yang disebut dengan KTSP Tahun 2006 untuk jurusan teknik pemesinan kelas II MP SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2008/2009.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah seperangkap soal yang digunakan untuk test akhir.Pengunaan soal soal yang sama untuk test akhir, karena siswa kelas II SMK Negeri 5 Medan belum pernah mendapatkan materi pelajaran tentang penggunaan Mesin Bubut serta bagian-bagiannya sebab pada waktu kelas I belum di ajarkan oleh para guru.
Prof. Dr. Suharmisi Arikunto ( 2009:100) mengemukakan pngertian demilian, “Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olehpeneliti untuk mengumpulkan data,cara menunjuk pada sesuatu yang abstrak,tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata ,tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaanya. Terdaftar sebagai metode Metode penelitian adalah angket,wawancara atau interviw ,pengamatan,ujian atau test”
Data dalam penelitian pendidikan adalah dengan menggunakan test hasil belajar. Test hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat pengalaman belajar siswa sedangkan bentuk test yang digunakan adalah bentuk test objektif sebanyak 30 soal.
Pemilihan bentuk test dikarenakan bahwa bentuk test ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan kelemahannya salah satukelebihan test ini adalah representatif karena dapat mewakili isi dan luasnya materi .Disamping itu juga lebih objektif dan dapat menghindari adanya unsur subjektif, baik yang datangnya dari siswa maupun dari guru. Suatu alat test yang baik harus mempunnyai validitas dan reabilitas yaang cukup tinggi validitas test ini meliputi dari alat test itu sendiri untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas test berkaitan dengan kecermatan dan keterhandalan alat ukur.
Untuk mengukur validitas test dilakukan dengan cara kerjasama dengan para ahli yang berkompeten,yaitu dengan beberapa Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang ,Dosen dari P4TK Medan serta beberapa guru bidang keahlian Teknik Mesin Bubut di SMK negeri 5 Medan.Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya suatu kriterium yang objetif . Dalam praktek kerap kali tidak tersedia kriterium obyektif untuk mengecek validitas alat ukur yang baru disusun untuk reserch.Dalam keadaan semacam ini penylidik dapat meminta kerjasama dengan orang- orang yang dianggap kompeten terhadap obyek atau gejala yang hendak diselidiki dan menggunakan hasil penelitian itu sebagai kriterium validitas.
Sebelum alat test ini digunakan sebagai alat pengumpulan data, terlebih dahulu di adakan uji coba alat test. Uji coba dilakukan terhadap siswa kelas III teknik Permesinan Siswa SMK negeri 5 Medan .Tujuan uji coba ini adalah untuk melihaat sejauh mana alat yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kehandalan dalam pengumpulan data.
KISI-KISI POST TEST PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN.
Kompetensi
Sub Kompetensi
Indikator
Jumlah
C1
C2
C3
TEKNIK MESIN BUBUT
A1
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 30, 24, 23
29
27, 28
16
A2
8, 9, 10
3
A3
22, 25, 26
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21
11
16
4
10
30
Keterangan:
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemehaman
C3 = Aplikasi.
A1 = Menerapkan penggunaan Mesin Bubut.
A2 = Menerapkan Ketentuan Keselamatan Kerja.
A3 = Mengoprasikan Mesin Bubut.
Materi A1, A2, A3, Nilai teori yang di berikan pada saat uji coba instrumen
E. Uji Coba Intrumen.
Uji coba instrumen adalah untuk mendapat alat atau ntrumen yang valid, sehingga instrumen tersebut dapat menjaring data yang dibutuhkan guna menjawab masalah yang diteliti dan tujan penelitian yang dirumuskan sebagaimana yang dikemukakan oleh >Prof.Dr.Suharmisi Arikunto (2007: 165) menyampaikan;
“ Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk mengetahui validitas,reliabilitas dan objektivitas”.
Dalam hal ini bahwa instrumen yang baik akan menghasilkan data yang benar,maka kesimpulan akan sesuai dengan kenyataan pada instrumen.
1. Uji Validitas Tes.
Untuk menguji validitas tes hasil belajar Program Keahlian Teknik Pemesinan Mesin Bubut digunakan rumus korelasi Berisial adalah sebagai berikut:
Dimana :
r ii = Koefisien korelasi berisial
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar.
Mq = Mean skor total.
p = Poin siswa yang menjawab bena.
q = Poin siswa yang menjawab salah.
Dari penelitian ini ditentukan taraf signifikansi 5% butir soal dikatakan valid apabila r ii ≥ r table
2. Reabilitas Test
Perhitungan reabilitas test ( ketergantungan) hasil belajar Program Keahlian Teknik Pemesinan Mesin Bubut digunakan rumus K – R 20 sebagai berikut;
Dimana :
r ii = Reabilitas test secara keseluruhan.
n = Jumlah item soal.
p = Proporsi ssubjek yang menjawab item dengan benar.
q = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah.
s = Standart deviasi dari test.
∑pq = jumlaah hasil perkalian antara p dan q.
Dikonsultasikan dengan indeks reabilitas yang diargumentasikan oleh Suharmisi Arikunto dengan perincian sebagai berikut;
0,800 - 9,00 = Sangat Tingi .
0,600 - 0,799 = Tinggi
0,400 - 0,599 = Cukup Tinggi.
0,200 - 0,399 = Rendah
0,000 - 0,199 = Sangat Rendah.
3. Indeks Kesukaran.
Suatu test tidak boleh terlalu mudah dan terlalu sukar (sulit ) dan butir test yang baik adalah mempunyai kesukaran ( kesulitan ) adalah ; P . tertentu untuk mencari indeks kesukaran suatu item digunakan rumus .
Dimana :
P = Indeks kesukaran item.
B = Jumlah subjek yang menjawab benar.
JS = Jumlah seluruh siswa peserta test.
Kemudian hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan menggunakan kreteria sebagai berikut;
P = 0,00 - 0,30 = Sukar.
P = 0,31 - 0,70 = Sedang.
P = 0,71 - I,00 = Mudah.
Batas penerimaan adalah 0,31 ≤ P ≤ 0,70 .
4. Daya Pembeda.
Untuk daya pembeda digunakan rumus untuk kelompok kecil dimana seluruh kelompok dibagi dua sama besar ,50% kelompok atas dan 50 % kelompok bawah .Seluruh peserta test dideretkan mulai dari skor tertnggi sampai skor terrendah lalu dibagi dua kemudian digunakan rumus ;
Dimana :
J = Jumlah peserta .
Ja = Ganyak peserta kelompok atas .
Jb = Banyak peserta kelompok bawah .
Ba = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
Bb = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar (50 % ).
Klasiikasi jelek,cukup,baik, baik sekali serta tidak baik terhadap butir item soal yang digunakan berdasarkan pada kriteria-kriteria adalah ; D , sebagai berikut;
D = 0,71 s/d 1,00 = Baik Sekali.
D = 0,41 s/d 0,70 = Baik
D = 0,21 s/d 0,40 = Cukup
D = 0,00 s/d 0,20 = Jelek (Kurang )
PROPOSAL PENELITIAN
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MEREVIEW TUGAS
DENGAN TIDAK MEREVIEW TUGAS PEKERJAAN RUMAH
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
MESIN BUBUT KELAS II SMK NEGERI
5 MEDAN TAHUN AJARAN
2008/2009
Oleh :
HODDEN PANJAITAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG.
2009.
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya diberikan kepada penulis, sehingga penulisan proposal skripsi ini mulai dari awal hingga selesai dapat diselesaikan.
Adapun judul proposal skripsi ini adalah “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MEREVIEW TUGAS DENGAN TIDAK MEREVIEW TUGAS PEKERJAAN RUMAH PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN BUBUT SISWA KELAS II SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
Yang penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan teknik pemesinan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Oleh karena pengetahuan yang sangat terbatas dalam penyelesaian proposal ini penulis masih banyak mendapat hambatan dan kesulitan serta kejanggalan - kejanggalan, baik mengenai susunan kalimat maupun pembahasan masalah. Namun semangat tak pernah surut kerena penulis tetap berkeyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan pernah memberi beban yang berat kepada hambaNya dan penulis berperinsip semua hambatan dan kesulitan itu adalah hal yang biasa (wajar) dalam proses pematangan diri.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepadaYth :
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Padang (UNP).
2. Bapak Dekan Teknik Universitas Negeri Padang (UNP)
3. Bapak Kepala P4TK Medan.
4. Bapak Drs M.Kamil ST.MT
5. Bapak Dosen UNP yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
6. Gapak Dosen Pembimbing Proposal dari UNP
7. Bapak Dosen Pembimbing dari P4TK Medan
8. Bapak Dosen dari P4TK beserta Stapnya
9. Rekan Rekan Diklat Penyetaraan Diploma Tiga (D3) Ke S1 Tahun 2009.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Medan, Agustus 2009.
Penulis.

Subscribe to receive free email updates: