EKONOMI POLITIK

RISIS MONETER DAN REFORMASI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di Negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumbar daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang – barang modal juga dapat meningkatkan produktifitas.
A. Refleksi sebelum Orde Baru
Dalam periode ekonomi terpimpin, tingkat pertumbuhan ekonomi secara rata – rata minus 0,45 persen setiap tahun. Pembangunan ekonomi tidak berjalan sehingga masyarakat bukan makin sejahtera melainkan makin melarat. Periode ekonomi terpimpin disebut juga sebagai orde lama. Selama periode ini masyarakat sudah terindoktrinisasi semangat asing dan amat berhasrat menjadi bagsa yang berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Jargon politik go to hell with your aid sangat populer. Presiden Soekarno membawa Indonesia keluar dari PBB dan lembaga – lembaga keuangannya seperti IMF dan Bank Dunia.
Dalam bidang ekonomi dipromosikan bahwa Indonesia melakukan perubahan mendasar, yakni dari suatu negara penganut sistem ekonomi komando (terpimpin) beralih ke sistem ekonomi pasar.
Globalisasi Dan Ekonomi Pasar
Istilah globalisai mulai popular sejak tahun 80-an yakni untuk menyatakan bahwa dunia sudah menjadi kecil seperti sebual globe sebagai resultante perkembangan teknologi informasi dan teknologi transportasi yang demikian pesat. Dalam melakukan perjalanan ke manca Negara, orang sudah tidak perlu membawa uang kontan, bahkan juga tak perlu buang waktu untuk menukat uang dengan Money Changer di setiap bandara Negara tujuan.
Ekonomi Pasar
Pada dasarnya dunia mengamalkan dua sistem ekonomi. Pertama, ekonomi pasar yang dianut oleh negara – negara yang penduduknya menganut paham liberal. Kegiatan ekonomi masyarakat diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar dan diakui adanya hak pribadi atas aset – aset ekonomi. Kedua, sistem ekonomi komando umumnya dianut oleh negara – negara komunis. Dalam sistem ini, aktivitas ekonomi diatur dan direncanakan sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Bahkan tingkat harga dan kepemilikan aset ekonomi diatur oleh pemerintah.
Gejolak pasar uang yang berkepanjangan di Asia telah merembes ke pasar modal dunia. Apresiasi dollar AS terhadap mata uang sejumlah negara lain kelihatannya tidak membedakan negara bercadang devisa sedikit seperti Indonsia, ataupun negara yang cadangan devisanya banyak seperti Taiwan. Menkeu AS mengakui bahwa isu ketidikstabilan finansia di Asia Tenggara sangat serius dan perlu diatasi. Katanya, semua negara di kawasan yang dilanda ketidakstabilan finansial harus bekerja sama denagn Bank Dunia dan IMF untuk memulihkan keadaan.
IMF lahir bersama – sama Bank Dunia pada tengah tahun 1944 menyusul resesi ekonomi tahun 30-an. Pada tahun 1930-an terjadi resesi ekonomi dunia, dan bersamaan dengan sistem ini sistem standart emas ditinggalkan sehingga terjadi kesemrautan. Tahun 1945 Amerika mengakhiri bantuan kepada sekutunya dan tahun 1946 resmi beropersi IMF dan Bank Dunia. Secara spesifik IMF bertugas menangani masalah moneteri internasional dan Bank Dunia pada pembangunan ekonomi dunia. Tujuan utama IMF adalah meningkatkan: kerja sama moneter internasional, kestabilan kurs, keseimbangan perdagangan dan neraca pembayaran, serta membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi di setiap negara anggota.
Supaya terhindar dari kemerosotan kurs, iuran dan tabungan tersebut sewaktu – waktu dapat dimanfaatkan, misalnya sedang mengalami defisit neraca pembayaran. Istilah Drawing Right dan kemudian bagi negara sedang membangun yang disebut Special Drawing Right (SDR). Indonesia sudah lama tidak menggunakan SDR karena dianggap sudah mapan.
Dari latar belakang dan tujuan pembentukan IMF itu dapat dimaklumi bahwa langah pemerintah Indonesia yang meminta bantuan IMF sebenarnya merupakan hal yanh lumrah karena itulah tugas IMF. Sebelum diminta pun IMF harus peka mengatasi ketidakstabilan kurs dan defisit transaksi berjalan yang sudah lama menimpa negara – negara anggotanya.
B. Refleksi Strategi Orde Baru
Ketika menerima estafet kepemimpinan Bung Karno pada tahun 1966, kondisi ekonomi Indonesia sangat parah. Produksi pangan nasional jauh dari mencukupi kebutuhan, pertumbuhan ekonomi minus, tingkat inflasi sangat tinggi yakni mencapai ratusanpersen serta anggaran belanja dan transaksi berjalan yang defisit. Perubahan substantif dalam bidang ekonomi ditandai dengan keluarnya ndang – Undang Penanaman Modal Asing Nomor 1 tahun 1967. terjadi perubahan mendasar, yakni dari negara yang tertutup menjadi negara yang terbuka pada kehadiran modal asing. Indonesia berubah 180 derajat, dari satu negara yag menganut sistem ekonomi komando menjadi negara yang menganut sistem ekonomi pasar.
Reformasi total dan road show tersebut mampu meyakinkan lembaga dan negara debitur bahwa pemerintah Orba sangat pantas mendapat dukungan internasional. Di samping itu selama tahun 1966 – 1968 pemerintah Orba juga melakukan program persiapan memasuki program pembangunan jangka menengah dan jangka panjang dalam empat tahap program jangka pendek yakni :
1) Tahap Penyelamatan (Juli – Desember 1966)
2) Tahap Rehabilitasi (Januari – Juni 1967)
3) Tahap Konsolidasi (Juli – Desember 1967)
4) Tahap Stabilisasi (Januari – Juni 1968)
Skala prioritas kebijakan ekonomi jangka pendek terutama ialah memerangi hiperinflasi, berusaha mengadakan pangan terutama beras, mendorong ekspor, menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang inflasi asing. Sedangkan dalam kebijakan fiskal, pemerintah meninggalkan anggaran belanja defisit dan memperkenalakan balance budget policy dan memberlakukan disiplin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Setiap minggu pertama awal tahun secara teratur Presiden menyampaikan Rancangan APBN di depan DPR – RI. Momentum ini telah dianggap para pelaku bisnis domestik dan asing sebagai indikator ke mana arah perekonomian Indonesia selama tahun anggaran. Sementara di sektor moneter dilakukan reformasi perbankan, UU tentang Bank Sentral dan UU tentang Bank Asing. Secara sektoral, strategi pembangunan tidak mengutamakan industrialisasi yang berbasis potensi domestik dan kurang memberi skala prioritas pada peningkatan produktivitas mayoritas tenaga kerja Indonasia yakni di sektor pertanian. Strategi ini ternyata telah menyebabkan terjadinya transformasi struktur ekonomi yang mengesankan. Sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan nasional makin kecil dan sektor industri kian besar sehingga Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara semi industri.
Strategi industrialisasi yang ditempuh memang telah menjadi motor pertumbuhan dab transformasi ekonomi Indonesia. Namun oleh karena ciri pengembangan sektor industri selama ini tidak mampu memprkuat fundamental ekonomi makro dan mikro, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat keropos. Secara garis besarnya ada beberapa ciri industrialisasi di Indonesia, antara lain sbb :
a. Tidak berbasis sumber daya nasional, baik bahan baku maupun sumber daya manusia
b. Terlambat meninggalkan strategi industri substitusi impor yang dikembangkan dengan proteksi dan fasilitas sebagai akibat tingginya daya serap pasar domestik
c. Tingkat ketergantungan pada kandungan impor yang relatif tinggi
d. Kepemilikan di tangan segelintir konglongmerat yang dekat dengan pusat kekuasaan
e. Lebih bersifat padat modal sehingga kurang berdaya serap tenaga kerja
f. Pelaksanaan industrialisasi strategis menyebabkan kemerosotan disiplin pengelolaan ekonomi makro.
Jadi faktor utama yang menyebabkan fundamental ekonomi rapuh menghadapi krisis moneter ialah strategi pembangunan ekonomi yang terlampau mengutamakan pertumbuhan di sektor pertanian sebagai sektor basis ekonomi Indonesia.
Judul Buku : Krisis Moneter Dan Reformasi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pengarang : Jhon Tafbu Ritonga

Subscribe to receive free email updates: