Penelitian lain membuktikan
bahwa perokok berat sering menjadi mandul (infertil). Hal ini disebabkan
nikotin dapat menghambat proliferasi sel-sel spermatogenik (sel bakal
spermatozoa) maupun sel-sel oogenik (sel bakal sel telur). Pada wanita, salah
satu efek kerugian akibat nikotin ialah menghambat pembentukan estrogen.
Seperti diketahui estrogen ialah hormon wanita yang sangat esensial bagi
fungsi-fungsi fisiologis wanita, termasuk fungsi-fungsi yang berkaitan dengan
reproduksi.
Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif,
meyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya
melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung janin
bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan berkurangya oksigen yang diterima
janin.
Pusat Saraf
Studi tentang
hubungan rokok dan daya ingat juga dilakukan baru-baru ini. Dari hasil analisis
otak, peneliti dari Neuropsychiatric
Institute at the University of California menemukan bahwa, baik jumlah dan
tingkat kepadatan sel yang digunakan oleh otak untuk berpikir jauh lebih rendah
pada orang yang merokok dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Kanker
Zat-zat toksik dari asap rokok ada yang bersifat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker)
walaupun dalam kadar yang rendah. Meskipun kadarnya rendah, namun jika mengisap
rokok ini berlangsung bertahun-tahun, ditambah lagi dengan mudah lolosnya
benda-benda asing yang ikut masuk bersama udara pernapasan, maka kondisi ini
menjadikan perokok aktif maupun pasif rentan terhadap gangguan sistem
pernapasan, termasuk rentan terhadap timbulnya kanker paru.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti
dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan
merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang
secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker
paru-paru.
Di Jepang baru-baru ini dilakukan studi tentang
hubungan rokok dan kanker. Seperti yang diberitakan di The Asahi Shimbun terbitan
23 April 2004, studi ini dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kementerian
Kesehatan, Kesejahteraan, dan Tenaga Kerja Jepang, dan diketuai oleh Dr
Shouichiro Zugane dari Pusat Kanker Nasional Jepang.
Studi ini dilakukan selama 10
tahun di delapan provinsi, dan menggunakan objek sebanyak 90.000 perokok yang
berumur antara 40 sampai 69 tahun. Selama masa tersebut ditemukan sebanyak
5.000 orang dari perokok yang menjadi objek studi tersebut menderita kanker.
Pada pria yang terbanyak adalah kanker lambung (26,3 persen), berikutnya
paru-paru, usus, dan hati. Sedangkan pada wanita yang paling banyak adalah
kanker payudara (17,7 persen), diikuti lambung, usus, dan paru-paru. Dari hasil
kalkulasi ditemukan bahwa peluang munculnya kanker bagi perokok adalah 1,6 kali
dari orang yang tidak merokok untuk pria, dan 1,5 kali untuk wanita.