Metode penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan kemudian penelitian untuk menyimpulkan, mengorganisasikan dan menafsirkan apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam khasanah ilmu pengetahuan manusia.
Adapun tahapan-tahapan metode sejarah kritis adalah sebagai berikut
a. Heuristik yaitu proses pengumpulan data dan menemukan sumber berupa dokumen-dokumen tertulis dan lisan dari peristiwa masa lampau sebagai sumber sejarah.
Adapun sumber sejarah tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Surat kabar Suara Merdeka, Surat Kabar Kompas, Arsip Kecamatan Bawen mengenai data statistik yang memberikan gambaran tentang keadaan sosial dan ekonomi di Kecamatan Bawen. Metode yang dilakukan dalam mengumpulkan sumber tertulis adalah studi pustaka dilakukan sebelum ke lapangan untuk mengumpulkan sumber sekunder yang relevan dengan masalah yang dikaji. Studi arsip dilakukan untuk mengumpulkan sumber primer tertulis yang ada di Kantor Kecamatan Bawen, Kantor Kelurahan Jimbaran, Biro Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Bappeda Kabupaten Semarang .
Selain pengumpulan sumber tertulis, dilakukan juga pengumpulan sumber lisan. Metode ini dilaksanakan melalui wawancara terhadap sejumlah saksi sejarah di daerah penelitian meliputi tokoh-tokoh masyarakat, pejabat instansi yang mengetahui seluk-beluk peristiwa dan beberapa penduduk di kelurahan Jimbaran yang menjadi saksi awal pembangunan usaha kolam pemancingan. Metode sejarah lisan berguna untuk mengungkapkan keterangan-keterangan penting yang tidak ditemukan dalam sumber tertulis. Desa-desa kita tidak banyak yang menyimpan dokumen tua, kekurangan itu tentu harus diisi oleh sejarah lisan.[1]
b. Kritik Sumber, merupakan tahap kedua setelah sumber-sumber yang diperlukan terpenuhi. Kritik ekstern dilakukan untuk menguji sumber guna mengetahui keotentikan atau keaslian bahan dan tulisan dalam sumber tertulis. Kritik intern diperlukan untuk menilai isi sumber yang dikehendaki untuk mendapatkan kredibilitas sumber. Beberapa sumber yang penulis peroleh dan dilakukannya kritik sumber diperoleh beberapa sumber yang teruji keotentikannya, sebagian diantaranya melalui kritik intern dan penelusuran sumber melalui wawancara dapat diketahui kebenaran isi sumber yang penulis kehendaki.
c. Sintesa atau interpretasi yaitu tahapan untuk menafsirkan fakta serta membandingkannya untuk diceritakan kembali. Sumber yang telah diseleksi selanjutnya dilakukan tahapan sintesa untuk mengurutkan dan merangkaikan fakta-fakta serta mencari hubungan sebab-akibat.
d. Historiografi atau Penulisan Sejarah yaitu proses mensintesakan fakta atau proses menceritakan rangkaian fakta dalam suatu bentuk tulisan yang bersifat historis secara kritis analitis dan bersifat ilmiah berdasarkan fakta yang diperoleh. Dengan demikian perkembangan yang terjadi pada masyarakat desa Jimbaran dapat terungkap secara kronologis.
[1] Kuntowijiyo, Metodelogi sejarah, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1994), hlm. 30.