BAG III, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET

BAG III, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET

OKULASI
Okulasi adalah suatu proses penempelan mata tunas dari klon-klon anjuran pada batang bawah yang terpilih sehingga dapat memberikan hasil sesuai harapan. Pelaksanaan okulasi pada tanaman karet ada dua jenis yang didasarkan pada ukuran diameter batang bawah dan umur batang bawah. Okulasi hijau umur 4-5 bulan dengan diamter 1.1-1.3 cm dan okulasi coklat umur 10-12 bulan dengan diameter 1.5-2.5 cm. Umur entres disesuaikan dengan batang bawah.

Bahan dan Alat yang digunakan untuk okulasi adalah :
  • Kain lap
  • Pisau okulasi
  • Plastik/verban okulasi
  • Kolter/TB 192
  • Gunting stek
Dalam pelaksanaan okulasi ada beberapa tahapan untuk mendapatkan batang bawah yang baik tahapan-tahapan tersebut adalah :

a. Ketersediaan batang bawah yang akan diokulasi
Batang bawah dipersiapkan melalui pembibitan biji (bab sebelumnya) dan baru bisa diokulasi apabila memenuhi syarat pertumbuhan sesuai jenis okulasi.
BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET 
Untuk pelaksanaan okulasi coklat dapat dilakukan sebagai berikut :
  • Ukuran diameter batang tanaman 1.5-2.5 cm diukur pada ketinggian 5 cm Pertumbuhan daun payung yang paling atas dalam keadaan tua
  • Tanaman tidak terserang penyakit
b. Pembuatan jendela okulasi
Pembuatan jendela okulasi dilakukan pada batang bawah yang telah memasuki kriteria okulasi diatas. Tujuan dari pembuatan jendela okulasi ini adalah untuk menempelkan mata tunas/entres dari klon yang diinginkan. Pembuatan jendela okulasi terdiri dari beberapa langkah yakni :
  • Membersihkan batang bawah dari kotoran tanah atau pasir yang dapat mengganggu penyatuan entres dengan batang bawah dengan lap bersih
  • Mengiris batang bawah dengan dua irisan vertikal yang sejajar dengan panjang 5 cm dan lebar 1/3 lilit batang bawah pada ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah. Jika terlalu dekat dengan tanah akan semakin memperkecil keberhasilan okulasi
  • Membuat potongan melintang pada salah satu ujung garis sejajar yang telah dibuat. Potongan melintang dapat dibuat pada ujung atas untuk bukaan bawah atau ujung bawah garis sejajar untuk bukaan atas.

c. Membuat perisai mata okulasi
Perisai okulasi adalah mata okulasi yang diambil dari batang entres untuk ditempelkan pada jendela okulasi. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut :
  • Menyiapkan perisai okulasi dari batang entress yaitu dengan mengiris entres yang bermata baik (mata yang berada pada ketiak daun) dengan ukuran lebar 1-2 cm dan panjang 5 cm. Ukuran perisai harus lebih kecil dari jendela okulasi yang telah dibuat, hal ini bertujuan agar terjadi sirkulasi udara pada okulasi yang dibuat.
  • Penyayatan perisai okulasi harus diikut sertakan sedikit bagian kayu
  • Perisai yang baik apabila di bagian dalam kulitnya terdapat titik tumbuh putih yang menonjol. Apabila bagian dalam kulitnya berlubang berarti matanya tertinggal pada bagian kayu dan perisai tidak boleh ditempelkan ke batang bawah.
d. Penempelan perisai mata okulasi
Penempelan perisai mata okulasi dilakukan segera setelah jendela okulasi dibuka dan perisai okulasi harus dalam keadaan tidak bergerak, lalu jendela okulasi di tekan dan bagian ujung nya dipotong dan dibuang, kemudian jendela okulasi ditutup dan siap dibalut.
e. Pembalutan dengan verban okulasi
Agar mata okulasi tidak bergerak dan menempel baik dengan batang bawah serta agar tidak terkena air hujan dan kotoran maka perisai okulasi harus dibalut kuat dengan verban/plastik okulasi

f. Pembukaan Verban dan Pemeriksaan Okulasi
Pemeriksaan okulasi dilakukan pada umur 21 hari dan umur 28 hari. Okulasi yang telah berumur 21 hari dibuka verban okulasinya dan diperiksa apakah tunas okulasi hidup atau tidak. Verban dibuka dengan cara memotong verban dengan pisau atau cutter tegak lurus ke arah atas. Potongan harus berada di sebelah belakang bagian okulasi. 
Okulasi yang berhasil ditandai dengan perisai yang masih hijua apabila digores sedikit dan perisai masih terlihat segar. Apabila menunjukkan warna hitam dan perisai terlihat membusuk berarti okulasi tidak berhasil. Okulasi yang berhasil diberi tanda berupa ikatan plastik untuk membedakan okulasi yang berhasil dengan okulasi yang tidak berhasil. Lebih kurang satu minggu setelah buka verban pemeriksaan yang kedua dilakukan tujuannya untuk benar-benar memastikan keberhasilan okulasi. Keberhasilan okulasi selain ditentukan oleh tenaga kerja okulasi ditentukan juga oleh keadaan cuaca terutama hari hujan.

g. Pembongkaran bibit
Apabila ingin dibongkar dengan cangkul, 7 hari setelah okulasi jadi, dilakukan penyerongan batang bawah dengan ketinggian 10-15 cm di atas pertautan okulasi menggunakan gergaji serong, dengan kemiringan 45 derajat berlawanan arah mata okulasi dan diolesi dengan kolter/TB 192. Setelah 7-10 hari dan mata okulasi membengkak dilakukan pembongkaran. Setelah tercabut maka akar lateral ditinggalkan sepanjang 5 cm dan akar tunggang dipotong sehingga tinggal sepanjang 25-30 cm. Apabila menggunakan dongkrak bibit maka 2-3 minggu sebelum dicabut batang bawah dipotong/dipotes pada ketinggian 70 cm dari permukaan tanah. Hasil okulasi yang didapatkan dari pembibitan batang bawah seperti tersebut di atas disebut dengan stum mata tidur.

h. Seleksi Stum Okulasi Mata Tidur
  • Stum yang akar tunggangnya terserang jamur akar putih, mata okulasi rusak, akar bercabang banyak (menjari), akar bedenggol atau bengkok (muntir) tidak dipakai sebagai bahan tanam. Bila akarnya bercabang dua atau tiga maka satu atau dua akar yang terkecil dipotong dan lukanya diolesi dengan TB 192, sehingga dapat dipakai sebagai bahan tanam.
  • Bibit stum okulasi mata tidur selanjutnya dapat dianjurkan sebagai bahan tanam setelah terlebih dahulu ditumbuhkan didalam polibeg sampai mencapai stadia satu atau dua payung daun. 

Subscribe to receive free email updates: