Bag II, Makalah Manajemen Pemasaran Global

STRUKTUR SALURAN DISTRIBUSI
Produk Konsumen
Pemilik pabrik produk konsumen dapat menjual langsung kepada pelanggan (menggunakan tenaga penjual dari rumah ke rumah), dengan penjualan lewat pos (menggunakan katalog atau materi cetakan yang lain), atau lewat toko milik sendiri. Dari tiga macam alternatif penjualan langsung ini, bisnis penjualan lewat pos paling banyak dimanfaatkan. Beberapa orang pengamat memperkirakan distribusi penjualan lewat pos akan semakin penting dalam beberapa tahun lagi, karena waktu, yang merupakan salah satu sumber daya paling berharga, menjadi semakin langka. Pada saat konsumen mempertukarkan biaya waktu berada dalam toko untuk berbelanja dengan waktu yang diperlukan untuk kegiatan bersenang-senang, metode itu semakin menarik untuk dapat menggunakan waktu dan memilih kegunaan yang diciptakan oleh pemasaran lewat pos.

Alternatif struktur saluran yang lain untuk produk konsumen adalah berbagai kombinasi tenaga penjual yang menjadi karyawan perusahaan dan yang menjadi karyawan pedagang besar untuk melayani outlet eceran, yang kemudian menjual kepada pelanggan. Di suatu negara tertentu pada suatu waktu, berbagai kelas produk akan mempunyai karakteristik pola distribusi berkaitan dengan ini. Di Jepang, misalnya, terdapat beberapa lapis pedagang besar berskala kecil yang memainkan peran penting dalam distribusi makanan. Usaha untuk melewati unit yang tampaknya tidak perlu dalam saluran distribusi ini gagal, karena biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk menyediakan jasa (pengiriman berulang kali dalam jumlah yang kecil-kecil kepada outlet kecil) lebih besar daripada marjin yang mereka peroleh. Pola saluran yang tampaknya tidak efisien dapat mencerminkan penyesuaian rasional terhadap biaya dan pilihan yang ada di pasar, atau pola itu mungkin membuka peluang bagi pemasar global inovatif untuk meraih keunggulan kompetitif dengan memperkenalkan pengaturan saluran yang lebih efektif.

Perdagangan Eceran Global
Perdagangan eceran global merupakan kegiatan eceran yang melewati batas-batas negara. Dewasa ini pedagang eceran yang sukses semakin tertarik untuk memperluas usahanya ke berbagai penjuru dunia, tetapi ini bukan fenomena baru. Selama berabad-abad, para pedagang yang suka berpetualang pergi ke luar negeri untuk memperoleh barang dagangan dan ide untuk menjalankan usaha eceran. Pada tahun 1929 meluasnya toko perhiasan milik orang asing di New York City membuat penduduk New York (New Yorker) berbicara mengenai “invasi Rue de la Paix houses.” Pengembangan usaha perdagangan di Afrika dan Asia oleh pedagang pengecer orang Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, dan Jerman maju pesat selama abad ke sembilan belas dan awal abad kedua puluh. Perdagangan internasional dan operasi toko eceran merupakan dua pilar ekonomi dari sistem kolonial zaman itu. Perbedaan besar terjadi dalam pedagang pengecer internasional dewasa ini termasuk hilangnya secara perlahan-lahan struktur eceran kolonial dan digantikan oleh organisasi pengecer internasio­nal yang beroperasi di negara-negara industri.

Produk Industri
Tiga unsur dasar terlibat: tenaga penjual pabrik, distributor atau agen, dan pedagang besar. Sebuah pabrik dapat menghubungi pelanggan lewat tenaga penjualnya sendiri, atau tenaga penjual yang mengunjungi pedagang besar yang kemudian menjual kepada pelanggan, atau kombinasi dari dua macam cara tadi. Pabrik dapat menjual langsung kepada pedagang besar tanpa menggunakan tenaga penjual, dan pedagang besar dapat memasok pelanggan. Akhirnya, distributor atau agen dapat mengunjungi pe­dagang besar atau pelanggan mewakili pabrik.

Pola ini bervariasi dari negara yang satu ke negara yang lain. Sebelum memutuskan pola mana yang akan digunakan dan pedagang besar serta agen mana yang dipilih, manajer harus mempelajari setiap negara sendiri-sendiri. Secara umum, semakin besar pasarnya, semakin layak pabrik menggu­nakan tenaga penjualnya sendiri. Kyocera Corporation dari Kyoto Jepang, berhasil menggunakan tenaga penjualnya sendiri di Jepang dan di Amerika Serikat untuk mencapai kepemimpinan dalam pasar global penutup mikrochip dari keramik bernilai $1,2 miliar. Ini menunjukkan strategi unik da­lam industri elektronik, dengan ketergantungan pada distributor merupakan normalnya. Akan tetapi, pendiri perusahaan Kazuo Inamori ingin memastikan semangat budaya korporasi Kyocera yang unik mewarnai seluruh perusahaan, termasuk tenaga penjual.


SALURAN DISTRIBUSI DI NEGARA BERKEMBANG
Salah satu sifat yang menonjol dari saluran di negara berkembang (less developed country) adalah banyaknya orang yang terlibat dalam penjualan barang dagangan yang jumlahnya hanya sedikit. Jumlah dan variasi saluran perantara telah dikritik oleh pengamat resmi maupun tidak resmi. B.P. Bauer memberi komentar mengenai kritik ini sebagai berikut :

Kritik ini merupakan akibat dari salah pengertian. Sistem (di negara berkembang) merupakan adaptasi logis pada faktor fundamental tertentu dalam ekonomi Afrika Barat yang masih akan bertahan selama bertahun-tahun yang akan datang. Bukannya merupakan pemborosan, sistem itu amat ekonomis dalam penghematan dan menyelamatkan sumber daya yang langka di Afrika Barat (paling penting, modal sebenarnya) dengan menggunakan sumber daya yang banyak dan yang permintaannya rendah dan oleh karena itu sistem itu produktif ditinjau dari kriteria ekonomi rasional yang mana pun.

Cara lain meninjau saluran distribusi di negara berkembang adalah meninjau biaya pengaturan ini bagi konsumen. Suatu studi di Afrika Timur mengungkapkan bahwa duka (toko kecil yang biasa­nya menjual barang kurang dari 100 macam dan menempati ruang tidak lebih dari 50 sampai 75 kaki persegi) yang kecil beroperasi dengan marjin kotor rata-rata 12 persen. Angka ini tampaknya rendah kalau dibandingkan dengan marjin kotor rata-rata dalam supermarket A.S. yang mencapai sekitar 22 persen. Jelas, menggunakan mengukur besarnya laba yang diambil, duka kecil di Afrika Timur merupakan bentuk distribusi eceran dengan biaya rendah.

INOVASI SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Seperti telah dicatat di awal bab ini, sifat dari saluran di pasar di seluruh dunia amat berbeda. De­ngan pengamatan sepintas tampaknya perbedaan ini hanya dapat dijelaskan dalam arti budaya dan tingkat pendapatan yang ada dalam pasar yang bersangkutan. Akan tetapi, terdapat empat acuan yang dirumuskan untuk menjelaskan peristiwa kebetulan dan tingkat inovasi dalam saluran eceran. Rumusan ini dapat dipergunakan untuk penjelaskan perbedaan saluran internasional.
  • Inovasi hanya terjadi dalam sistem yang telah berkembang amat canggih. Pada umumnya, agen saluran dalam sistem yang kurang berkembang akan mengadaptasi perkembangan yang telah di­coba dan diuji dalam sistem yang berkembang lebih canggih.
  • Kemampuan suatu sistem untuk mengadaptasi inovasi dengan sukses berkaitan langsung dengan tingkat perkembangan ekonomi. Tingkat perkembangan ekonomi minimum tertentu diperlukan untuk mendukung apa pun yang lebih dari metode penjualan eceran yang paling sederhana.
  • Kalau lingkungan ekonomi menguntungkan perubahan, proses adaptasi mungkin tidak terham­bat atau terbantu oleh faktor demografis / geografis lokal, adat istiadat sosial, tindakan peme­rintah, dan tekanan pesaing.
  • Proses adaptasi dapat dipercepat dengan tindakan agresif dari perusahaan masing-masing.

STRATEGI SALURAN DISTRIBUSI UNTUK MEMASUKI PASAR BARU

Sebuah perusahaan global yang memperluas melewati batas negara sering kali menghadapi kenya­taan bahwa mereka berada dalam posisi memasuki pasar baru. Memperoleh distribusi dapat merupa­kan hambatan besar untuk membangun posisi di suatu pasar yang baru. Hambatan ini sering kali dihadapi kalau perusahaan memasuki pasar kompetitif, tempat hubungan merek dan pasokan sudah terbentuk. Seperti telah disebutkan di atas, hanya terdapat sedikit insentif langsung untuk suatu agen saluran independen mengambil produk baru kalau sudah ada nama yang diterima dalam pasar dan memuaskan permintaan yang ada itu. Perusahaan global yang mencoba untuk masuk ke pasar seperti itu harus menyediakan insentif bagi agen saluran atau membuat sendiri sistem distribusi langsung.

Masing-masing alternatif itu mempunyai kelemahan. Sebuah perusahaan dapat memutuskan akan menyediakan insentif khusus bagi agen saluran independen; akan tetapi, pendekatan ini mungkin amat mahal. Perusahaan mungkin menawarkan penundaan pembayaran di samping bonus untuk pembayaran tunai atau mengadakan kontes penjualan dan memberikan penghargaan kepada peme­nangnya. Dalam pasar kompetitif dengan harga yang cukup tinggi, insentif dapat berupa jaminan laba kotor. Pemberian insentif dan jaminan laba keduanya amat mahal. Pemberian insentif mahal secara langsung; sedangkan jaminan laba mahal secara tidak langsung karena mempengaruhi harga yang dibayar oleh konsumen dan daya saing harga dari produk.

Alternatif mendirikan distribusi langsung di pasar baru juga mempunyai kelemahan, karena mahal. Perwakilan penjualan dan manajemen penjualan hams direkrut dan dilatih. Organisasi penju­alan pasti akan menderita kerugian besar dalam tahap awal operasi dalam pasar baru, karena volume penjualannya belum memadai untuk menutup biaya tetap umum dan administrasi. Oleh karena itu, perusahaan yang berkeinginan untuk mengadakan tenaga penjual langsung, bahkan yang dimasukkan dalam organisasi distributor, harus bersiap menanggung kerugian dari tenaga penjual ini untuk periode waktu yang cukup lama.

Pengeluaran untuk tenaga penjual langsung tampaknya menjadi penghalang distribusi langsung di sebuah pasar yang baru. Walaupun begitu, sering kali ini merupakan metode paling efektif. Bah­kan dalam beberapa keadaan, distribusi langsung merupakan satu-satunya cara yang layak bagi se­buah perusahaan untuk memasuki sebuah pasar. Dengan menggunakan tenaga penjual, perusahaan dapat memastikan kegiatan penjualan yang agresif dan perhatian pada produknya.

Komitmen sum­ber daya yang memadai pada kegiatan penjualan, didukung oleh program komunikasi yang mema­dai (termasuk periklanan) dalam waktu yang cukup dapat membawa perusahaan yang menghasilkan produk kompetitif dengan harga kompetitif merebut pangsa pasar yang masuk akal. Kalau tujuan pangsa pasar telah dicapai, perusahaan mungkin mempertimbangkan untuk beralih dari tenaga pen­jual langsung ke pedagang perantara independen. Pergeseran ini menjadi suatu kemungkinan kalau pangsa pasar dan pengakuan pasar membuat merek perusahaan tadi menarik pedagang perantara in­dependen.

Subscribe to receive free email updates: