PASCA PANEN/PENAMPUNGAN HASIL
Lateks yang dihasilkan, kualitasnya sangat dipengaruhi oleh penanganan lateks mulai dari penyadapan sampai dengan pengolahan. Mutu Bahan Olah Karet dapat dilihat melalui DRC (Dry Rubber Contain) atau KKK (Kadar karet kering). Semakin tinggi nilai DRC maka kualitas Bahan Olah Karet akan semakin baik pula.
Untuk memperoleh bahan olah yang berkualitas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
- Bahan pembeku yang digunakan harus dalam dosis yang tepat.
- Tidak ditambah bahan-bahan non karet dalam pembekuan
- Tempat penyimpanan harus teduh dan ternaungi
- Tidak boleh direndam.
- Tempat pengumpulan harus terdapat sirkulasi udara yang baik.
1. Lateks kebun
Lateks kebun adalah getah yang diperoleh dari pohon karet (Hevea brasiliensis M.) melalui pelukaan kulit, berupa cairan berwarna putih dan berbau segar. Lateks kebun ini mempunyai komposisi berupa campuran partikel karet dan bahan karet. Bahan bukan karet berupa protein, karbohidrat, lemak da ion-ion logam yang dapat menjadi media tumbuh bakteri. Oleh karena itu, penanganan lateks mulai dari pohon sampai pengangkutan ke pabrik harus dilakukan dengan baik agar bahan olah karet yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang diinginkan.
BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
Prisip penanganan bahan olah karet diantaranya adalah menjaga kebersihan setiap peralatan yang digunakan dalam proses penyadapan sampai pengangkutan ke pabrik. Selain itu, penambahan bahan pengawet juga harus sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan penyimpanan lateks kebun adalah dengan menggunakan tangki berkapasitas 1000 kg dan dicampur dengan 7 kg amonia yang dilarutkan dalam 400 – 600 cc zat anti basi yang berfungsi untuk mencegah koagulasi. Getah yang akan dimasukkan kedalam tangki adalah getah yang mempunyai DRC 100 yang diukur dengan Metrolug.
- BAG I, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG II, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG III, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IV, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG V, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VI, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VIII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IX, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG X, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
2. Lump
Lump adalah gumpalan karet di dalammangko sadap atau penampung lain yang diproses dengan cara penggumpalan dengan asam semut atau bahan penggumpal lain atau penggumpalan alami.Penggumpalan dilakukan dengan menambahkan bahan penggumpal larutan 5% ke dalam mangko setelah pohon dideres dengan dosis 60 – 80 ml/l lateks. Produksi per pohon berkisar antara 150 – 350 ml sehingga penambahan penggumpal per mangko adalah 10 – 25 ml.
Labu semprot dan botol air baterai dapat digunakan untuk keperluan ini, yaitu dengan memencet botol yang berisi bahan penggumpal. Pemencetan disesuaikan dengan ukuran lobang yang dibuka (biasanya 1 kali pencet akan keluar 5 ml, jadi cukup dengan 2 – 5 kali pencet). Penambahan penggumpal lebih baik dilakukan setelah lateks berhenti menetes dari bidang sadap, sehingga volume setiap mangko lebih mudah ditaksir. Pengutipan lum mangko di lapangan dapat dilakukan pada sore hari atau pada saat akan menderes kembali. Lump mangko yang telah terkumpul harus disimpan diatas anjang-anjang kayu agar air didalam koagulum dapat menetes dan kebersihan lebih terjaga. Begitu seterusnya sampai saat penjualan.
3. Slab
Slab adalah gumpalan yang berasal dari lateks kebun yang sengaja digumpalkan dengan asam semut atau bahan penggumpal lain atau dari lump mangkok segar yang derekatkan dengan atau tanpa lateks. Untuk membuat slab, terlebih dahulu lateks kebun dikutip dan dikumpulkan kemudian digumpalkan dengan bahan penggumpal dengan dosis seperti pembuatan lump mangkok.
Bentuk slab yang di hasilkan tergantung ukuran dan tempat mencetaknya. Pencetakan dapat dilakukan dalam kotak aluminium atau kayu atau yang terbuat dari semen atau dapat pula dibuat lobang segi empat pada tanah tetapi harus dilapisi plastik. Biasanya, ukuran yang banyak digunakan adalh 40 x 40 x 6 cm, sehingga volume kayu lateks yang digumpalkan sekitar 15 liter. Slab yang dihasilkan juga harus disimpan seperti lump mangkok. Slab juga harus dijaga kebersihannya dan jangan sampai menambahkan bahan pengotor.
Sleb tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lum mangkok yang dibekukan. Proses pembuatan sleb tipis di TPH (Tempat Penampungan Hasil) adalah sebagai berikut:
- Lump disusun rata di dalam bak pembeku atau bak pembeku saja tanpa lum.
- Penambahan Coatex SP 5 % ke dalam lateks kebun dengan dosis 60 ml per liter lalu diaduk.
- Larutan yang sudah diaduk di tuangkan ke dalam bak pembeku lalu diaduk merata
- Lebih kurang 2-3 jam lateks yang sudah menggumpal diangkat dan disimpan dalam rak penyimpanan.