BAG VI, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET

Pembangunan Penutup Tanah

Pada areal pertanaman karet rakyat, biasanya gawangan tidak ditanam penutup tanah kacangan. Selama lebih kurang tiga tahun pertama (tajuk tanaman karet belum menutup), petani dianjurkan untuk memanfaatkan gawangan dengan mengusahakan tanaman pangan seperti padi gogo, kedelai, jagung dan lainnya.

Untuk pembangunan penutup tanah, kacangan campuran konvensional terdiri dari Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, dan Centrosema pubescens merupakan penutup tanah yang ideal di perkebunan karet. Campuran konvensional memberikan bahan organik dan unsur hara ke dalam tanah lebih banyak dibandingkan dengan rumput alami, melindungi tanah dengan sempurna dari erosi, dan memberikan efek penekanan terhadap serangan JAP. Dapat dibangun dengan teknik yang sederhana baik secara manual bila tenaga kerja cukup tersedia maupun secara kimiawi. Kelemahannya yakni kurang toleran terhadap suasana ternaung sehingga pertumbuhannya berangsur-angsur tertekan bila tajuk tanaman karet menutup permukaan tanah.

Selain kacangan campuran konvensional di atas, Calopogonium caeruleum (CC) salah satu jenis yang memberikan bahan organik lebih banyak dari yang dihasilkan kacangan konvensional dan melindungi permukaan tanah dari erosi setaraf atau lebih baik dari kacangan campuran konvensional. Juga berperan menekan secara efektif serangan JAP. Dibanding dengan kacangan lainnya, jenis ini lebih toleran terhadap suasana ternaung dan kekeringan, kurang disukai hama. Selama masa TM kacangan jenis CC dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Pertumbuhan awalnya lebih lambat menutup permukaan tanah dibanding dengan kacangan konvensional.

Jenis kacangan lain yang pada saat ini banyak digunakan di perkebunan adalah Mucuna bracteata, menghasilkan bahan organik cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat. Pengamatan di lapangan pertumbuhan sulur kacangan yang sehat dapat mencapai >10 cm setiap 24 jam dan dengan penanaman sama banyak dengan jumlah tegakan karet per hektar, ternyata dalam waktu 6 bulan dapat menutup pemukaan tanah dengan sempurna. Mucuna sangat efektif melindungi permukaan tanah dari erosi terutama pada masa TBM, lebih toleran terhadap suasana ternaung dan kekeringan, kurang disukai hama dan tidak disukai ternak, sehingga jenis kacangan ini sangat cocok untuk dipergunakan pada areal TBM yang potensial mendapat gangguan ternak lembu maupun kambing. Selama masa TM Mucuna bracteata masih dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Kelemahannya, karena pertumbuhan kacangan ini sangat cepat, frekuensi rotasi pengendalian sulur menjadi lebih sering. Dalam dua minggu, apabila pertumbuhan sulur tidak dikendalikan maka akan melilit batang tanaman karet.

Penanaman penutup tanah kacangan.
Penanaman biji kacangan dilakukan secara menugal dalam 4 barisan, masing-masing berjarak 1 meter di tengah gawangan. Campuran biji kacangan yang ditanam dicampur lagi dengan Rock Phosphat sebanyak 25 kg/ha pada saat hendak menanam. Saat menanam biji kacangan adalah setelah tanah selesai diolah sempurna dan bahan pembiak vegetatif gulma serta potongan-potongan kayu telah disingkirkan.

Penanaman di Lapangan
Pemancangan
  • Kegiatan penanaman tanaman karet dimulai dengan penentuan jarak tanam. Pada saat ini banyak dianut jarak tanam dengan kerapatan populasi sekitar 500 s.d 600 pohon/ha. Dengan populasi tersebut, dapat menggunakan jarak tanam pagar 3,3 x 6,0 m atau 2,75 x 6,0 m.
  • Setelah penentuan jarak tanam dilakukan, selanjutnya dilakukan pemancangan titik tanam di lapangan. Dimulai dengan pancang kepala dengan arah barisan tanaman timur barat terutama pada daerah datar, sedangkan pada daerah dengan topografi bergelombang berbukit, arah barisan disesuaikan dengan kontur. Pancang kepala dibuat lebih tinggi dari anak pancang agar memudahkan dalam meluruskan barisan tanam. Kompos dan tali atau kawat diperlukan untuk menentukan arah dan jarak tanaman dalam barisan.
Pemancangan dan Pembuatan lubang tanam
  • Lubang tanam dibuat minimal 1 minggu sebelum tanam dengan maksud agar ada kesempatan untuk diperiksa jumlah maupun ukurannya, pada titik pancang dibuat lubang tanam dengan ukuran 70 x 70 x 60 cm.
  • Pada saat penggalian lubang tanam, tanah bagian atas (top soil) diletakkan disebelah kanan lubang dan sub soil diletakkan disebelah kiri lubang tanam.
  • Sebelum penanaman dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan lubang tanam dengan menggunakan pupuk RP dengan dosis pemupukan setiap lubang tanam 250 g. Pemberian pupuk ini dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan akar karet yang baru ditanam. Pupuk dicampurkan secara merata pada tanah yang akan digunakan untuk menimbun kembali tanaman karet yang ditanam.
BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET 
Penanaman karet
  • Penanaman karet dilakukan pada musim hujan besar.
  • Bibit yang polibegnya robek harus diikat dengan tali agar tidak pecah ketika diangkut ke lapangan.
  • Bibit yang didistribusikan ke lapangan diletakkan di samping lubang tanam. Dalam lubang disesuaikan dengan tinggi polibeg.
  • Dasar polibeg disayat dengan pisau dan bibit diletakkan dalam lubang tanam. Dari bagian samping plastik disayat dan dilepaskan dari bibit, diletakkan di atas pancang sebagai tanda bahwa palstik sudah dibuka.
  • Arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulasi diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras. Pada saat penanaman, pertautan okulasi diatur sedemikian rupa sehingga setelah ditimbun tanah, pertautan okulasi akan tertimbun sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah. Setelah persyaratan dipenuhi, tanah sub soil ditutupkan terlebih dahulu kemudian disusuk dengan tanah top soil. Pemadatan tanah dilakukan dengan tangan mulai dari bagian pnggir ke arah tengah atau diinjak pelan-pelan tetapi jangan sampai mengenai tanah polibeg. Tanah pada bagian tanaman dibuat cembung untuk menghindari air hujan yang menggenang. 

Subscribe to receive free email updates: