Pemeliharaan bibitan terdiri dari empat kegiatan yaitu penyulaman/penyisipan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit dan pemupukan.
Penyulaman atau penyisipan bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati atau kerdil/tidak normal pertumbuhannya. Penyisipan dapat dilakukan pada saat tanaman di bibitan berumur paling lama 1-2 minggu dengan menggunakan kecambah pertumbuhan stadia jarum.
Lahan bibitan harus bebas dari gulma agar pertumbuhannya tidak terganggu. Penyiangan gulma yang tumbuh dapat dilakukan dengan manual (rotasi 1x2 minggu) tergantung dari banyak tidaknya gulma yang tumbuh di lapangan, penggunaan herbisida pada tanaman yang masih muda tidak dibenarkan karena dapat menyebabkan kematian pada tanaman karet.
Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit yang sering merusak bibitan karet seperti Colletotrichum dan Helmintsosporium dapat diberi obat Dithane M-45 dengan dosis 2 gram/liter/rotasi (1x2 minggu). Untuk mencegah timbulnya serangan jamur akar putih (JAP) pada umur 2-6 bulan dapat dilakukan aplikasi biofungisida Triko SP plus dengan dosis 600 Kg/ha, di tabur disekitar barisan tanaman. Kemudian di tutup dengan tanah menggunakan cangkul. Beberapa hama yang sering menyerang bibitan karet adalah jangkrik, rayap dan tungau untuk menenggulanginya dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang yang tepat seperti Sevin 85S.
PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES
Klon Karet Unggul
Kemajuan penelitian karet selama empat siklus seleksi telah mampu menghasilkan klon karet unggul yang dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu :
Areal yang memenuhi syarat untuk pembangunan kebun entres, sebaiknya memiliki syarat sebagai berikut :
Bahan tanaman dapat berupa stum mata tidur atau bibit polibeg berpayung satu atau dua. Penanaman dengan stum mata tidur harus pada musim hujan. Pemancangan dilakukan dengan jarak tanam 1x1 m segi empat, kemudian dibuat lubang tanaman berukuran 60 x 60 x 40 cm. Dalam satu hektar kebun entres memiliki tegakan 8000 – 9000 pohon dan mampu menghasilkan mata tunas lebih kurang 600.000 mata. Setiap klon ditanam dalam satu petak dan diberi nomor, dalam satu petak dapat dibuat 5 baris 40 pohon.
c. Pemeliharaan
Penyiangan
Keadaan kebun entres harus bersih dari rerumputan, penyiangan dapat dilakukan secara manual 3 minggu sekali atau secara kimia dengan herbisida 3 bulan sekali, menggunakan herbisida round up dengan dosis 0.2% (2 cc/1 liter). Penyemprotan dilakukan setelah tanaman mencapai 5-6 payung.
Pemupukan
Dosis yang di berikan secara umum adalah sebagai berikut :
Pengendalian penyakit
Sama dengan pengendalian penyakit di pembibitan batang bawah.
Pemanenan/pemangkasan
Kayu okulasi hijau di panen pada umur 4-5 bulan dan okulasi coklat umur 10-12 bulan. Pemangkasan pertama dilakukan saat tanaman berumur 10 bulan dengan ketinggian 40-60 cm. Setelah pemangkasan dilakukan, pada umur 3-4 minggu akan muncul tunas baru, untuk itu perlu dilakukan seleksi dengan meninggalkan dua sampai tiga cabang. Pemangkasan pada tahun berikutnya lebih kurang 15 cm dari pangkal tunas karangan mata.
Peremajaan kebun entres
Kebun entres dapat dipertahankan sampai umur 10 tahun kemudian dilakukan peremajaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan kebun okulasi yang berumur lebih dari 10 tahun memperlihatkan kemunduran dalam pertumbuhan.
Penyulaman atau penyisipan bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati atau kerdil/tidak normal pertumbuhannya. Penyisipan dapat dilakukan pada saat tanaman di bibitan berumur paling lama 1-2 minggu dengan menggunakan kecambah pertumbuhan stadia jarum.
Lahan bibitan harus bebas dari gulma agar pertumbuhannya tidak terganggu. Penyiangan gulma yang tumbuh dapat dilakukan dengan manual (rotasi 1x2 minggu) tergantung dari banyak tidaknya gulma yang tumbuh di lapangan, penggunaan herbisida pada tanaman yang masih muda tidak dibenarkan karena dapat menyebabkan kematian pada tanaman karet.
Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit yang sering merusak bibitan karet seperti Colletotrichum dan Helmintsosporium dapat diberi obat Dithane M-45 dengan dosis 2 gram/liter/rotasi (1x2 minggu). Untuk mencegah timbulnya serangan jamur akar putih (JAP) pada umur 2-6 bulan dapat dilakukan aplikasi biofungisida Triko SP plus dengan dosis 600 Kg/ha, di tabur disekitar barisan tanaman. Kemudian di tutup dengan tanah menggunakan cangkul. Beberapa hama yang sering menyerang bibitan karet adalah jangkrik, rayap dan tungau untuk menenggulanginya dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang yang tepat seperti Sevin 85S.
PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES
Klon Karet Unggul
Kemajuan penelitian karet selama empat siklus seleksi telah mampu menghasilkan klon karet unggul yang dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu :
- Klon penghasil lateks : Klon yang mamiliki ciri potensi hasil lateks sangat tinggi tetapi hasil kayu sedang.
- Klon penghasil lateks-kayu : Klon yang memiliki ciri potensi hasil lateks tinggi dan hasil kayu juga tinggi.
- Klon penghasil kayu : Klon yang memiliki ciri potensi hasil lateks rendah tetapi hasil kayu sangat tinggi.
- Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260.
- Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.
- Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
a. Lokasi kebun entres
- BAG I, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG II, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG III, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IV, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG V, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VI, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VIII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IX, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG X, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
Areal yang memenuhi syarat untuk pembangunan kebun entres, sebaiknya memiliki syarat sebagai berikut :
- Lokasi datar dan tidak tergenang air pada saat hujan, areal dengan kemiringan 3-5% dapat digunakan, tetapi perlu dibuat drainase yang baik
- Dekat dengan jalan utama agar memudahkan pengangkutan, pengawasan dan pengiriman kayu entres
- Lahan memiliki sifat fisik yang baik (gembur)
Bahan tanaman dapat berupa stum mata tidur atau bibit polibeg berpayung satu atau dua. Penanaman dengan stum mata tidur harus pada musim hujan. Pemancangan dilakukan dengan jarak tanam 1x1 m segi empat, kemudian dibuat lubang tanaman berukuran 60 x 60 x 40 cm. Dalam satu hektar kebun entres memiliki tegakan 8000 – 9000 pohon dan mampu menghasilkan mata tunas lebih kurang 600.000 mata. Setiap klon ditanam dalam satu petak dan diberi nomor, dalam satu petak dapat dibuat 5 baris 40 pohon.
c. Pemeliharaan
Penyiangan
Keadaan kebun entres harus bersih dari rerumputan, penyiangan dapat dilakukan secara manual 3 minggu sekali atau secara kimia dengan herbisida 3 bulan sekali, menggunakan herbisida round up dengan dosis 0.2% (2 cc/1 liter). Penyemprotan dilakukan setelah tanaman mencapai 5-6 payung.
Pemupukan
Dosis yang di berikan secara umum adalah sebagai berikut :
- Tahun I : 50 gram urea, 50 gram SP 36, 10 gram KCl dan 5 gram Kieserit
- Tahun II : 75 gram urea, 75 gram SP 36, 25 gram KCl dan 10 gram Kieserit
Pengendalian penyakit
Sama dengan pengendalian penyakit di pembibitan batang bawah.
Pemanenan/pemangkasan
Kayu okulasi hijau di panen pada umur 4-5 bulan dan okulasi coklat umur 10-12 bulan. Pemangkasan pertama dilakukan saat tanaman berumur 10 bulan dengan ketinggian 40-60 cm. Setelah pemangkasan dilakukan, pada umur 3-4 minggu akan muncul tunas baru, untuk itu perlu dilakukan seleksi dengan meninggalkan dua sampai tiga cabang. Pemangkasan pada tahun berikutnya lebih kurang 15 cm dari pangkal tunas karangan mata.
Peremajaan kebun entres
Kebun entres dapat dipertahankan sampai umur 10 tahun kemudian dilakukan peremajaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan kebun okulasi yang berumur lebih dari 10 tahun memperlihatkan kemunduran dalam pertumbuhan.