Menuju
Sekolah Efektif
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang
sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas di masyarakat. Dalam
kegiatan pendidikan terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi anak untuk
memenuhi kelangsungan hidupnya secara pribadi dan kesejahteraan kolektif di
masyarakat. Sebagai usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan
tertentu di masyarakat pada masa akan datang.
Dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia, sekolah memiliki
peranan strategis sebagai institusi penyelenggara kegiatan pendidikan. Jalur
penyelenggara pendidikan nasional diatur melalui jalur sekolah dan jalur luar
sekolah termasuk pendidikan keluarga. Para orang tua berharap banyak terhadap
peranan sekolah dalam mengembangkan potensi dan kemampuan anak menjadi manusia
berguna. Sekolah juga bermuara pada tujuan utama pendidikan nasional, yaitu (1)
mencerdaskan kehidupan bangsa dan (2) mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan
pendidikan yang diungkapkan tersebut menjadi arah bagi penyelenggaraan semua
jalur, jenis dan jenjang pendidikan, mulai pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi. Keberadaan sekolah menjadi institusi sosial yang menentukan pembinaan
pribadi anak dan sosialisasi serta pembudayaan suatu bangsa. Scotter dkk.
(1979) mengutip pendapat John Dewey yang mengungkapkan hubungan erat sekolah
dan masyarakat. Dikemukakannya, pendidikan adalah embrio masyarakat berbudaya
tinggi. Dalam praktiknya, sekolah menciptakan lingkungan pembelajaran baru
bagi pelajar, termasuk perpustakaan, lapangan olahraga, bidang pekerjaan, seni
dan musik, laboratorium sains, taman dan tempat bermain. Di belakang kelas,
sekolah menjadi pusat dinamika masyarakat.
Meskipun
sekolah merupakan gejala universal dalam kehidupan manusia, tidak berarti
sekolah dibiarkan tumbuh begitu saja. Dari waktu ke waktu, sekolah menghadapi
berbagai perubahan dalam lingkungan eksterusal. Oleh karena itu, sekolah
memerlukan pengelolaan yang baik agar menjadi bermutu. Di sini perlu
dikemukakan fungsi sekolah sebagai institusi pendidikan yang diatur secara
formal. Ben M.Harris (1975) dalam buku Supervisory Behavior in Education mengatakan ada lima bidang fungsi sekolah yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Mengajar
Fungsi ini
merupakan pokok untuk mencapai tujuan utama keseluruhan operasional sekolah.
Usaha mengajar berhubungan dengan pengajaran dan juga berhubungan dengan murid
secara langsung.
Mengajar ialah bekerja bersama murid menuju tercapainya tujuan pengajaran.
2)
Pelayanan khusus kepada siswa
Fungsi ini mencakup usaha yang secara tinggi berhubungan dengan
murid, tetapi tidak berhubungan dengan pengajaran. Pelayanan khusus kepada
murid antara lain memberikan perawatan, konseling, psikologi, bus angkutan,
dokter, dan alat-alat seperti halnya guru di kelas yang merupakan bidang fungsi
sekolah.
3)
Manajemen
Fungsi ini merupakan ciri usaha yang tidak berhubungan dengan
pengajaran dan juga kepada murid. Usaha ini merupakan kewajiban urusan manajer,
kepala sekolah, pengawas, dewan sekolah, dan pengawas seperti halnya guru-guru
dalam kelas. Manajemen dalam pengertian ini bukan hanya dalam bisnis, tapi juga
memberikan dukungan pelayanan dalam kegiatan organisasi sekolah.
4)
Supervisi
Fungsi ini adalah bidang yang mencakup hubungan dengan pengajaran,
tetapi juga berhubungan dengan murid. Pekerjaan supervisor, koordinator,
konsultan, ahli kurikulum, kepala sekolah dan guru kelas, semuanya mempengaruhi
pengajaran. Usaha dan pengajaran juga memberikan pengaruh tidak langsung kepada
pembelajaran murid. Supervisi memberikan dukungan pelayanan kepada fungsi
pengajaran secara tinggi yang berhubungan dengan pengajaran bagi anak-anak.
5)
Administrasi
Bidang administrasi umum dalam operasional sekolah merupakan
usaha secara erat yang berhubungan dengan pengajaran atau terhadap murid. Di sini ada koordinasi,
fasilitas, pengawasan menjadi karakteristik pekerjaan kepala sekolah, direktur,
pengawas, dan lainnya. Usaha ini tidak secara erat berhubungan dengan
pengajaran dan murid.
Keseluruhan
fungsi utama sekolah sebagaimana dikemukakan secara operasional berhubungan
dengan pengajaran dan pembelajaran sebagai tujuan akhir. Dalam bagan ini
diungkapkan bahwa pengajaran menjadi fungsi produktif dalam operasional
sekolah. Pelayanan supervisi dan pelayanan khusus murid tampak secara langsung
mendukung pengajaran. Sementara itu pelayanan manajemen cenderung kurang
berhubungan langsung dengan pengajaran.
Lima fungsi
sekolah tersebut dibagi pada dua dimensi fungsi utama dalam operasionalnya,
yaitu dimensi yang berhubungan dengan pengajaran dan dimensi yang berhubungan
dengan murid. Semua fungsi tersebut bermuara pada terjaminnya pencapaian
tujuan. Ini pula yang membedakan sekolah dan institusi pendidikan lainnya dan
pengaruh yang diberikan.
Dalam
konteks manajemen sekolah, semua kegiatan sekolah harus dikelola dengan
memanfaatkan semua sumber daya (resources)
baik sumber daya manusia, material,
dan dana dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan berarti pembelajaran efektif yang
bermuara pada pengajaran dan pembelajaran yang menghasilkan murid berprestasi
tinggi dan lulusan yang bermutu.
Apa yang
dimaksud sekolah efektif? Sekolah efektif adalah sekolah yang dikelola dengan
manajemen yang fungsional oleh kepala sekolah dengan memfungsikan secara
bersama staf dan guru-guru dalam bekerja untuk mencapai tujuan sekolah. Adapun
tujuan sekolah dirumuskan dari visi dan misi sekolah yang dibuat bersama oleh
kepala sekolah, guru-guru, pegawai, dewan sekolah, orang tua murid, dan
masyarakat. Seluruh komponen stakeholders
sekolah dilibatkan dalam menyusun
visi, misi, dan tujuan sekolah.
Apa karakteristik sekolah efektif? Menurut
Rutterdkk. (Law dan Glover, 1994) sekolah efektif memiliki ciri-ciri, yaitu:
1)
memiliki
etos sekolah yang baik,
2)
manajemen kelas yang baik,
3)
harapan guru yang tinggi,
4)
guru sebagai contoh teladan yang positif,
5)
umpan
balik yang positif dan memberikan perlakuan terhadap siswa,
6)
koordinasi
kerja yang baik antara guru dan pelajar,
7)
tanggung
jawab murid, dan
8)
staf
membagi aktivitas antara staf dan pelajar
Pada pokoknya ada tiga perspektif yang menentukan sekolah
efektif, yaitu pertama, organisasi keberadaan sekolah yang dipengaruhi oleh
faktor interusal dan ekstemal. Faktor interusal yang ada di sekolah adalah
efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru, dukungan staf
yang baik, pembiayaan yang cukup, sarana dan fasilitas pengajaran yang baik,
dan iklim sekolah yang kondusif. Sedangkan faktor eksterusal adalah dukungan
dewan sekolah (board of
school), dukungan industri,
pemerintah, ekonomi masyarakat, dan lingkungan sosial.
Kedua, proses seluruh aktivitas atau interaksi mengajar
(guru) dan belajar (murid) yang bermuara pada pencapaian tujuan pendidikan. Di
dalamnya melibatkan guru yang terampil, kurikulum, kesiapan murid, termasuk
sarana mengajar dan belajar.
Ketiga, hasil, yaitu prestasi yang dapat diukur. Prestasi
inilah yang dikaitkan dengan mutu. Prestasi dapat diketahui dari hasil belajar
pada ujian caturwulan, ulangan harian, maupun ujian akhir naik kelas atau ujian
belajar tahap akhir untuk penentuan kelulusan. Hasil ini tidak berarti hanya
mengandalkan prestasi yang dapat diukur, akan tetapi hasil yang dapat diketahui
dari sikap dan kepribadian pelajar, meskipun agak sukar mengukurnya. Karena
alat ukur dimensi ini belum banyak, hanya guru yang mampu menggunakannya. Hal
ini dapat dilakukan melalui observasi tingkah laku harian di sekolah maupun
penggunaan skala sikap terhadap anak.
Untuk mencapai mutu sekolah efektif, maka kepala sekolah dan guru-guru
juga harus menjalankan fungsi secara efektif. Kepala sekolah yang efektif ialah
kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya secara efektif. Oleh karena
itu, efektivitas kepemimpinan kepala sekolah adalah mereka yang membuka diri
untuk adanya pengaruh guru dan pegawai terhadap persoalan penting.
Produktivitas akan dapat bertambah jika semua unsur personel bekerja di bawah
payung seorang pemimpin yang memenuhi harapan mereka. Lewis (1987) menjelaskan
kepemimpinan efektif ialah mereka yang dapat beradaptasi dengan situasi yang
bervariasi yang akan menentukan keberhasilan pimpinan. Kepemimpinan yang
berorientasi kepuasan personel seringkali disukai bawahan.
Untuk itu, komunikasi harus dikembangkan dalam berbagai
peristiwa untuk mendorong efisiensi pekerjaan dan kepuasan pegawai dalam
bekerja. Para guru dan pegawai merasa ikhlas melakukan tugasnya sebagai sesuatu
yang wajar yang merupakan tanggung jawabnya dan mereka merasa pekerjaan
dilakukan sesuai harapan mereka sendiri. Sebaliknya, kepemimpinan yang tidak
efektif adalah kepemimpinan yang cenderung negatif, penuh kepalsuan, dan
kepura-puraan di kalangan guru dan pegawai. Mereka cenderung lain kata lain
perbuatan, tidak saling percaya, dan mengelak dari tanggung jawab. Hubungan dan
komunikasi dengan pimpinan kurang berjalan dengan lancar, bahkan mengabaikan
aspirasi dan keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan.
Kepemimpinan efektif berimplikasi terhadap produktivitas
sekolah dan hal itu akan berlangsung lama. Di sini kinerja guru-guru dan
pegawai menjadi indikator dan kepemimpinan efektif tersebut. Sekolah menjadi
terkenal dan diminati oleh masyarakat karena menjanjikan pendidikan anak-anak
yang berkualitas.
Sedangkan guru yang efektif ialah guru yang memberikan
pelajar peluang-peluang maksimal untuk belajar. Dengan kata lain, efektivitas
guru adalah dalam konteks mengajar. Mengajar efektif adalah kegiatan mengajar
yang menciptakan iklim kondusif bagi pelajar untuk belajar dengan baik dan
berhasil. Paling tidak guru terampil membuka pelajaran, terampil menjelaskan
dengan berbagai metode, terampil memberikan penguatan pelajaran, dan terampil
menutup pelajaran. Guru yang efektif juga sekaligus sebagai pendidik yang harus
menempatkan diri sebagai teladan atau model dalam pandangan pelajar untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Apa
usaha-usaha untuk menjadikan sekolah efektif? Di sini kepala sekolah memerlukan
strategi manajemen yang menjanji-kan perbaikan mutu. Dalam terminologi
organisasi, strategi adalah tindakan yang diambil untuk membangun dan mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran suatu organisasi. Oleh karena itu, strategi
menawarkan kerangka kerja (frame work) yang mem-bimbing pilihan-pilihan
yang menentukan sifat dasar dan arah suatu organisasi sekolah. Dengan kata
lain, strategi ialah menentukan sesuatu yang benar untuk dilakukan (determin-ing
the right thing to do).
Lewis dan
Smith (1994) berpendapat bahwa tujuan strategi manajemen sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan peningkatan mutu berkelanjutan adalah membangun suatu
organisasi strategi luas perbaikan mutu berkelanjutan dan membangun
infrastruktur yang mendorong semua pegawai (guru dan karyawan) terpusat pada
mutu dan bergerak dalam satu arah umum. Untuk itu, kepala sekolah, guru-guru,
pegawai, dan dewan sekolah bergerak melalui usaha-usaha strategi manajemen yang
mencakup visi, misi, tujuan, sasaran dan budaya, nilai, norma, dan sikap dan
perilaku organisasi.
Sekolah efektif
atau sekolah unggul (excellent school) berada dalam lapangan manajemen
sekolah. Karakteristiknya menurut Edmonds (1979) dalam Beare dkk., (1989)
sebagai berikut. (1) Guru-guru memiliki kepemimpinan yang kuat dan kepala
sekolah memberikan perhatian tinggi terhadap perbaikan umum pengajaran. (2)
Guru-guru memiliki kondisi pengharapan yang tinggi untuk mendukung pencapaian
prestasi murid. (3) Atmosfir sekolah yang tidak kaku, sejuk tanpa tekanan dan
kondusif dalam seluruh proses pengajaran atau suatu tatanan iklim yang nyaman.
(4) Sekolah memiliki pengertian yang luas tentang fokus pengajaran dan
mengusahakan efektivitas sekolah dengan energi dan sumber daya sekolah untuk
mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. (4) Sekolah efektif dalam menjamin kemajuan murid
yang dimonitor secara periodik. Kepala sekolah dan guru-guru menyadari bahwa
kemajuan prestasi pelajar berhubungan dengan tujuan pengajaran.
Sekolah dapat menjadi efektif dan sekaligus menjadi efisien.
Sekolah efektif karena pencapaian hasil yang baik, sedangkan sekolah yang
efisien ialah penggunaan sumber daya yang hemat. Untuk mengetahui indikator
prestasi pelajar tentunya dilihat dari absensi (kehadiran), tingkah laku di
sekolah, laporan kejahatan/ penyimpangan, dan hasil ujian negara. Sekolah yang
unggul tersebut adalah sekolah yang efektif dan efisien dengan menjanjikan
lulusan yang terbaik, keunggulannya secara kompetitif dan komparatif.
Keunggulan kompetitif dimiliki oleh lulusan sejenis dalam jurusan yang sama,
sedangkan komparatif oleh lulusan berbeda dari satu sekolah dengan sekolah
lain.
Usaha-usaha untuk meningkatkan efektivitas sekolah dalam
konteks pentingnya sekolah yang efektif sebagai sebuah gerakan menuju mutu
terpadu sebagai berikut.
1)
Efektivitas
sekolah adalah tentang sekolah. Hal itu berimplikasi terhadap kelangsungan
sekolah dan persekolahan dalam bentuk kekinian dan dalam kehadiran kerangka
institusi sekarang ini.
2)
Sekolah
yang efektif berimplikasi terhadap keberadaan pengukuran hasil mengenai
standar skor prestasi dalam membaca dan matematika. Kembali kepada nilai dasar,
yaitu membaca dan menghitung dalam kurikulum.
3)
Sekolah
efektif juga memusatkan produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas.
Konsekuensinya terkait dengan dimensi ekonomi.
4)
Menentukan reaksi dalam membuat tujuan program dalam
kehidupan kelas sosial, membuka kepercayaan terhadap alterusatif dari sekolah
konvensional.
5)
Sekolah
efektif biasanya melibatkan beberapa jenis evaluasi dan review. Gerakan
sekolah efektif berjalan dengan risiko dalam pengawasan, khususnya manajemen
dan pengaruh politik, terutama dalam menentukan bentuk kurikulum untuk
anak-anak di sekolah.
6)
Sekolah
efektif difokuskan dalam tuntutan praktik kekinian, bukan diarahkan sebagai
keterkejutan terhadap perubahan sosial yang cepat dan sampai path akhir era
ekonomi industri.
Lebih jauh dikemukakan Beare dkk. (1989) bahwa untuk menjawab
upaya mewujudkan sekolah efektif adalah harus memperhatikan konteks pelayanan
pelanggan, peningkatan produktivitas, sumber daya manajemen, pembiayaan
program, gaya manajemen sekolah, pemasaran, akuntabilitas terhadap stakeholders, memasukkan
tenaga ahli, kontribusi pendidikan terhadap ekonomi, dan respon terhadap
kekuatan pasar. Untuk itu kepala sekolah dan guru-guru harus terlebih dahulu
menjadikan organisasi memiliki keunggulan.
Seorang kepala sekolah yang diberi otonomi yang lebih luas
dalam menjalankan tugasnya, maka di dalamnya ada pertanggungjawaban (accountability). Akuntabilitas pendidikan berkaitan dengan pertanggungjawaban
mengenai basil (kognitif, afektif, dan kesungguhan dalam pembelajaran) yang ada
di sekolah, oleh kepala sekolah, guru dan yang lainnya. Sekolah
mempertanggungjawabkan pencapaian tujuan dan standar bagi pencapaian tujuan dan
pengukuran usaha dari kelompok oleh yang berwenang. Suatu sekolah yang melaksanakan
akuntabilitas, yaitu: kepala sekolah, administrator, dan guru-guru.
Akuntabilitas ini terkait dengan akuntabilitas kinerja pelajar oleh guru, dan
kinerja sekolah terkait dengan manajemen sekolah secara keselumhan oleh kepala
sekolah.