Refleksi untuk Meraih Mutu Sekolah



Setiap bangsa hidup dan maju karena pilar kebudayaannya kukuh. Pendidikan merupakan jantung kebudayaan. Hidup matinya kebudayaan suatu bangsa terganmng pada kuat tidaknya denyut jantung kebudayaan yang terletak pada denyut pendidikan. Sejak masa lalu, masa kini, dan perspektif masa depan, pendidikan menjadi sesuatu yang berharga. Belajar harus di sekolah karena banyak harta karun di dalamnya yang harus digali. Tidak ada bangsa yang ingin hilang dari muka bumi Mi. Sama halnya tidak ada masyarakat yang ingin kehilangan eksistensi. Bahkan tak ada orang tua yang mau kehilangan generasi. Pastilah tidak ada orang yang mau kehilangan jati diri. Keluarga, sekolah, dan masyarakat mempakan .tiga serangkai basis dari denyut jantung kebudayaan itu.
Sungguh masih perlu kita renungkan. Sekolah merupakan sam pilar utama dari gerakan mencerdaskan bangsa. Menanamkan nilai-nilai ada di dalamnya. Mengalihkan kebudayaan pastilah menjadi isi kegiatannya. Semua personel sekolah perlu pencerahan pemikiran dan pengetahuan. Sekolah bukan hidup dalam situasi yang statis. Pembahan mengalir sebagai kepastian, meskipun dalam kepastian banyak ketidakpastian yang sukar diprediksi. Kepala sekolah, guru, orang ma, dan semua komponen masyarakat boleh jadi tak menginginkan sekolah gagal menjalankan fungsinya. Anak-anak tak bermutu keluar dari dalam sekolah. Jika itu yang terjadi, putuslah harapan orang tua beserta anaknya.
Kini kita tengah memasuki era otonomi daerah yang diikuti bidang pendidikan. Sebuah momentum yang menawarkan peluang baru di sini dan saat Mi. Kesempatan untuk kreatif dan mandiri bagi kepala sekolah ada di dalanmya. Di samping itu juga ada tantangan dan hambatan. Tantangannya pada kemampuan dan kesiapan kepala sekolah dan guru-guru untuk pemberdayaan sekolah. Hambatannya mungkin saja dari dalam sekolah, seperti disiplin yang rendah, motivasi berprestasi rendah, dan ada pula dari lingkungan luar sekolah seperti dukungan masyarakat rendah.
Otonomi pendidikan memberikan kewenangan kepada pengelola pendidikan untuk mengelola sekolah sesuai kemampuan sumber daya yang ada secara lebih mandiri. Di era globalisasi N ini, manajemen sekolah tidak boleh dilakukan asal jadi. Kompetisi antara satu daerah dan daerah lain dan antarsekolah sangat ketat. Apalagi bagi sekolah swasta. Kompetisi mutu akan menjadi garis demarkasi antara hidup dan mati.
Reformasi adalah lan h bijak. Pentingnya mutu merupakan salah satu alasan untuk perbaikan sekolah secara berkelanjutan.Tidak ada jalan lain kecuali pengelola sekolah mau merenungkan. Ke mana sekolah akan dibawa? Pertanyaan ini menyangkut visi, misi, tujuan, dan strategi. Apa yang harus disiapkan untuk maju oleh para kepala sekolahnya? Siapa yang harus dilibatkan dalam memberdayakan sekolah. Manajemen yang bagaimana harus diterapkan untuk mendukung kemajuan yang diharapkan? Apa saja harapan orang tua, pelajar, dan masyarakat dan mutu sekolah ?
Memenangkan kompetisi memerlukan strategi. Kepala sekolah harus memiliki jums ampuh manajernen sekolahnya. Menerapkan manajemen mutu pendidikan di sekolah adalah salah satu filosofi. Di dalamnya ada strategi, metode, dan alat untuk maju. Pelanggan dilayani secara prima. Program perbaikan mutu diluncurkan bersamaan. Pengelolaan dilakukan dengan benar. Komitmen diperkuat, budaya organisasi dikembangkan. Staf diberdayakan, siswa diarahkan. Pembelajaran diefektifkan, alat disiapkan. Manajemen mum siap diluncurkan untuk mengejar mutu yang diharapkan.
Pelaksanaan TQM pendidikan diperlukan terlebih dahulu bagi perubahan organisasi. Perubahan organisasi sekolah mungkin akan terjadi. Ada prosesnya melalui dari atas ke bawah (topdown). Dimulai dengan keputusan manajemen puncak. Proses seperti ini akan cepat dan efektif, namun perlu komitmen bawahan. Ada pula perubahan yang diajukan dari bawah ke atas (bottom up). Itu bisa pula dimulai pada suatu sekolah sebagai organisasi. Hal ini esensial bagi inovasi organisasi dan adaptasi terhadap pelaksanaan manajemen dan teknologi. Ada kekuatan untuk keberhasilan organisasi. Proses dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas kapan saja mungkin terjadi.
Sekolah efektif memerlukan tindakan perubahan. Sekolah efektif menjadi model yang diharapkan. Di dalamnya harus tercipta kepemimpinan efektif oleh kepala sekolah. Mengajar efektif oleh guru, belajar efektif oleh murid, dan manajemen efektif oleh kepala sekolah. Manajemen efektif tentang perubahan adalah suatu peningkatan. Tanggung jawab manajer harus didasarkan atas kejelasan pandangan. Dukungan kinerja guru dan personel diperlukan sekali. Dukungan masyarakat menjadi dambaan.
Adakah mutu yang baik tanpa perubahan? Perubahan manajemen adalah langkah awal meraih mutu. Manajemen mutu terpadu merupakan strategi pengelolaan mutu. Pilarnya terletak pada kepuasan pelanggan, perbaikan berkelanjutan, pengelolaan dengan fakta (data), dan menghargai sumber daya manusia. S.emua personel bergerak memenuhi harapan pelanggan. Pro-gram yang dilakukan secara bertahap dan terus-menerus untu mencapai perbaikan mutu. Relevansi program mutu mengakar pada pembelajaran. Dukungan alat-alat harus disiapkan oleh guru. Manajemen mutu terpadu pendidikan dapat menjadi kenyataan. Menempatkan sekolah sebagai pemenuhan mutu jasa pelayanan pendidikan dan mutu lulusan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Ada langkah yang harus disiapkan untuk meraih mutu dalam pendidikan, yang dimulai dari proses persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan. Mutu terletak pada produk (lulusan) dan pelayanan jasa pendidikan. Pelanggan interusal dan pelanggan eksterusal siap menantikan. Kepuasan pelanggan menjadi tumpuan pimpinan. Tanggung jawab dibagi kepada guru dan pegawai. Guru mengajar demi meraih harapan pelanggan. Hilangkan putus sekolah, tidak lulus, dan tinggal kelas. Siapkan anak memasuki sekolah bermutu. Bantulah anak menyiapkan diri menjadi manusia berguna. Ini suatu tindakan yang bijak. Sebaliknya, bukan membiarkan mereka tumbuh serampangan meskipun berada dalam payung sekolah. Tanpa arah dan pegangan nilai, maka hal ini adalah suatu kekejaman.
Kepemimpinan pendidikan mempakan aspek penting dalam menerapkan manajemen mutu pendidikan. Kepala sekolah menjadi pemeran utama di dalamnya. Guru dan pegawai men-dukung tugasnya. Visi, integritas, dan kemampuan menjadi syaratnya. Kepemimpinan menentukan dalam menjawab peluang pembahan kultur mutu pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu, komitmen manajemen puncak terhadap perbaikan mutu harus menjadi pilar utama.
Dukungan sumber daya dapat digerakkan untuk meraih mutu pendidikan yang diinginkan. Transformasi visi, misi, dan tujuan organisasi sangat penting bagi strategi manajemen. Kepemimpinan pendidikan untuk mendorong keterlibatan tim mutu dalam mengubah kultur, sehingga mutu jasa pendidikan yang terlihat pada mum lulusan dan layanan lainnya dapat dirasakan pelanggan pendidikan.
Untuk menerapkan manajemen mum dalam pendidikan diperlukan sejumlah alat dan teknik yang dapat dipilih sesuai dengan permasalahan pendidikan yang dihadapi. Sebab untuk meraih mum penggunaan alat dan teknik dalam mencari akar persoalan mutu harus digunakan tim mum dan gugus kendali, seperti KKG, MGMP, dan lainnya. Manajemen puncak, menteri pendidikan, dirjen, rektorat, maupun kepala sekolah, adalah orang bijak yang memberdayakan. Itulah harapan pelanggan pendidikan.
Perhatikan tantangan krusial, baik tantangan interusal maupun eksterusal yang dihadapi lembaga pendidikan (perguruan tinggi dan sekolah-sekolah). Setiap manajer pendidikan perlu mengupayakannya, mempelajarinya, dan menerapkan manajemen mum terpadu bagi mum jasa pendidikan. Di situlah kebudayaan akan maju dan mengisi gerak napas kehidupan bangsa. Masa depan menjadi harapan. Sekolah akan maju bersama masyarakatnya. Bingkai mum ada pada manajemen sekolahnya. Mulailah dengan komitmen bersama untuk membuat perubahan dalam meraih mutu. Sekolah bermutu menjadi idaman, dan pastilah SDM bermutu memenangkan persaingan. Mulailah dah sumber daya yang ada. Kita melangkah maju untuk meraih mutu pendidikan di masa depan.

Subscribe to receive free email updates: