Manusia adalah makluk paling cerdas di planet ini, ngak tahu deh kalau planet yang lain. Namun, kalau soal kemampuan indra penciuman dan pendengaran. Maka, hewanlah yang lebih unggul daripada kita. Kita akan berbicara mengenai jangkauan pendengaran manusia. Jangkauan pendengaran manusia adalah satu set frekuensi yang terdengar oleh telinga manusia. Yuk, Mari kita memahami kerja telinga manusia terhadap persepsi suara.
Telinga manusia adalah organ kompleks yang terdiri atas tulang kecil dan tulang rawan. Gelombang suara datang melalui telinga luar dan melewati saluran telinga dan sampai ke gendang telinga (membran timpani). Hal ini membuat membran mengalami osilasi(goyangan), menyebabkan kompresi alternatif dan penghalusan. Gerakan ini juga mengerakkan tulang telinga lainnya. Frekuensi diukur dalam hal osilasi dari tulang-tulang ini, per detik. Satuan frekuensi adalah hertz. Biasanya, 1 Hz = 1 siklus / detik.
Dalam kondisi yang normal, rata-rata telinga manusia dapat mengidentifikasi dan membedakan gelombang suara di kisaran 20 Hz sampai 20 kHz (20.000 Hz). Namun, seiring pertambahan usia, kemampuan pendengaran pada frekuensi yang lebih tinggi mulai berkurang. Berbeda dengan bayi, bayi memiliki kapasitas pendengaran maksimum dan semakin berkurang pada umur 8 tahun.
Pengujian di laboratorium, jangkauan pendengaran manusia diukur dengan audiometer yang memancarkan gelombang suara dari berbagai frekuensi dan headphone dikalibrasi. Dalam kondisi ideal seperti itu, telinga manusia dapat mendegar suara dalam frekuensi antara 12 Hz sampai 20 kHz.
Bagaimana dengan jangkauan pendengaran antara pria dan wanita? Ada perbedaan yang signifikan antara jangkauan pendengaran pria dan wanita. Ditemukan fakta, bahwa perempuan lebih sensitif terhadap rentang frekuensi yang lebih tinggi daripada pria, begitu juga halnya dengan frekuensi yang lebih rendah kurang lebih sama pada pria dan wanita.
Meskipun, skala frekuensi adalah skala yang paling umum yang digunakan untuk mengukur kemampuan pendengaran manusia, tetapi tidak jarang juga digunakan satuan pascal (Pa) atau desibel (dB). Namun, skala pascal sangat rumit. Hal ini dinyatakan dalam uPa, di mana 1 uPa menunjukkan jarak yang ditempuh oleh gelombang suara selama osilasi, yang setara dengan sepersepuluh dari diameter atom hidrogen. Gelombang suara di telinga manusia bergerak dengan jarak lebih jauh dari itu, sehingga membuatnya sulit untuk diukur dalam skala uPa. Suara paling lembut yang bisa didengar oleh telinga manusia adalah sekitar 20 uPa. Skala desibel lebih sederhana karena merupakan skala logaritmik, yang secara langsung menerjemahkan skala uPa. Dimana 0 dB = 20 uPa. Dengan demikian, 20 juta uPa = 120 dB. Dengan demikian, rentang pendengaran manusia dalam dB adalah 0 dB sampai 120 dB.
Jangkauan pendengaran manusia secara luas bervariasi antara satu orang dengan lainnya. Jadi, untuk mendeteksi gangguan pendengaran, lebih baik mengukur jangkauan pendengaran seseorang dengan menggunakan skala yang direferensikan daripada menggunakan skala standar normal. Tes dapat dilakukan dengan menggunakan alat diagnostik pendengaran yang canggih, yang secara akurat dapat mendeteksi dan mendiagnosa penyebab gangguan pendengaran.