Arsitektur Software Agent

Arsitektur Software Agent

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang arsitektur umum yang terdapat pada software agent. Bagaimanapun juga, karena banyak sekali peneliti yang mengemukakan arsitektur untuk masing-masing agent yang mereka kembangkan, kami tidak bisa menjelaskan seluruh arsitektur yang ada di dunia. Tetapi kita coba dengan mencoba menjelaskan arsitektur software agent secara fundamental dan umum.

Software agent dalam konsepsi black-box bisa divisualisasikan sebagai berikut. Pertama agent mendapatkan input atau perceptionterhadap suatu masalah, kemudian bagian intelligent processing mengolah input tersebut sehingga bisa menghasilkan output berupa action (Gambar).

Software Agent Secara Black-Box

Gambar Software AgentSecara Black-Box


Dalam konsepsi black-box, arsitektur software agent bisa diterima oleh semua peneliti, karena arsitektur tersebut bersifat sangat umum dan memungkinkan mencakup semua jenis software agent

Tahap berikutnya adalah, berdasar pada konsep black-box ini kita harus memikirkan proses kerja apa saja yang harus kita masukkan ke dalam intelligent processing. Brenner [Brenner et al., 1998] mengemukakan satu model intelligent processing untuk software agent yang berisi: interaction, information fusion, information processing dan action (Gambar).


Proses Kerja Software Agent


Gambar Proses Kerja Software Agent




Software agent memiliki module interaksi (interaction module) yang berguna untuk melakukan komunikasi (communication), koordinasi (coordination) dan kooperasi (cooperation) dengan lingkungannya. 

Lingkungan (environment) dari agent bisa berwujud agent lain, user atau pengguna, ataupun berupa sumber-sumber informasi (information sources). Agentmenggunakan module interaksi untuk mendapatkan informasi dari lingkungan dan juga untuk melakukan aksi. Oleh karena itu module interaksi disediakan dalam level input (perception) dan output (action) (Gambar ).

Informasi-informasi yang didapat dari proses interaksi dikumpulkan dalam suatu tahapan klasifikasi (ontology) yang tepat dalam knowledge-base. Misalnya informasi hasil interaksi dengan agent lain, tentu mempunyai karakteristik dan format yang lain dengan informasi yang didapat dari user (pengguna). Disinilah perlu dikembangkan strategi dan ontologi yang tepat untuk menyusun informasi yang masuk. Tahapan ini disebut dengan information fusion (Gambar ).

Kemudian tahapan berikutnya adalah tahapan  pengolahan informasi (information processing). Seperti dijelaskan sebelumnya, agent mempunyai tujuan (goal) berhubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Tujuan pengolahan informasi disini adalah untuk membuat interpretasi terhadap informasi yang ada supaya dengan itu agent bisa berorientasi ke tujuan (goal-oriented) yang dibebankan kepadanya. Meskipun tentu saja untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, harus melewati tahapan-tahapan proses seperti planning, scedulling, dsb.

Tahapan berikutnya adalah melakukan aksi (action) berdasarkan kepada tujuan (goal), planning, dan scedulling yang ada pada agent. Seperti sudah dijelaskan diatas, agent melakukan aksi dalam lingkungannya, sehingga bagaimanapun juga dia harus tetap memanfaatkan module interaksi (interaction module) dalam aksinya.

Beberapa konsep arsitektur lain yang lebih mewakili karakteristik software agent diungkapkan oleh beberapa peneliti. Misalnya seperti kita ketahui bersama bahwa Rao [Rao et al., 1990] menyajikan konsep struktur BDI (Beliefs Desires Intention) agent, yang memiliki elemen-elemen seperti tampak pada gambar.

Struktur BDI Agent


Gambar Struktur BDI Agent





Berdasar pada konsep dan struktur ini, dikembangakn arsitektur untuk BDI dan deliberative agent (Gambar ).




Arsitektur BDI dan Deliberative Agent


Gambar Arsitektur BDI dan Deliberative Agent





Kemudian Brooks [Brooks, 1991] mengembangkan arsitektur untuk reactive agent, yang pada hakekatnya bisa divisualisasikan seperti Gambar .

Arsitektur Reactive Agent

Gambar  Arsitektur Reactive Agent

Subscribe to receive free email updates: